Hitstat

12 October 2019

Lukas - Minggu 35 Sabtu


Pembacaan Alkitab: Im. 25:10-12, 19-22, Flp. 1:19
Doa baca: “Karena aku tahu bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus.” (Flp. 1:19)


Suatu Kehidupan yang Memperhidupkan Allah


Jika kita hidup dalam yobel, kita tidak akan memiliki kekhawatiran. Tuhan Yesus pun mengatakan agar kita tidak khawatir tentang hidup kita (Mat. 6:25, 27, 34). Kita tidak perlu meminjam kekhawatiran bukan hanya dari hari esok, bahkan dari tahun-tahun yang akan datang. Kekhawatiran yang kita miliki adalah karena Allah tidak memiliki kedudukan mutlak dalam hati kita. Ketika Allah memiliki kedudukan penuh dalam hati kita, Dia akan menjadi kenikmatan, kepuasan, dan perhentian kita. Namun, karena manusia telah jatuh dan memiliki sifat jatuh, sulit sekali kita memberikan semua kedudukan dalam diri kita kepada Allah. Padahal, selain Allah, tidak ada yang dapat memuaskan kita.

Kehidupan yobel adalah kehidupan yang memperhidupkan Allah. Kehidupan tersebut adalah kehidupan yang menang, kudus, dan kehidupan yang menurut Roh itu. Tetapi meskipun kita telah mendengar banyak berita tentang hidup di dalam Roh, kita masih tidak hidup di dalam yobel. Sebaliknya, kita berjerih lelah dalam pergumulan untuk memperbaiki diri kita sendiri, berjerih lelah dalam mengatasi kekhawatiran, mimpi, dan penderitaan. Menjadi baik, keresahan, kekhawatiran, mimpi, dan harapan semua adalah jerih lelah. Akhirnya masih ada jerih lelah penderitaan. Ketika kita menderita, kita tidak dapat memiliki kenikmatan, kepuasan, dan perhentian.

Bagaimana kita dapat dilepaskan dari semua jerih lelah tersebut? Satu-satunya jalan untuk bebas adalah menerima Allah Tritunggal menjadi bagian kita. Jika kita berseru kepada nama Tuhan Yesus, maka Roh yang almuhit akan memberikan suplai yang limpah lengkap kepada kita. Sehingga sepanjang hari ini, kita tidak berfokus pada perbaikan diri, keresahan, kekhawatiran, mimpi, bahkan penderitaan. Dalam situasi yang mudah maupun sulit, tidak lupa untuk menikmati Tuhan, memiliki Dia yang telah melalui proses menjadi bagian, kenikmatan kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 3, Berita 69

No comments: