Hitstat

18 May 2016

1 Petrus - Minggu 11 Rabu



Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 2:21
Doa baca: 1 Ptr. 2:21
Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.


Ayat 21 dengan jelas mengatakan bahwa kita telah dipanggil untuk menderita secara tidak adil, karena Kristus telah menderita untuk kita dan meninggalkan teladan untuk kita; agar kita akan mengikuti jejak-Nya. Secara harfiah, kata Yunani untuk “teladan” di sini berarti salinan tulisan, tindasan yang dipakai oleh pelajar untuk menelusuri surat atau huruf dan belajar menuliskannya. Pada zaman kuno, guru-guru menuliskan huruf-huruf pada bahan tulisan tertentu, kemudian hasil tulisan itu dijadikan master salinan. Lembar bahan untuk menulis yang lain diletakkan di atas master salinan. Kemudian murid-murid akan belajar menulis dengan menelusuri huruf-huruf dari master salinan ke atas salinan mereka. Tuhan Yesus telah membentangkan kehidupan-Nya yang menderita di depan kita, sehingga kita dapat menyalinnya dengan menelusuri dan mengikuti jejak-Nya. Ini tidak ditujukan kepada sekadar meniru Dia dan kehidupan-Nya melainkan ditujukan kepada perlunya kita menikmati Dia sebagai anugerah dalam penderitaan kita, agar Dia sebagai Roh yang berhuni, dengan segala kekayaan hayat-Nya mengembangbiakkan (mereproduksikan) diri-Nya sendiri di dalam kita. Kita menjadi reproduksi naskah tulisan yang asli, bukan sekadar tiruan Dia yang dihasilkan dengan mengambil Dia sebagai teladan luaran kita.

Pembuatan fotokopi dapat digunakan untuk mengilustrasikan apa yang Petrus maksudkan dengan Kristus menjadi teladan bagi kita. Kehidupan Kristus yang diwahyukan dalam keempat Injil adalah master salinan yang digunakan dalam fotokopi rohani. Untuk fotokopi, pertama-tama kita harus memiliki salinan. Salinan fotokopi dari yang asli ini adalah suatu reproduksi, bukan suatu tiruan. Kita tahu dari pengalaman bahwa mencoba meniru Kristus tidak akan berhasil. Kita tidak akan mampu meniru Dia. Yang kita perlukan bukanlah peniruan tetapi reproduksi. Peniruan jauh berbeda dengan reproduksi.

Saya telah mendengar suatu penjelasan bagaimana proses fotokopi terjadi. Pertama perlu suatu terang yang memadai untuk menyinari lembar yang asli. Kemudian perlu tinta khusus. Di samping itu, perlu suatu pemanas dan kertas di atasnya untuk membuat salinan. Kertas ini, tentunya harus bersih. Kemudian kertas bersih ini disinari di bawah lembar yang asli. Melalui terang, pemanas, dan tinta yang tepat, apa pun gambar aslinya, akan direproduksi kepada kertas itu. Hasilnya adalah reproduksi, bukan tiruan. Dalam proses fotokopi rohani, Roh Kristus adalah terang, dan kekayaan hayat ilahi adalah substansi tinta. Kita adalah kertas yang di atasnya reproduksi dari yang asli akan dibuat. Kertas ini harus diletakkan di bawah terang Roh Kudus, dan harus melalui substansi tinta supaya memiliki salinan yang asli -- Kristus itu sendiri -- direproduksi ke atasnya. Melalui proses ini akhirnya menjadi suatu reproduksi dari yang asli, reproduksi Kristus.

Untuk menjadi fotokopi Kristus sangat berbeda dengan mencoba meniru Dia. Sebagai ilustrasi, seseorang mungkin memberi contoh kepada seekor monyet untuk berdiri tegak, dan monyet itu berdiri, meniru orang itu. Kemudian orang itu berjalan, dan monyet itu meniru dia berjalan dengan kedua kakinya. Orang itu mengayunkan tangan, demikian juga dengan monyet itu. Tetapi setelah peniruan itu selesai, orang itu pergi, dan monyet itu kembali berjalan dengan keempat kakinya. Pernah sekali saya melihat seekor monyet yang dilatih untuk duduk di kursi dan makan dengan menggunakan pisau dan garpu. Namun, setelah pertunjukkan selesai, monyet itu melempar pisau dan garpu itu dan kembali kepada kebiasaannya yang semula.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 1, Berita 20

No comments: