Hitstat

02 July 2016

1 Petrus - Minggu 17 Sabtu



Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 5:8-9
Doa Baca: 1 Ptr. 5:8
Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.


Sadar dalam ayat 8 adalah berpikiran jernih, waspada, dan bisa mengendalikan pikiran, supaya kita memahami tujuan Allah mendisiplin kita dan juga mengetahui siasat musuh yang ingin menghancurkan kita, khususnya seperti yang diwahyukan dalam pasal ini.

Jika kita tidak melemparkan segala kekhawatiran kepada Tuhan, kita sulit menjadi sadar. Banyak orang saleh menjadi bodoh karena kekhawatiran. Jika kita tidak melemparkan kekhawatiran, pikiran kita tidak dapat sadar. Jika kita tidak sadar, maka akan jatuh di bawah awan kacau balau dan tebal, kehilangan arah. Jika pikiran kita terganggu oleh kekhawatiran, kita tidak dapat sadar, pikiran tidak jernih, bahkan kalut, campur aduk. Jika pikiran kita jatuh dalam keadaan demikian, sangat sulit bagi kita untuk mendengarkan Tuhan berbicara. Kekhawatiran juga mungkin membuat kita berbicara sembarangan, ngawur. Karena itu, kalau kita mau sadar, kita harus melemparkan kekhawatiran kita kepada Tuhan.

Menurut perkataan Petrus dalam 5:8, kita juga harus berjaga-jaga. Berjaga-jaga adalah bersikap seperti dalam peperangan, seperti tentara di garis depan. Kekhawatiran adalah musuh yang licik, seringkali kekhawatiran adalah jelmaan Iblis. Kita harus berjaga-jaga, tidak membiarkan kekhawatiran menjajah kita. Pasukan yang menjaga keamanan negara perlu setiap saat berjaga-jaga. Orang-orang yang mempertahankan keamanan negara setiap saat harus berjaga-jaga, jangan sampai dijajah musuh. Ketika Petrus menasihati kita harus sadar, berjaga-jaga, inilah konsepsi yang ada padanya.

Kita harus berjaga-jaga, karena lawan kita, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. "Lawan" dalam bahasa aslinya berarti penuntut (dalam pengadilan). Di sini mengacu kepada Iblis, pendakwa kita (Why. 12:9-10). Kata "Iblis" dalam bahasa aslinya, "diabolos" berarti pendakwa, pemfitnah. Satan, Iblis, mendakwa kita di hadapan Allah dan memfitnah kita di hadapan manusia.

Iblis, lawan dalam ayat 8, berkaitan dengan kekhawatiran dalam ayat 7. Jika kita menerima kekhawatiran, kita juga akan membuka diri kepada lawan kita, Iblis. Bahkan mungkin dapat kita katakan, kekhawatiran dalam ayat 7 adalah lawan dalam ayat 8.  Dilihat dari konteksnya, kekhawatiran sebenarnya adalah Iblis. Iblis menyerang kita dengan memakai jubah kekhawatiran. Ia berpura-pura menjadi kekhawatiran. Karena itu, kita perlu berjaga-jaga, waspada.

Dalam ayat 8 Petrus berkata, "Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." "Mengaum-aum" menyatakan melolong dalam kelaparan. "Berjalan keliling" menunjukkan kegiatan Iblis yang terus-menerus dan agresif mencari mangsa. Ada satu peribahasa yang mengatakan bahwa Iblis tidak pernah tidur, ia selalu sibuk dan agresif, mencari orang yang dapat ditelan.

Di sini Petrus mengingatkan kaum beriman yang menderita dalam penganiayaan, jika mereka tidak mau merendahkan diri di bawah tangan Allah yang kuat (ayat 6) dan menyerahkan kekhawatiran mereka kepada Allah (ayat 7), mereka akan ditelan oleh singa yang mengaum-aum, Iblis, musuh mereka. Ini mengajar kita bahwa kesombongan dan kekhawatiran membuat kita menjadi mangsa yang lezat bagi pemuasan rasa lapar singa yang mengaum-aum. Dalam hal ini, tentu Petrus tidak dapat melupakan peringatan Tuhan mengenai keinginan Iblis (Luk. 22:31).


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 2, Berita 33

No comments: