Hitstat

26 June 2007

Matius Volume 3 - Minggu 2 Rabu

Dianiaya karena Kristus
Matius 5:11-12
Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.

Dari sejarah, kita mengetahui bahwa para pengikut Kristus yang setia senantiasa berada di bawah aniaya. Sejak abad permulaan berdirinya gereja, kaum beriman sudah dihadapkan pada penganiayaan mengerikan di bawah kekaisaran Romawi. Penganiayaan pertama dibangkitkan oleh Nero (54 – 68 M.) kira-kira 64 M. Kemarahannya terhadap orang Kristen di Roma begitu sengit ssehingga sejarawan gereja Eusebius mencatat, “Siapapun dapat melihat kota-kota penuh dengan mayat manusia, yang tua terbaring bersama dengan yang muda, dan mayat parempuan-perempuan dibuang…, tanpa penghormatan, di jalan-jalan terbuka.” Orang–orang Kristen dibuat menjadi kambing hitam atas terbakarnya kota Roma. Sejumlah besar orang Kristen ditangkap dan dihukum. Alat-alat yang sadis dipakai oleh Nero termasuk membakar orang Kristen hidup-hidup untuk menyalakan taman Nero. Mereka yang martir pada masa itu antara lain Paulus (67 M.) dan Petrus (69 M.).
Penganiayaan kedua dimulai selama pemerintahan Domitian (81–96 M.) saudara Titus, terjadi di Roma dan Asia Kecil antara tahun 90–96 M. Kaisar menuntut untuk disembah sebagai “Tuhan dan Allah”. Orang-orang Kristen dianiaya karena penolakan mereka untuk mempersembahkan ukupan kepada Kaisar. Rasul Yohanes dibuang ke pulau Patmos kira-kira pada waktu ini.
Di bawah Kaisar Trajan (98–117 M.), dimulailah penganiayaan ketiga. Ignatius dari Antiokhia martir pada masa itu. Ia berkata, “Semakin dekat pedang, semakin dekat Allah.” Martir lainnya adalah Polycarpus, yang dibunuh pada masa pemerintahan Antoninus Pius (138–161 M.). Menjawab penganiayanya, Polycarpus tua berkata, “Selama 86 tahun aku telah melayani Dia, dan Dia tidak pernah sekalipun menyalahiku! Bagaimana aku dapat menyangkal Dia karena menyayangi tubuhku?” Mereka lalu melemparkan dia ke dalam api.

Mat. 5:11-12; 2 Kor. 1:8-10

Matius 5:11 mengatakan, “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Jika kita hidup oleh Kristus, untuk Kristus, dan dengan Kristus, kita akan dicela, dianiaya, dan difitnah. Jika kita benar-benar mengejar Kristus, banyak orang akan bangkit melawan kita. Semuanya ini menimpa kita karena kita tidak memelihara tradisi, melainkan hanya memperhatikan Kristus dan firman-Nya yang murni.
Dalam ministrinya, rasul Paulus dan rekan-rekan sekerjanya banyak mengalami penganiayaan. Dalam 2 Korintus 1:8, ia menuliskan, “Sebab kami mau, Saudara-saudara, supaya kamu tahu tentang penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga mengenai hidup kami.” Penganiayaan dan penyerangan terhadap mereka sangat berat. Mereka dibebani sangat berat, jauh melampaui kekuatan mereka, hingga mereka tidak dapat menanggungnya oleh kekuatan alamiah mereka. Mereka bahkan putus asa untuk hidup. Menurut keadaan mereka, mereka tidak memiliki harapan untuk hidup. Mereka yakin bahwa mereka akan segera dibunuh oleh para penganiaya itu (2 Kor. 1:9). Namun pada titik itulah mereka mengalami Allah kebangkitan.
Yang kita sandari adalah Allah yang membangkitkan orang mati. Pengalaman kematian membimbing kita masuk ke dalam pengalaman kebangkitan. Paulus selanjutnya berkata, “Ia telah dan akan menyelamatkan kami dari kematian yang begitu ngeri: Kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi” (2 Kor. 1:10). Perkataan “akan menyelamatkan” mengacu kepada waktu segera di masa yang akan datang, sedangkan kata-kata “akan menyelamatkan lagi” mengacu kepada masa yang akan datang. Di sini Paulus tidak mengatakan bahwa Allah akan menyelamatkan kita dari sejumlah kesengsaraan, melainkan menyelamatkan kita dari “kematian yang begitu ngeri”, dari situasi kematian. Pengalaman atas kebangkitan seharusnya kita alami dalam kehidupan kita sehari-hari; harus menjadi kekuatan bagi kita untuk mengatasi dosa, maut dan segala bentuk penganiayaan.

Doa:
Ya Bapa, aku berterima kasih atas upah yang Kaujanjikan bagi setiap anak-anak-Mu. Bapa, walaupun aku belum melihatnya, namun aku percaya bahwa janji-Mu adalah ya dan amin, pasti Kaugenapkan. Teguhkanlah hatiku dan tambahkanlah kasih karunia-Mu agar aku dapat bertekun dalam penderitaan bagi pencapaian tujuan kekal-Mu.

No comments: