Hitstat

26 May 2016

1 Petrus - Minggu 12 Kamis



Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 3:7
Doa Baca: 1 Ptr. 3:7
Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan istrimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari anugerah, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.


Ayat 7 mengatakan, "Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan istrimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari anugerah, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang." Perkataan Petrus kepada suami-suami sangat berbeda dengan perkataan Paulus dalam Efesus 5 dan Kolose 3. Petrus memakai frase "Demikian juga", sebuah frase yang telah menyulitkan saya. Frase ini nampaknya menunjukkan bahwa sebagaimana hamba-hamba tunduk kepada tuan-tuan mereka, dan istri-istri tunduk kepada suami-suami mereka, demikian juga suami-suami harus tunduk kepada istri-istri mereka. Saya yakin bahwa maksud Petrus dalam frase ini tidak berarti hanya istri-istri yang tunduk kepada suami-suami mereka, tetapi juga suami-suami kepada istri-istri mereka. (Nanti akan kita lihat bahwa perkataan Petrus tentang suami-suami menghormati istri-istri mereka menyiratkan sikap tunduk kepada mereka).

Beberapa orang mungkin mengira bahwa mengatakan suami-suami tunduk kepada istri-istri mereka bertentangan dengan perkataan bahwa istri-istri harus tunduk kepada suami-suami mereka. Sebenarnya, seperti yang akan kita lihat, ini sama sekali tidak bertentangan, ini adalah keseimbangan. Baik Petrus maupun Paulus tidak menjelaskan bahwa suami-suami harus tunduk kepada istri-istri mereka. Tetapi Petrus mengatakan bahwa suami-suami harus menghormati istri-istri mereka, dan Paulus mengatakan bahwa suami-suami harus mengasihi istri-istri mereka. Dalam Efesus 5:21 Paulus berkata, "Dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus." Ini nampaknya menunjukkan bahwa suami dan istri haruslah saling merendahkan diri.

Apa yang dikatakan Petrus dalam ayat 7 adalah keseimbangan untuk apa yang dia katakan dalam enam ayat sebelumnya. Berkenaan dengan kehidupan pernikahan, sangat kasihan bila hanya memiliki ayat 1-6 tanpa ayat 7. Hal itu dapat menyebabkan beberapa orang mengira bahwa wanita harus menjadi budak pria. Tetapi jika kita membaca Kitab Kejadian, kita akan nampak bahwa Abraham sangat menghargai istrinya, Sara. Menurut 1 Petrus 3:6 Sara memanggil Abraham tuan. Akan tetapi, dia tidak mengatakannya secara langsung kepadanya. Perkataan ini diucapkan di depan Tuhan. Kejadian 18:12 mengatakan, "Jadi tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: 'Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua?'" Perkataan ini tidak dikatakan langsung kepada Abraham. Tidak ada catatan dalam Kitab Kejadian bahwa Sara selalu menyebut Abraham tuan secara langsung.

Beberapa pembaca kitab ini mungkin mengira bahwa dalam 3:1-7 kita memiliki dua perbedaan yang besar. Mereka mungkin mengira bahwa perbedaan yang pertama adalah perkataan Petrus tentang istri-istri tunduk kepada suami mereka, dan kedua, petunjuk bahwa demikian juga, suami-suami harus tunduk kepada istri mereka. Sebenarnya, apa yang kita miliki di sini adalah sebuah perkataan keseimbangan. Jika kehidupan pernikahan kita seimbang, kita perlu mempunyai dua kutub, atau mungkin Anda lebih senang mengatakannya sebagai dua ekstrem. Satu kutub adalah ketundukan istri kepada suami dan kutub yang lain adalah ketundukan suami kepada istri. Jika kita memiliki dua kutub ini dalam kehidupan pernikahan kita, kita akan seimbang dan kehidupan pernikahan kita akan tinggal dalam keadaan "daerah yang beriklim sedang". Saya senang tinggal di tempat yang beriklim sedang, tidak terlalu panas atau terlalu dingin. "Iklim" kehidupan pernikahan kita juga harus sedang, cukup. Untuk memiliki iklim yang sedemikian, kita perlu dua kutub yang ditunjukkan dengan jelas dalam 3:1 dan tersirat dalam 3:7.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 1, Berita 23

No comments: