Hitstat

14 December 2007

Matius Volume 8 - Minggu 1 Sabtu

Yesus Menegur Kaum Agamawan
Matius 23:10-11
Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.

Matius 23:1-12 mencatat bagaimana Yesus menegur ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi karena kemunafikan mereka. Teguran Tuhan di sini menelanjangi keadaan kaum agamawan itu yang sesungguhnya. Mereka suka membebani orang, tetapi mereka sendiri tidak mau memikulnya. Mereka mencari pujian dan hormat manusia, baik di rumah ibadat maupun di tempat umum. Mereka juga suka dipanggil dengan sebutan tertentu dan senang dianggap sebagai pemimpin.
Kalau kita cermati, bukankah hal-hal tersebut sedikit banyak juga ada di dalam kita? Manusia alamiah kita senang memerintah orang, senang akan pujian dan hormat manusia, juga senang dianggap sebagai pemimpin. Mungkin kita tidak sehebat ahli-ahli Taurat dan orang Farisi dalam penguasaan Kitab Suci, namun kondisi batiniah kita tidak lebih baik daripada mereka. Karena itu teguran Tuhan terhadap mereka seharusnya juga menjadi teguran-Nya atas kita sehingga kita menyadari perlunya kita diselamatkan dari alamiah kita.
Untuk menanggulangi manusia alamiah kita, Tuhan berkata, “Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu” (Mat. 23:10-11). Kalau kita ingin memiliki kehidupan gereja yang tepat, kita harus belajar saling melayani. Di dalam gereja tidak ada bos, yang ada adalah semua anggota saling melayani. Satu-satunya pemimpin kita adalah Kristus. Dialah satu-satunya Kepala gereja. Bagaimana supaya kita dapat melayani? Kita harus belajar merendahkan diri (Mat. 23:12), yakni turun dari “takhta” kita melayani orang. Bukankah Allah juga demikian dalam melayani orang berdosa? Mari kita keluar dari kediaman nyaman kita, keluar memberitakan Injil-Nya dan memperhatikan domba-domba Tuhan yang membutuhkan pertolongan.

Mat. 23:1-39; Yoh. 8:12; 2 Kor. 3:16

Tuhan Yesus tidak hanya menegur ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, Ia pun mengecam mereka dengan celaka delapan ganda (Mat. 23:13-32). Lihatlah! Kemunafikan tidak akan mendatangkan kebaikan apapun bagi kita, tetapi justru mendatangkan celaka. Mengapa Tuhan mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi? Pertama, karena mereka merintangi orang agar jangan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kedua, mereka menelan rumah janda-janda (menindas orang miskin). Ketiga, mereka menjadikan para pengikutnya menjadi jahat. Keempat, mereka mengucapkan sumpah yang tidak sah. Kelima, mereka mengabaikan keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan. Keenam, mereka penuh dengan rampasan dan kerakusan. Ketujuh, mereka penuh dengan kemunafikan dan kelaliman. Terakhir, mereka membenarkan perbuatan nenek moyang mereka yang telah membunuh nabi-nabi Allah. Keadaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang Tuhan sebutkan di sini sangat berkebalikan dengan penampilan luaran mereka yang kelihatannya ibadah dan terpandang di masyarakat.
Apakah yang dapat kita pelajari dari perkataan Tuhan di atas? Keadaan batiniah kita mungkin tidak lebih baik daripada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, tetapi kita masih menganggap diri sendiri lumayan. Di sini yang kita perlukan adalah terang Tuhan menyoroti kita. Tidak hanya itu, hati kita juga perlu berbalik kepada-Nya. Tuhan adalah terang (Yoh. 8:12), kalau hati kita tidak terarah kepada Tuhan, tetapi terarah kepada yang lain, maka akan ada selubung yang menutupi kita. Akibatnya kita tetap berada di dalam kegelapan. Hanya orang yang di dalam gelap yang merasa diri sendiri baik. Tetapi kalau hati kita berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari kita (2 Kor. 3:16). Hasilnya, kita dapat menerima penerangan dalam terang wajah Tuhan sehingga kita dapat bertobat dari keadaan batiniah kita yang penuh dengan ketidakbenaran.
Berpaling kepada Tuhan adalah mempersembahkan diri kepada Tuhan, dan itulah persembahan yang sejati. Miss Barber berkata, selembar daun yang kecil saja sudah bisa menutupi sinar bintang pada malam hari. Karena itu marilah kita memalingkan hati kita kepada Tuhan agar terang-Nya menyinari kita setiap saat, sehingga kita memiliki pertobatan yang tuntas atas segala kelemahan kita.

Doa:
Tuhan Yesus,aku tidak hanya menjadi orang yang menuntut untuk menjadi orang yang ditinggikan, melainkan belajar melayani sebagai seorang budak. Siapa yang meninggikan diri akan direndahkan, dan siapa yang merendahkan diri akan ditinggikan. Jaga aku ya Tuhan, agar tidak egois, melainkan berdiri pada posisi sebagai hamba.

No comments: