Hitstat

24 October 2019

Lukas - Minggu 37 Kamis


Pembacaan Alkitab: Luk. 12:50; Yoh. 12:24
Doa baca: “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Jika biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” (Yoh. 12:24)


Kebangkitan Dimulai dengan Kematian


Jika kita mengamati Perjanjian Baru secara menyeluruh, kita akan menyadari bahwa kebangkitan itu dimulai dengan kematian. Untuk memahami fakta ini, mari kita perhatikan firman Tuhan mengenai diri-Nya sebagai biji gandum dalam Yohanes 12:24. Ketika sebutir biji gandum ditabur ke tanah, biji itu mati. Jika biji gandum itu tidak mati, ia tidak akan bertumbuh. Misalnya sebutir biji gandum diletakkan di atas meja dan dibiarkan saja. Biji gandum itu tidak akan mati, dan tidak pula bertumbuh. Agar biji gandum itu bertumbuh, ia harus diletakkan di tanah supaya mati. Maka, bertumbuhnya atau bangkitnya biji gandum itu dimulai dengan kematiannya.

Dari ilustrasi mati dan bertumbuhnya biji gandum, kita dapat nampak bahwa sementara Kristus mati, Dia pun bangkit. Namun, kematian-Nya tidak dimulai saat ketersaliban-Nya. Sebaliknya, Dia mulai mati segera setelah Dia lahir. Selama tiga puluh tiga setengah tahun kehidupan Tuhan di bumi, Dia mengalami kematian—mati terhadap diri-Nya sendiri dan terhadap semua hal selain Allah. Maka, kehidupan yang Dia tempuh itu adalah suatu kehidupan yang berada di bawah kematian. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa proses kematian dan kebangkitan-Nya dimulai segera setelah kelahiran-Nya.

Dalam Lukas 12:50, Manusia-Penyelamat menunjukkan bahwa Dia sangat terbatas dan damba untuk dilepaskan: “Aku harus dibaptis dengan suatu baptisan, dan betapa susah hati-Ku, sebelum hal itu terlaksana!” Manusia-Penyelamat terbatasi dalam daging-Nya, yang dikenakan-Nya melalui inkarnasi. Karena itu, Dia perlu dibaptis dalam kematian secara jasmani, supaya diri ilahi-Nya dengan hayat ilahi-Nya yang tidak terbatas dan tidak terukur dapat dibebaskan dari dalam-Nya. Inilah kematian-Nya yang membawa kebangkitan. Demikian pun hari ini, untuk mengalami kebangkitan, kita perlu menjadi orang yang rela dimatikan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 3, Berita 73

No comments: