Hitstat

28 September 2005

Wahyu Volume 3 - Minggu 4 Rabu

Tidak Satu Pun Aku Dapati Sempurna
Wahyu 3:2
"Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku."

Kita seharusnya berjalan sesuai dengan panggilan kita, yaitu seturut kuat kuasa yang Tuhan berikan kepada kita. Jika kita mempertimbangkan hal ini di hadapan Tuhan, kita akan melihat bahwa kita memang belum mencapai hal itu. Kita mungkin telah bergumul dan berjuang, hanya untuk sebuah "nama". Seringkali, karena ketulusan dan kerajinan yang tidak mengenal lelah, kita memimpin banyak orang kepada Tuhan. Sebagai hasilnya, kita mendapat nama baik dan pujian. Saat itu, "ego" kita mulai muncul. Tanpa sadar, kita menjadi puas dengan hasil kita dan menikmati perhentian. Kita tidak lagi bersandar pada kuat kuasa-Nya seperti sebelumnya. Kita hanya memperhatikan apa kata orang mengenai pekerjaan kita. Akibatnya, Tuhan tidak bisa lagi menggunakan kita, dan kita akan berakhir dengan banyak kekurangan.
Menurut pandangan manusia, standar pekerjaan kita adalah kerajinan, kegairahan, jerih lelah, dan kemajuan, tetapi tidak demikian dengan Allah. Jika yang menghakimi kita adalah Allah dan bukan dunia, pentingkah bagi kita apakah dunia mengasihi atau membenci kita? Jika pekerjaan kita tidak sempurna di dalam motivasi, kuat kuasa, penyangkalan diri, dan kemurnian, apa gunanya itu bahkan jika dunia menganggap kita hidup? Sebaliknya, jika seluruh dunia menganggap pekerjaan kita mati, tidak berguna, dan tidak berharga, selama kita sempurna di hadapan Allah, senyum-Nya akan seperti matahari yang mengenyahkan segala awan gelap. Saudara saudari jangan salah pilih!

Bertobat Dan Berjaga-Jaga

Why. 3:3

Wahyu 3:3a, "Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga ...."
Betapa akan menjadi sia-sia jika kaum beriman melupakan apa yang Kristus ingat. Di sini kita memiliki dua hal: penerimaan dan pendengaran.
Pertama, kita memiliki kasih karunia yang kita terima. Kedua, kita memiliki firman Allah yang kita dengar, yang menjadi peraturan dan tuntunan iman kita. Allah telah memberi firman untuk kita ikuti, dan kasih karunia untuk memampukan kita mengikuti firman-Nya. Itulah sebabnya Ia berkata, "Dan bertobatlah."
Pertobatan di sini mengacu kepada pertobatan bagi kaum beriman. Kita telah undur, tidak menuruti apa yang telah kita terima dan dengar. Jika kita membandingkan kondisi sebelumnya dengan kondisi saat ini, kita seharusnya menyadari bahwa kita harus bertobat. Kita seharusnya mengubah perilaku kita dan lebih merespon perkara-perkara Allah. Jika kita tidak segera bertobat, Allah akan meminta pertangung-jawaban kita.
Bertobat sangat erat hubungannya dengan berjaga-jaga. Itulah sebabnya ayat ini melanjutkan dengan frase, "Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga".
Berjaga-jaga adalah hal yang paling melelahkan dan membebani. Berjaga-jaga berarti seseorang harus menjaga dirinya sendiri agar tidak tertidur. Berjaga-jaga bukan hanya dilakukan satu jam atau satu hari tetapi seumur hidup kita. Kita mudah sekali letih sehingga tidak sanggup berjaga-jaga.
Kecuali kita mendekat kepada Kristus dan kecuali kita merasakan penyelidikan dan pengawasan-Nya, sulit bagi kita untuk berjaga-jaga. Bahkan di dalam pekerjaan-pekerjaan kita, kita juga perlu berjaga-jaga.
Jika kita mendekat kepada Kristus, kita akan memiliki suatu pandangan yang jelas mengenai segala sesuatu. Karena itu, kita sanggup berjaga-jaga. Namun, banyak hal akan merampok kita dari pandangan ini. Ketika berada di tengah-tengah ujian yang berat, kita bisa saja kehilangan pandangan ini. Kita sungguh perlu berdoa agar belas kasih Tuhan memampukan kita agar dapat terus berjaga-jaga. Amin.

Penerapan:
Hari ini, apakah kita masih bersandar pada kuat kuasa Tuhan atau lebih banyak mengandalkan program-program kita?

Pokok Doa:
Oh Tuhanku, ampuni aku karena begitu percaya diri, kurang bersandar kepada-Mu, kurang percaya kuat kuasa-Mu. Ampuni aku karena terlalu banyak gelisah, khawatir, kurang percaya kepada-Mu. Selamatkan aku dari kejatuhan ini Tuhan, bawalah aku kembali kepada-Mu sepenuhnya. Buatlah aku menjadi seorang yang sepenuhnya hidup bersama-Mu.

No comments: