Hitstat

18 June 2007

Matius Volume 3 - Minggu 1 Selasa

Hakiki Umat Kerajaan
Matius 5:3
Berbahagialah orang yang miskin di dalam roh, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga (Tl.)

Orang yang bagaimanakah yang menjadi penyusun Kerajaan Surga? Apakah ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh umat Kerajaan Surga? Karena Kerajaan Surga sepenuhnya bersifat surgawi, maka umat Kerajaan pastilah memiliki suatu jenis kehidupan yang berbeda dengan orang dunia pada umumnya. Standar moral umat Kerajaan Surga haruslah lebih tinggi dari pada standar moral yang berlaku di masyarakat pada umumnya. Namun sampai taraf manakah standar moral umat Kerajaan Surga? Matius 5:1-12 mewahyukan kepada kita secara terperinci hakiki atau sifat dasar dari umat Kerajaan Surga. Bagian firman ini merupakan gambaran dari jenis kehidupan yang harus kita miliki sebagai umat Kerajaan Surga.
Semua orang Kristen sejati adalah umat Kerajaan Surga. Tetapi jenis kehidupan seperti apakah yang diperhidupkan oleh kebanyakan orang Kristen hari ini? Adakah kita memiliki ciri-ciri khusus seperti yang diwahyukan oleh Tuhan dalam Matius pasal lima? Harus kita akui bahwa kebanyakan dari kita belum mencapai standar hakiki umat Kerajaan. Kehidupan kita masih di bawah standar undang-undang Kerajaan Surga. Umat Kerajaan Surga adalah para pemenang. Walau mereka belum tentu adalah kaum beriman yang “super”, tetapi mereka memiliki kehidupan rohani yang normal, sesuai dengan permintaan Kerajaan Surga.
Setiap orang beriman harus damba menjadi bagian dari umat Kerajaan Surga, bukan dalam teori atau doktrin, melainkan dalam realitas kehidupan sehari-hari. Karakter, esens, elemen, dan sifat kita berikut semua ekspresinya haruslah berbeda dari orang yang berada di bawah pemerintahan yang duniawi dan bumiah. Umat kerajaan harus memiliki karakter dan sifat yang unik, yakni mengekspresikan karakter dan sifat surgawi.

Mat. 5:3; 1 Tes. 5:23; Ef. 2:4-5

Manusia adalah ciptaan Allah yang memiliki tiga bagian, yakni tubuh, jiwa, dan roh (1 Tes. 5:23). Tubuh (jasmani) adalah bagian yang tergolong pada tingkatan fisik, berhubungan dengan perkara-perkara dalam alam kebendaan, dan merupakan bagian yang paling luar. Jiwa adalah bagian mental, tergolong pada tingkatan psikis, berhubungan dengan perkara-perkara dalam alam mental/kejiwaan, dan merupakan bagian yang agak dalam. Roh adalah bagian yang terdalam dari manusia, tergolong pada tingkatan rohani, dan berhubungan dengan perkara-perkara Allah. Kerajaan Surga pertama-tama berhubungan dengan roh kita, bagian yang paling dalam dari diri kita, yaitu organ untuk berkontak dengan Allah dan memahami hal-hal rohani.
Pengumuman undang-undang Kerajaan Surga diawali dengan perkataan, “Berbahagialah orang yang miskin di dalam roh, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” (Mat. 5:3, Tl.). Apakah artinya menjadi miskin di dalam roh? Seseorang yang miskin di dalam roh bukan berarti ia memiliki roh yang miskin. Miskin di dalam roh juga bukan hanya mengacu kepada rendah hati, tetapi juga dikosongkan di dalam roh, tidak berpegang pada hal-hal usang dari zaman yang lama. Roh kita perlu dikosongkan untuk dapat memahami dan menerima hal-hal yang baru, yakni hal-hal milik Kerajaan Surga. Fakta bahwa Kerajaan Surga sangat berkaitan dengan roh kita menyiratkan bahwa Kerajaan Surga itu mutlak bersifat rohani, bukan bersifat materi.
Walau kita sudah diselamatkan dan roh kita dihidupkan oleh Allah (Ef. 2:4-5), ada kemungkinan roh kita masih dijejali dengan semua hal usang seperti ajaran dan tata cara milik agama lama, tradisi warisan leluhur, filsafat, atau hal-hal duniawi lainnya seperti hiburan, hobi, rekreasi, atau nafsu mengejar kekayaan. Hari ini tidak sedikit orang Kristen yang rohnya telah terisi penuh oleh hal-hal lain selain Allah. Karena itu, ketika Tuhan Yesus memberitakan, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!” (Mat. 4:17), tidak banyak orang yang dapat menerima perkataan-Nya. Roh mereka telah terisi hal-hal lain. Tetapi berbahagialah bila kita miskin di dalam roh, karena kitalah yang memiliki Kerajaan Surga.

Doa:
Tuhan Yesus, bongkar dan galilah aku dari segala perkara yang membuat Engkau tidak bisa menyatakan diri-Mu. Aku mengakui bahwa cukup banyak perkara, manusia, dan benda yang menduduki aku, sehingga tidak ada ruang yang tersisa bagi-Mu. Tuhan, demi kerajaan-Mu, aku mau menjadi orang yang miskin dalam roh.

No comments: