Hitstat

29 July 2016

2 Petrus - Minggu 4 Jumat



Pembacaan Alkitab: 2 Ptr. 1:6-7
Doa baca: 2 Ptr. 1:6
Dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan.


Penguasaan diri adalah mengendalikan dan membatasi diri atas nafsu, keinginan, dan kebiasaan. Ini perlu disuplai dan dikembangkan dalam pengetahuan kita. Kepada penguasaan diri kita, kita perlu mengembangkan ketekunan. Penguasaan diri berhubungan dengan diri sendiri, tetapi ketekunan berhubungan dengan orang lain dan situasi sekitar kita. Kepada diri sendiri kita harus mempunyai penguasaan diri, dan kepada situasi sekitar kita, tidak peduli apa pun itu, kita perlu ketekunan. Kita perlu sabar terhadap anggota-anggota keluarga kita, terhadap tetangga-tetangga kita, dan terhadap berbagai hal yang mengganggu kita.

Ibadah berarti sama seperti Allah, yaitu menjadi seperti Allah dan mengekspresikan Allah. Kehidupan orang Kristen haruslah kehidupan yang mengekspresikan Allah dan sama seperti Allah dalam segala hal. Ketika kita menguasai diri sendiri dan menyesuaikan diri dengan orang lain dan keadaan sekitar, kita juga perlu mengembangkan ibadah sehingga kita dapat seperti Allah dan mengekspresikan Dia.

Dalam ayat 7 Petrus selanjutnya berkata, "Dan kepada ibadah kasih terhadap saudara-saudara, dan kepada kasih terhadap saudara-saudara, kasih" (Tl.). Telah kita tunjukkan bahwa kepada ibadah, ekspresi Allah, kasih terhadap saudara-saudara yang adalah kasih persaudaraan, perlu disuplaikan. Kita juga telah melihat bahwa istilah Yunani untuk kata "kasih" dalam ayat 7 adalah agape, kata yang digunakan dalam Perjanjian Baru untuk kasih ilahi, yaitu apa adanya Allah dalam sifat-Nya (1 Yoh. 4:8, 16). Ini lebih agung daripada kasih persaudaraan dan lebih kuat dalam kemampuan dan lebih besar dalam kapasitasnya daripada kasih manusia.

Saudara dan saudari dalam hidup gereja mungkin saling mengasihi, tetapi kasih mereka mungkin agak dangkal. Dalam kasih mereka mungkin tidak ada suplai hayat dan tidak ada "antibiotik" untuk memberikan penyembuhan. Ini berarti kasih mereka tidak cukup di dalam agape. Tetapi di dalam kasih Petrus untuk saudara-saudara ada unsur yang lain, dan unsur ini adalah kasih ilahi, kasih yang menyuplai kita dengan hikmat untuk mengasihi saudara-saudara dengan cara yang tepat. Kadang-kadang kita mengasihi orang lain dengan bodoh, dalam cara yang dapat merusak mereka. Kita tidak mempunyai hikmat untuk mengasihi mereka dalam cara yang memungkinkan mereka menerima suplai hayat dan terawat. Kasih Allah tidak hanya merawat, tetapi juga mengandung antibiotik rohani yang memberikan penyembuhan dan mencegah penyakit. Jika kita mengasihi saudara-saudara dengan kasih ilahi, kita akan menginfuskan antibiotik semacam ini ke dalam mereka. Contohnya, Anda mungkin mengerti bahwa seorang saudara mempunyai satu kekurangan atau kelemahan. Anda tahu bahwa pengajaran atau koreksi tidak akan menolong saudara itu. Saudara itu perlu dikasihi dengan kasih yang agung. Jika Anda mengasihi dia dengan kasih semacam ini, dia akan menerima suplai hayat dan antibiotik yang dapat membunuh "kuman-kuman" di dalamnya. Dalam hidup gereja, kita perlu saling mengasihi dengan daya pembeda, tidak dengan bodoh. Kita perlu mengasihi saudara-saudara dengan tujuan yang tinggi untuk merawat mereka dan membantu mereka disembuhkan.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Petrus, Berita 7

No comments: