Hitstat

23 December 2007

Matius Volume 8 - Minggu 3 Senin

Menjadi Hamba yang Setia dan Bijaksana
Matius 24:45-46
Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang

Dalam menantikan kedatangan Tuhan kali kedua, kita harus berjaga-jaga dan siap sedia (Mat. 24:42, 44). Namun cara hidup yang bagaimanakah yang terhitung sebagai berjaga-jaga dan siap sedia? Matius 24:45-51 memberitahu kita bahwa wujud dari kehidupan yang berjaga-jaga dan siap sedia adalah dengan melayani sebagai hamba. Setiap orang Kristen adalah hamba, artinya sejak kita dilahirkan kembali tidak saja kita menjadi anak-anak Allah, tetapi juga menjadi hamba yang melayani Dia. Tidak peduli apa latar belakang bakat, keahlian, dan pendidikan kita, asal kita adalah orang Kristen, kita adalah hamba yang seharusnya melayani Allah.
Apakah yang dituntut dari seorang hamba? Hamba yang baik adalah hamba yang setia dan bijaksana. Matius 24:45 mengatakan, “Siapakah hamba yang setia dan bijaksana...?” Kesetiaan terutama ditujukan kepada Tuhan, sedangkan bijaksana terutama ditujukan kepada perlakuan terhadap kaum beriman. Tugas utama seorang hamba adalah memberi makan kaum beriman pada waktunya (Mat. 24:45). Memberi makan di sini mengacu kepada melayankan firman Allah dan Kristus sebagai suplai hayat kepada kaum beriman di dalam gereja. Sebagai hamba, kita semua harus belajar bagaimana melayankan suplai hayat dalam rumah Tuhan tepat pada waktunya.
Untuk dapat melayankan Kristus kepada orang lain, kita seharusnya memiliki sesuatu dari Kristus, dipenuhi dengan Kristus. Kita harus selalu mempersiapkan diri untuk melayankan Kristus yang terwujud di dalam firman kepada orang, baik melalui doa, kesaksian, ataupun pembicaraan kita. Dengan melakukan hal ini, kita berjaga-jaga dan siap sedia, setia terhadap Tuhan dan bijaksana terhadap kaum beriman. Inilah tugas yang harus kita laksanakan sebagai hamba dalam menantikan kedatangan Tuhan kali kedua.

Mat. 24:42-51; Gal. 4:19; 1 Tim. 4:6

Hari ini sangat disayangkan banyak orang Kristen yang terlalu pasif, hanya mengharapkan menerima makanan tetapi tidak pernah belajar melayankan makanan kepada orang lain. Kebanyakan anak-anak Allah hanya senang mendengarkan khotbah, tetapi tidak berdaya untuk melayankan Kristus sebagai makanan rohani kepada mereka yang membutuhkan. Kondisi inilah yang menyebabkan gereja menjadi “miskin” dan gersang - kekurangan suplai hayat.
Dalam pelayanannya, Rasul Paulus hanya memiliki satu beban yaitu melayankan Kristus kepada kaum beriman; ia bersusah payah agar Kristus dapat terbentuk di dalam mereka (Gal. 4:19). Beban pelayanan Paulus bukan untuk suatu pekerjaan, melainkan untuk melayankan Kristus ke dalam kaum beriman. Dalam 1 Timotius 4:6 Paulus memakai istilah “pelayan (minister) Kristus Yesus yang baik”. Minister Kristus adalah orang yang melayani orang lain dengan Kristus, melayankan Kristus sebagai Juruselamat, hayat, suplai hayat, dan setiap hal yang positif kepada orang. Menjadi minister Kristus yang terutama bukan memberitakan Kristus, mengajarkan Kristus, atau memberi tahu orang lain perkara Kristus. Arti terutama istilah ini adalah melayankan Kristus kepada orang lain. Sama seperti pelayan menghidangkan bermacam-macam makanan di hadapan tamu pada waktu makan, demikian juga minister Kristus yang baik harus menghidangkan kekayaan Kristus di hadapan kaum beriman.
Agar dapat melayankan Kristus kepada orang lain, kita terlebih dulu harus menerima rawatan dari firman hayat tentang Kristus. Setelah kita dikenyangkan oleh Kristus, baru kita bisa melayankan Kristus sebagai makanan dan suplai hayat kepada orang lain. Kita harus mencari satu jalan keluar guna membagikan kekayaan rohani yang Tuhan berikan kepada kita. Banyak orang yang benar-benar mengasihi Tuhan sedang menderita kelaparan. Kita harus menerima beban menyuplaikan makanan kepada mereka. Kita semua perlu menjadi minister Kristus yang baik, melayankan kekayaan-Nya kepada orang lain. Biarlah kita lebih dulu mendapat rawatan makanan, kemudian melayankan makanan ini kepada seluruh umat Allah. Inilah cara kita dalam berjaga-jaga dan siap sedia.

Doa:
Tuhan, celikkan mataku untuk bisa melihat semua tanda dan situasi dunia yang sedang terjadi saat ini. Jagalah aku dari pengaruh dunia yang sudah semakin bobrok ini, di mana orang makan dan minum, kawin dan mengawinkan. Sama seperti Engkau menguduskan dan memisahkan Nuh, Engkau juga menguduskan dan memisahkan aku bagi diri-Mu.

No comments: