Hitstat

14 May 2016

1 Petrus - Minggu 10 Sabtu



Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 2:13-20
Doa baca: 1 Ptr. 2:19
Sebab adalah anugerah jika seseorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.


Kita tidak seharusnya menggunakan kebebasan sebagai alasan untuk melakukan kejahatan (ay. 16). Kita tidak seharusnya berkata, "Bukankah kita bebas? Kita tidak berada di bawah ikatan hukum Taurat; kita berada di bawah anugerah. Ini berarti kita bebas." Ya, kita bebas, tetapi kita seharusnya tidak menggunakan kebebasan kita sebagai suatu alasan untuk berlaku dengan cara yang ceroboh. Sebaliknya, kita harus menggunakan kebebasan sebagai budak Allah. Perkataan Petrus di sini sama dengan perkataan Paulus dalam Surat-surat Kirimannya. Meskipun kita bebas dari hukum Musa, kita masih berada di bawah hukum Kristus. Sebagai orang-orang yang berada di bawah hukum Kristus, kita seharusnya menjadi budak Allah. Di satu pihak, kita bebas; di pihak lain, kita adalah budak Allah di bawah pengendalian-Nya.

Ayat 17 mengatakan, "Hormatilah semua orang. Kasihilah saudara-saudara (Tl.). Takutlah kepada Allah, hormatilah raja!" Saudara-saudara berarti kelompok atau kumpulan saudara, keluarga saudara-saudara, saudara-saudara dalam perasaan kasih persaudaraan. Suatu kumpulan adalah suatu totalitas. Dengan menggunakan kata "saudara-saudara" ini Petrus menunjukkan bahwa kita tidak seharusnya hanya mengasihi saudara secara terpisah, satu demi satu, atau secara perorangan. Sebaliknya, kita harus mengasihi seluruh saudara. Ini berarti kita harus mengasihi keluarga universal yang tersusun dari saudara-saudara.

Sebagai kaum beriman dalam Kristus, kita tidak hanya merupakan suatu masyarakat, tetapi juga sebuah keluarga. Sebuah keluarga jauh lebih akrab daripada sebuah masyarakat. Karena kita berada dalam sebuah keluarga, kita menyebut yang lain sebagai saudara. Jika kita bukan dari keluarga yang sama, bagaimana kita dapat menjadi saudara satu sama lain? Apa pun warna kulit kita -- hitam, putih, kuning, coklat, atau merah -- kita semua adalah saudara-saudara dalam keluarga Allah. Haleluya bagi keluarga yang tersebar di seluruh dunia, keluarga yang universal ini! Keluarga ini sudah ada selama hampir dua ribu tahun. Kata saudara-saudara dalam ayat 17 mengacu kepada keluarga ini.

Dalam ayat 18 Petrus mendorong pelayan rumah tangga untuk tunduk kepada tuan mereka dengan penuh ketakutan. Ini adalah rasa takut yang kudus, sebagaimana disebutkan dalam Filipi 2:12. Ini adalah peringatan yang sehat dan serius bagi kita untuk berperilaku dengan kudus. Rasa takut yang sedemikian ini disebutkan beberapa kali dalam kitab ini karena pengajarannya menyinggung pemerintahan Allah.

Dalam ayat 19-20 Petrus mengatakan bahwa jika karena sadar akan kehendak Allah, kita bersedia menanggung kesengsaraan dan menderita dengan tidak adil, yaitu menderita perlakuan yang tidak adil, ini adalah anugerah. Anugerah sesungguhnya adalah Allah Tritunggal menjadi hayat kita bagi pengalaman dan kenikmatan kita. Anugerah adalah dorongan hayat ilahi dalam kita dan ekspresinya dalam kehidupan kita. Karena itu, semua perilaku kita menjadi indah dan berkenan di pandangan manusia dan Allah. Menurut konteksnya, penderitaan yang tidak adil yang dibicarakan dalam ayat 19 seharusnya berupa perlakuan tidak wajar yang dilakukan oleh tuan yang tidak beriman. Tuan-tuan ini menentang dan menganiaya hamba-hamba mereka yang beriman karena kesaksian kristiani mereka (1 Ptr. 3:14-18; 4:12-16).

Jika kita tidak mengenal bahwa hayat ilahi di dalam kita menjadi anugerah, menggarapkan apa adanya Allah, dan jika kita tidak memiliki pengalaman atas anugerah ini, kita tidak akan mampu mengerti apa yang Petrus maksudkan dalam ayat-ayat ini, sekalipun kita membacanya berkali-kali. Untuk mengerti tulisan Petrus di sini, kita perlu memiliki pengenalan yang cukup dan pemahaman yang tepat terhadap fakta-fakta ilahi. Selain itu, kita perlu memiliki pengalaman yang memadai terhadap fakta-fakta ini. Hanya dengan demikian kita akan mampu mengerti apa yang Petrus katakan, dan memperoleh rawatan darinya.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 1, Berita 19

No comments: