Hitstat

25 December 2007

Matius Volume 8 - Minggu 3 Rabu

Lima Gadis Bodoh dan Lima Gadis Bijaksana
Matius 25:1-2
Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.

Nubuat kerajaan tentang gereja mencakup dua aspek: aspek berjaga-jaga dan bersiap sedia, serta aspek setia dan bijaksana. Berjaga-jaga dan bersiap sedia berkaitan dengan hayat kristiani kita. Kita semua perlu berjaga-jaga dan bersiap sedia bagi kedatangan Tuhan. Namun orang Kristen yang tepat tidak hanya harus memperhatikan aspek hayat, tetapi juga aspek pelayanan. Untuk pelayanan, kita perlu setia dan bijaksana. Kita perlu setia terhadap Tuhan dan bijaksana terhadap orang-orang beriman yang kita layani. Dalam hayat kita, kita perlu berjaga-jaga dan bersiap sedia, dan dalam pelayanan kita, kita perlu setia dan bijaksana.
Sekalipun kedua aspek di atas sudah tercakup dalam Matius 24, namun belum tercakup sepenuhnya. Sebab itu dalam Matius 25 perlu ada kata-kata pelengkap untuk setiap aspek yang tercakup dalam pasal 24 yaitu perumpamaan tentang gadis (Mat. 25:1-13) yang melengkapi perkara berjaga-jaga dan bersiap sedia. Matius 25:1 mengatakan, “Pada waktu itu hal Kerajaan Surga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyambut mempelai laki-laki.” Gadis-gadis melambangkan kaum beriman dalam aspek hayat (2 Kor. 11:2). Kaum beriman, yang adalah umat kerajaan, seperti gadis yang suci. Sebagai gadis-gadis, mereka mengemban kesaksian Tuhan (pelita) dalam zaman yang gelap dan keluar dari dunia untuk menyambut Tuhan.
Untuk mengemban kesaksian Tuhan, kita tidak hanya memerlukan Roh Kudus menghuni kita, tetapi juga memenuhi kita. Kita sebagai orang Kristen, pertama-tama adalah gadis. Menjadi gadis bukan masalah pekerjaan, pelayanan, atau aktivitas, melainkan masalah hayat. Selain itu, kita bukan hanya gadis, tetapi juga gadis yang suci, murni. Menjadi gadis bukan masalah apa yang kita lakukan atau kecakapan kita, tetapi mutlak adalah masalah apa adanya kita.

Mat. 25:1-3; 2 Kor. 11:2; Ams. 8:10; Flp. 2:15-16

Menurut Matius 25:1, kesepuluh gadis ini membawa pelita keluar menyambut mempelai laki-laki. Pelita melambangkan roh orang beriman (Ams. 20:27) yang menampung Roh Allah sebagai minyak (Rm. 8:16). Kaum beriman memancarkan terang Roh Allah dari dalam roh mereka. Jadi, mereka menjadi terang dunia dan bersinar seperti pelita dalam kegelapan zaman ini (Mat. 5:14-16; Flp. 2:15-16), mengemban kesaksian Tuhan untuk memuliakan Allah. Jadi, sebagai gadis, kita tidak mengambil senjata untuk berperang atau olahraga untuk bermain, melainkan pelita untuk bersaksi, bersinar, dan menerangi. Dalam tangan kita masing-masing terdapat pelita yang bersinar bagi kesaksian Tuhan.
Gadis-gadis pergi (Mat. 25:1) melambangkan bahwa kaum beriman keluar dari dunia untuk menyambut Kristus yang akan datang. Gadis-gadis tidak berlambat-lambatan atau berhenti di suatu tempat, sebaliknya mereka keluar dari dunia. Dalam sebuah karyanya, D. M. Panton berkata bahwa dunia hanyalah jalan baginya dan di ujung jalan ini bisa terdapat kuburan. Jika Tuhan menunda kedatangan-Nya, dunia akhirnya hanya akan menyediakan baginya sebuah tempat istirahat, kuburan untuk berbaring guna menunggu Tuhan datang. Kita bukan menetap di dunia ini. Kita sedang keluar dari dunia guna menyongsong mempelai laki-laki - Kristus.
Mempelai laki-laki melambangkan Kristus sebagai persona yang menyenangkan dan menarik (Yoh. 3:29; Mat. 9:15). Tuhan mengibaratkan diri-Nya sebagai mempelai laki-laki, seorang yang paling menyenangkan. Kaum beriman adalah gadis-gadis yang pergi untuk menyongsong Kristus, Mempelai Laki-laki yang datang. Matius 25:2 berkata bahwa lima di antara sepuluh gadis itu bodoh. Mengapa mereka bodoh? Karena “Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak.” Minyak melambangkan Roh Allah (Yes. 61:1; Ibr. 1:9). Gadis-gadis itu bodoh karena mereka hanya mempunyai minyak dalam pelita, tetapi tidak mempunyai minyak ekstra dalam bejana. Selain Roh kelahiran kembali,, mereka tidak mempunyai kepenuhan Roh, yakni Roh Kudus yang meluas yang menjenuhi dan meresapi bagian-bagian di dalam jiwa mereka (pikiran, emosi dan tekad). Ini memperlihatkan kepada kita perlunya jiwa kita dipenuhi oleh Roh itu.

Doa:
Tuhan Yesus, jadikan aku gadis yang mengasihi Tuhan dan menantikan Tuhan melalui memiliki Roh Tuhan memenuhi segenap antero diriku. Tuhan Yesus, meluaslah dari rohku ke jiwaku, Ubah aku seluruhnya dari setiap hal yang tidak berkenan di mata-Mu, sehingga ketika aku bertemu dengan Engkau, aku sudah siap memasuki perjamuan nikah-Mu.

No comments: