Hitstat

11 July 2016

2 Petrus - Minggu 2 Senin



Pembacaan Alkitab: Ibr. 11:1
Doa baca: Ibr. 11:1
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang diharapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak dilihat.


Iman adalah substansiasi (perwujudan) terhadap substansi kebenaran (Ibr. 11:1), yaitu realitas isi ekonomi Perjanjian Baru Allah. Isi ekonomi Perjanjian Baru Allah tersusun dari "segala sesuatu yang berhubungan dengan hayat dan ibadah" (2 Ptr. 1:3), yaitu Allah Tritunggal yang menyalurkan diri-Nya sendiri ke dalam kita, menjadi hayat kita di dalam dan ibadah kita di luar. Iman yang sama berharganya yang Allah salurkan kepada kita melalui firman ekonomi Perjanjian Baru Allah dan Roh itu, bereaksi terhadap realitas isi ekonomi Perjanjian Baru Allah yang demikian dan membawa kita masuk ke dalam realitas ini, agar substansinya menjadi unsur kehidupan dan pengalaman kristiani kita. Iman sedemikian ini dibagikan kepada semua orang beriman dalam Kristus sebagai bagian mereka, dan sama berharganya bagi semua orang yang menerimanya. Sebagai bagian sedemikian dari Allah, iman ini objektif bagi kita dalam kebenaran ilahi. Tetapi iman ini membawa seluruh isi dari apa yang telah direalitaskan ke dalam kita, dengan demikian semua itu bersama iman itu menjadi subjektif bagi kita dalam pengalaman.

Banyak di antara kita yang sangat kenal dengan istilah "ekonomi Allah". Ekonomi Allah, rencana Allah, adalah menyalurkan diri-Nya sendiri ke dalam kita. Karena itu, ekonomi Perjanjian Baru Allah tidak lain adalah bagi penyaluran Allah. Ekonomi ini mempunyai isi, isi ini mempunyai realitas, dan realitas ini adalah kebenaran yang diwahyukan dalam Alkitab. Alkitab bukan hanya sebuah kitab doktrin, tetapi adalah wahyu kebenaran, yaitu realitas isi ekonomi Allah. Realitas ini mempunyai substansi. Hanya iman yang dapat mewujudkan substansi ini. Sebab itu, sekali lagi kita nampak bahwa iman adalah substansiasi (perwujudan) dari realitas ekonomi Perjanjian Baru.

Isi ekonomi Perjanjian Baru Allah tersusun dari "segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang ibadah" (1:3). Kita telah nampak bahwa sesungguhnya ini adalah Allah Tritunggal menyalurkan diri-Nya sendiri ke dalam kita sebagai hayat di dalam kita dan ibadah di luar kita. Dalam Pelajaran-hayat 1 Timotius, dijelaskan bahwa iman (kepercayaan) adalah isi Injil yang lengkap menurut ekonomi Perjanjian Baru Allah. Kepercayaan ini bersifat objektif, sebagaimana disebutkan dalam 1 Timotius 1:4, 19; 2:7; 3:9, 13; 4:1, 6; 5:8; 6:10, 12, 21; 2 Timotius 3:8; 4:7; dan Titus 1:1, 4, 13. Kebenaran adalah realitas isi kepercayaan, seperti disebutkan dalam 1 Timotius 2:4, 7; 3:15; 4:3; 6:5; 2 Timotius 2:15, 18, 25; 3:7, 8; 4:4; Titus 1:1, 14. Kesalehan (ibadah), adalah suatu kehidupan yang mengekspresikan Allah, seperti disebutkan dalam 1 Timotius 2:2, 10; 3:16; 4:7, 8; 5:4; 6:3, 5, 6, 11; 2 Timotius 3:5, 12; Titus 1:1; 2:12. Kepercayaan sama dengan isi ekonomi Allah, pemerintahan rumah tangga Allah, pengaturan Allah. Kebenaran adalah realitas, adalah isi dari kepercayaan menurut ekonomi Allah. Hayat kekal adalah sarana dan kekuatan untuk merampungkan realitas ilahi dari kepercayaan. Ibadah adalah kehidupan yang mengekspresikan realitas ilahi, ekspresi Allah dalam segala kekayaan-Nya. Iman (yang subjektif) adalah respon terhadap kebenaran kepercayaan (yang objektif), menerima dan berbagian dalam realitas ilahi.

Iman yang sama berharganya yang Allah bagikan kepada kita melalui firman ekonomi Perjanjian Baru Allah dan Roh itu, bereaksi terhadap realitas isi semacam ini dan mengantar kita ke dalam realitas ini. Iman ini membuat substansi ekonomi Allah menjadi unsur kehidupan dan pengalaman kristiani kita. Iman sedemikian ini dibagikan kepada semua orang beriman dalam Kristus sebagai bagian mereka. Iman ini objektif bagi kita dalam kebenaran ilahi, tetapi membawakan seluruh isi dari substansiasinya ke dalam kita. Substansiasi adalah iman, dan iman ini membawakan apa saja yang disubstansiasikannya ke dalam kita. Dengan demikian, iman menyebabkan segala sesuatu yang disubstansiasikannya menjadi subjektif bagi kita dalam pengalaman kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Petrus, Berita 2

No comments: