Hitstat

19 December 2007

Matius Volume 8 - Minggu 2 Kamis

Tanda-tanda Menjelang Kedatangan Tuhan Kali Kedua
Matius 24:36-37
Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri. Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.

Walau tidak seorangpun yang tahu hari dan saat kedatangan Anak Manusia, tetapi Alkitab memberitahu kita beberapa tanda. Matius 24:15-31 melukiskan perkara-perkara yang akan terjadi pada akhir zaman selama tiga setengah tahun yang terakhir. Bagian ini terutama membahas tanda kedatangan Tuhan dan tanda akhir zaman. Selanjutnya Matius 24:32 mengatakan, “Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu bahwa musim panas sudah dekat.” Pohon ara, yang melambangkan bangsa Israel, telah dikutuk dalam Matius 21:19. Sejak saat itu, pohon ini melewati musim dingin yang panjang, dari abad pertama sampai tahun 1948, ketika Israel dipulihkan sebagai suatu bangsa dan negara. Pada saat itulah ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas.
Bagi kaum beriman, pohon ara ini adalah tanda kesudahan zaman ini. Melembut melambangkan pemulihan hayat dan mulai bertunas melambangkan aktivitas lahiriah. Musim dingin melambangkan masa kering, masa kesusahan besar (Mat. 24:7-21). Musim panas melambangkan zaman kerajaan yang dipulihkan (Luk. 21:30-31), yang akan dimulai pada kedatangan Tuhan kali kedua. Matius 24:33 mengatakan, “Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu.”
Selain terpulihkannya bangsa Israel, keadaan moral masyarakat juga merupakan tanda menjelang kesudahan zaman ini. Matius 24:38-39 mengatakan, “Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, ... demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.” Kita harus disadarkan dan harus dengan jelas mengetahui bahwa Kristus sedang datang guna melaksanakan penghakiman Allah atas dunia yang bobrok ini.

Mat. 24:32-39; Luk. 21:30-31

Makan, minum, dan perkawinan asalnya ditetapkan oleh Allah untuk eksistensi manusia. Tetapi karena hawa nafsu manusia, Iblis memperalat kebutuhan hidup manusia ini untuk menyimpangkan manusia sehingga mereka menjauhkan diri dari kepentingan Allah. Menjelang akhir zaman, situasi ini akan lebih intensif lagi dan akan mencapai klimaksnya menjelang parousia Tuhan.
Keadaan khusus yang paling nyata pada zaman sebelum air bah ialah makan, minum, kawin, dan dikawinkan. Ini menunjukkan bahwa orang-orang pada zaman itu dimabukkan oleh daging dan kenikmatan duniawi mereka. Hal yang sama terjadi dalam masyarakat hari ini. Musuh Allah, Iblis, mempergunakan kebutuhan hidup untuk meracuni manusia ciptaan Allah. Seluruh umat manusia telah diracuni. Namun ini bukan berarti bahwa kita tidak perlu makan, minum, atau kawin. Semuanya ini perlu untuk eksistensi kita. Tetapi kita tidak boleh membiarkan semua ini menyebabkan kita mabuk dan membuat perasaan kita tumpul.
Dalam masyarakat hari ini perasaan kebanyakan orang terhadap Allah sudah menjadi tumpul. Ini menunjukkan bahwa masyarakat telah diracuni oleh cara zaman ini dalam hal makan, minum, kawin, dan mengawinkan. Ini nyata sekali terutama dalam lingkungan pendidikan dan lingkungan bisnis. Begitu banyak orang dalam institusi pendidikan telah diracuni oleh pengejaran mereka akan pendidikan. Pendidikan mereka semata-mata untuk makan, minum, dan kawin. Mereka yang di dalam bidang perdagangan diracuni pula oleh kedambaan mencari uang, juga untuk makan, minum, dan kawin. Ini telah menyebabkan banyak perceraian. Ketika seorang pemuda dalam keadaan miskin, ia hanya menikah dengan seorang perempuan. Tetapi ketika ia memperoleh banyak uang, ia mungkin menceraikan istrinya dan menikah dengan orang lain menurut seleranya dengan harapan mendapatkan istri yang lebih baik. Inilah situasi pada zaman Nuh, dan inilah pula situasi pada saat parousia Tuhan. Mereka tidak memikirkan perkara Allah. O, betapa perlunya kita diselamatkan dari cara hidup yang kekurangan perasaan akan Allah pada hari ini!

Doa:
Celikkan mataku agar tidak dibutakan dengan kenikmatan dunia hari ini. Orang-orang di dunia mungkin menempuh hidup dalam kegelapan, berpesta pora, makan dan minum, kawin dan mengawinkan. Namun aku mau menjadi orang yang menjaga hatiku tetap murni dan tertuju kepada-Mu.

No comments: