Pembacaan
Alkitab: Im. 25:10-12, 19-22, Flp. 1:19
Doa baca: “Karena aku tahu bahwa
kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus
Kristus.” (Flp. 1:19)
Suatu Kehidupan yang Memperhidupkan
Allah
Jika kita hidup dalam yobel,
kita tidak akan memiliki kekhawatiran. Tuhan Yesus pun mengatakan agar kita
tidak khawatir tentang hidup kita (Mat. 6:25, 27, 34). Kita tidak perlu
meminjam kekhawatiran bukan hanya dari hari esok, bahkan dari tahun-tahun yang
akan datang. Kekhawatiran yang kita miliki adalah karena Allah tidak memiliki
kedudukan mutlak dalam hati kita. Ketika Allah memiliki kedudukan penuh dalam
hati kita, Dia akan menjadi kenikmatan, kepuasan, dan perhentian kita. Namun,
karena manusia telah jatuh dan memiliki sifat jatuh, sulit sekali kita
memberikan semua kedudukan dalam diri kita kepada Allah. Padahal, selain Allah,
tidak ada yang dapat memuaskan kita.
Kehidupan yobel adalah
kehidupan yang memperhidupkan Allah. Kehidupan tersebut adalah kehidupan yang
menang, kudus, dan kehidupan yang menurut Roh itu. Tetapi meskipun kita telah
mendengar banyak berita tentang hidup di dalam Roh, kita masih tidak hidup di
dalam yobel. Sebaliknya, kita berjerih lelah dalam pergumulan untuk memperbaiki
diri kita sendiri, berjerih lelah dalam mengatasi kekhawatiran, mimpi, dan
penderitaan. Menjadi baik, keresahan, kekhawatiran, mimpi, dan harapan semua
adalah jerih lelah. Akhirnya masih ada jerih lelah penderitaan. Ketika kita
menderita, kita tidak dapat memiliki kenikmatan, kepuasan, dan perhentian.
Bagaimana kita dapat
dilepaskan dari semua jerih lelah tersebut? Satu-satunya jalan untuk bebas
adalah menerima Allah Tritunggal menjadi bagian kita. Jika kita berseru kepada
nama Tuhan Yesus, maka Roh yang almuhit akan memberikan suplai yang limpah lengkap
kepada kita. Sehingga sepanjang hari ini, kita tidak berfokus pada perbaikan
diri, keresahan, kekhawatiran, mimpi, bahkan penderitaan. Dalam situasi yang
mudah maupun sulit, tidak lupa untuk menikmati Tuhan, memiliki Dia yang telah
melalui proses menjadi bagian, kenikmatan kita.
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 3, Berita 69
No comments:
Post a Comment