Hitstat

17 June 2007

Matius Volume 3 - Minggu 1 Senin

Pengumuman Undang-undang Kerajaan Surga
Matius 5:1-2
Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka,...

Setiap negara atau kerajaan di muka bumi ini tentu memiliki undang-undang (konstitusi) yang berfungsi mengatur seluruh tatanan kehidupan dalam wilayah pemerintahan negara atau kerajaan tersebut. Tanpa adanya undang-undang, mustahil sebuah negara atau kerajaan dapat berdiri dengan kokoh. Semakin baik undang-undang yang dimiliki suatu negara, semakin baik pula tatanan hidup masyarakatnya. Demikian pula halnya dengan Kerajaan Surga. Kerajaan Surga memiliki undang-undang yang disampaikan sendiri oleh Tuhan Yesus dalam Matius pasal lima sampai pasal tujuh. Ketiga pasal ini merupakan undang-undang bagi umat Kerajaan Surga, yang mewahyukan prinsip-prinsip surgawi mengenai Kerajaan Surga.
Sebelum kita memasuki butir-butir dari undang-undang Kerajaan Surga, kita perlu mengetahui bahwa undang-undang ini dirancang oleh Allah sendiri. Suatu hukum atau undang-undang biasanya mencerminkan orang yang membuatnya. Karena undang-undang Kerajaan Surga dirancang oleh Allah sendiri, maka undang-undang ini pastilah merupakan ekspresi dari apa adanya Allah. Mazmur 18:31 mengatakan, “Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; janji TUHAN adalah murni;...” Kemudian dikatakan juga bahwa, “Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat...” (Mzm. 19:8). Allah itu sempurna, murni, teguh, dan penuh hikmat. Karena itu, hukum atau undang-undang Kerajaan Surga yang tercantum dalam Matius pasal lima sampai pasal tujuh sepenuhnya menggambarkan apa adanya diri Allah.
Pertanyaannya, siapkah kita naik “ke atas bukit” untuk mendengarkan dan dikonstitusi ulang dengan hukum baru Kerajaan? Kiranya kita memiliki telinga, hati, dan roh yang tepat terhadap apa yang dikatakan oleh Kristus, sang Raja baru, sehingga kita boleh menjadi umat yang tepat dari Kerajaan Surga.

Mat. 5:1-2; 28:19; Mzm. 18:31; Kis. 11:29

Dalam Matius 5:1-2 kita nampak bahwa Tuhan secara khusus mengajar murid-murid-Nya, bukan mengajar orang banyak. Tuhan hanya berkenan mewahyukan undang-undang Kerajaan Surga kepada murid-murid-Nya, bukan kepada khalayak ramai. Siapakah yang terhitung sebagai murid-murid Tuhan? Yaitu mereka yang dekat dengan Tuhan dan yang setia mengikuti Dia. Walau hari ini kelihatannya banyak orang mengikuti Tuhan, namun yang betul-betul menjadi murid-Nya tidaklah banyak. Cobalah kita renungkan: Apakah kita termasuk dalam kelompok murid-murid Tuhan, atau hanya salah satu dari rombongan orang banyak yang mengikuti Dia dari kejauhan? Dekatkah kita dengan-Nya? Setiakah kita mengikuti Dia? Kalau kita adalah orang yang demikian, maka Tuhan pasti akan membawa kita naik ke tempat yang tinggi (hadirat-Nya) untuk mewahyukan undang-undang Kerajaan Surga kepada kita, karena kita adalah murid-murid-Nya.
Undang-undang Kerajaan Surga bukan diberikan kepada orang Yahudi maupun orang kafir, melainkan kepada kaum beriman Perjanjian Baru. Memang pada saat pengumuman undang-undang itu diberikan, murid-murid tersebut adalah kaum beriman Yahudi. Tetapi, ketika mereka berada di atas gunung mendengarkan pengumuman undang-undang Kerajaan, mereka tidak mewakili orang-orang Yahudi, melainkan mewakili kaum beriman Perjanjian Baru. Dalam Matius 28:19, Tuhan memberitahu murid-murid-Nya untuk pergi dan menjadikan semua bangsa murid-murid-Nya. Ini berarti bahwa Tuhan menghendaki semua bangsa menjadi murid-Nya, baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi.
Murid-murid Tuhan kemudian disebut orang Kristen (Kis. 11:29), sebutan untuk mereka yang mengikuti Kristus. Namun dalam terang Perjanjian Baru, sebutan “orang Kristen” juga menunjukkan perkembangbiakan Kristus. Kristus yang bangkit telah menjadi Roh pemberi hayat yang melahirkan kembali banyak kaum beriman dan berhuni di dalam mereka. Dalam pengertian ini, makna dari kata “murid-murid” tidak lagi sederhana, karena dalam Perjanjian Baru, kita tidak mengikuti Kristus secara lahiriah, melainkan secara rohani, melalui berhuninya Kristus di dalam kita dan kita di dalam Kristus.

Doa:
Tuhan Yesus, lepaskanlah aku dari segala hal yang bukan Engkau. Tariklah aku lebih dekat kepada-Mu agar aku dapat mengikuti Engkau dengan setia. Bawalah aku ke tempat yang lebih tinggi untuk menerima perkataan-Mu. Tuhan, biarlah hukum-hukum baru Kerajaan Surga tersusun di dalamku sehingga mengendalikan seluruh hidupku.

No comments: