Hitstat

09 October 2019

Lukas - Minggu 35 Rabu


Pembacaan Alkitab: Im. 25:10-12; Mzm. 16:5
Doa baca: “Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan piala-ku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.” (Mzm. 16:5)


Yobel bagi Umat Allah


Dalam Perjanjian Lama, Allah menyelamatkan manusia dari akibat kejatuhannya. Ketika bangsa Israel berada di Mesir, mereka berada dalam belenggu—tidak ada perhentian, kepuasan, dan kenikmatan. Namun, Allah datang menyelamatkan mereka dari keadaan mereka yang jatuh melalui Paskah. Hari raya Paskah adalah waktu yang penuh perhentian bagi bangsa Israel, waktu umat Allah beristirahat dari pekerjaan mereka dan menikmati Alah sebagai kepuasan mereka.

Setelah keluar dari Mesir dan melalui Laut Merah, selanjutnya umat Allah masuk ke padang gurun. Selama tahun-tahun di padang gurun, mereka tidak perlu giat bekerja—boleh dikata mereka menempuh satu liburan yang sangat panjang. Mereka tidak membajak, menabur, atau menuai; mereka hanya mengumpulkan manna pemberian Allah.

Setelah empat puluh tahun di padang gurun, bangsa Israel dibawa masuk ke tanah permai. Allah memberikan satu bagian dari tanah itu kepada setiap keluarga untuk mereka nikmati. Tanah permai adalah lambang Allah sebagai bagian kita (Mzm. 16:5). Tanah ini penuh dengan susu dan madu untuk kita nikmati. Namun, banyak dari orang Israel tidak hidup di tanah itu dengan cara beristirahat dan menikmati sehingga mereka menjadi miskin—kehilangan kenikmatan dan terbelenggu lagi.

Karena itu diperlukan yobel sebagai pengulangan Paskah. Pada tahun yobel diumumkan kemerdekaan (Im. 25:10) yang berarti kelepasan dari belenggu. Seseorang dapat kembali kepada tanah miliknya sendiri dan kepada keluarganya. Ini menandakan kembali kepada perhentian, kepuasan, dan kenikmatan, kembali kepada keadaan dan tingkatan yang ke dalamnya umat itu dibawa melalui Paskah. Bagaimana keadaan umat Allah hari ini? Apakah kita masih dalam keadaan terbelenggu banyak situasi kita? Betapa kita memerlukan Kristus sebagai perhentian, kepuasan, dan kenikmatan kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 3, Berita 68

No comments: