Pembacaan Alkitab: Luk. 24:26; Kis 3:15a
Doa baca: “Kamu telah membunuh Perintis Kehidupan, tetapi Allah telah
membangkitkan Dia dari antara orang mati.” (Kis. 3:15a)
Manusia
Allah – Allah Manusia
Kebangkitan membawa
Manusia-Penyelamat kepada kemuliaan. Kemuliaan melalui kebangkitan ini bukan
hanya ketika terbebaskannya Putra Allah dari kulit luar keinsanian Tuhan,
tetapi juga ketika keinsanian manusia Yesus dibawa ke dalam keilahian.
Haleluya! Sekarang ada seorang Manusia dalam kemuliaan.
Banyak orang menganggap
bahwa pemuliaan manusia Yesus adalah ketika Dia berada di surga. Namun, Tuhan
berkata mengenai pemuliaan ini kepada murid-muridnya dalam perjalanan ke Emaus
yang tercatat di Lukas 24:26: “Bukankah
Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?”
Ini menunjukkan bahwa Dia masuk ke dalam kemuliaan adalah sebelum kenaikan-Nya,
yaitu dalam kebangkitan-Nya. Artinya, pemuliaan bukan hanya Putra Allah telah
dibebaskan dari keinsanian-Nya saja, tetapi juga berarti keinsanian-Nya telah
dibawa masuk ke dalam keilahian.
Pemuliaan Manusia-Penyelamat
tidak berhenti pada tahap dibawanya manusia Yesus ke dalam keilahian, tetapi
melalui kebangkitan-Nya Ia juga menjadi Putra sulung Allah. Dahulu, Ia adalah
Putra tunggal Allah dalam kekekalan (Yoh. 1:18; 3:16). Namun, setelah
kebangkitan-Nya, Dia dilahirkan oleh Allah dalam keinsanian-Nya menjadi Putra
sulung Allah. Kata “sulung” disini
menunjukkan bahwa akan ada putra-putra lainnya. Hari ini, kita, kaum beriman
dalam Kristus adalah putra-putra Allah dan saudara-saudara sang Putra sulung
melalui hayat ilahi yang kita dapatkan dari kelahiran kembali kita (2 Ptr.
1:4).
Setelah melihat semua butir penting
yang berhubungan dengan aspek objektif dari kebangkitan Manusia-Penyelamat,
sudahlah sepatutnya kita bersyukur kepada-Nya. Aspek-aspeknya adalah penegasan
Allah, pengakuan Allah, bukti kemenangan dan keberhasilan Manusia-Penyelamat,
dan pemuliaan-Nya. Terakhir, kebangkitan-Nya juga membuat kita dapat berbagian
dalam hayat ilahi-Nya. Amin.
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 3, Berita 71
No comments:
Post a Comment