Hitstat

30 December 2007

Matius Volume 8 - Minggu 4 Senin

Dua Status Kaum Beriman
Matius 25:14
Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.

Setelah mengungkapkan perumpamaan tentang berjaga-jaga (Mat. 25:1-13), Tuhan lalu menyampaikan perumpamaan lain kepada murid-murid-Nya, yaitu perumpamaan tentang kesetiaan (Mat. 25:14-30). Perumpamaan sepuluh gadis adalah untuk mengingatkan kita agar berjaga-jaga, sedangkan perumpamaan tentang talenta berkaitan dengan kesetiaan kita terhadap Tuhan dalam mengusahakan harta milik-Nya.
Mengenai kaum beriman, terdapat dua aspek: aspek berjaga-jaga dan bersiap sedia serta aspek setia serta bijaksana. Kaum beriman mempunyai dua aspek ini, sebab mereka memiliki posisi ganda. Aspek pertama posisi ganda ini berkaitan dengan hayat dan aspek kedua berkaitan dengan pelayanan. Tidak ada seorang Kristen pun boleh melalaikan kedua aspek ini. Kita harus tepat baik dalam hayat maupun dalam pelayanan. Dalam aspek hayat, kita adalah gadis; dalam aspek pelayanan, kita ini hamba (budak). Ini berarti bahwa dalam hal berjaga-jaga, kita adalah gadis; ini berkaitan dengan apa adanya kita. Tetapi dalam hal kesetiaan, kita adalah hamba (budak); ini berkaitan dengan apa yang kita kerjakan.
Kita mungkin menyukai istilah “gadis”, tetapi kita tidak suka mendengar bahwa kita adalah hamba. Namun kita bukan hanya gadis, tetapi juga hamba. Bagi gadis, Tuhan adalah Mempelai; tetapi bagi hamba, Tuhan adalah Tuan/Majikan. Sebab itu, tidak hanya kita yang memiliki status ganda, Tuhan pun memiliki status ganda. Di satu pihak, Dia adalah Mempelai kita yang menyenangkan dan di pihak lain, Dia adalah Tuan kita yang tegas. Kadang kala Dia sangat menyenangkan bagi kita, tetapi adakalanya Dia tegas terhadap kita. Karena itu, dalam aspek hayat, kita perlu diperbarui dari batin kita; dalam aspek pelayanan, kita perlu dengan aktif melayani Tuhan kita.

Mat. 25:1-30; Ef. 4:23, Rm. 12:2; 2 Kor. 3:18

Sebagai gadis, kita memerlukan sesuatu yang batiniah — dalam buli-buli batiniah dipenuhi dengan minyak (Roh Kudus). Namun hamba perlu sesuatu yang lahiriah — talenta rohani. Kepenuhan Roh kudus adalah yang batiniah, tetapi talenta atau karunia rohani itu lahiriah. Sebagai gadis yang bijaksana, kita memerlukan minyak di batin, dan sebagai hamba yang setia, kita memerlukan talenta untuk melayani Dia.
Minyak yang memenuhi buli-buli menyebabkan terjadinya pembaruan apa adanya kita (Ef. 4:23, Rm. 12:2), dan dari situ pulalah terjadi pengubahan (2 Kor. 3:18). Di antara anak-anak Allah hari ini, terdapat banyak kekurangan dalam pekerjaan batiniah ini. Sebaliknya banyak orang Kristen berusaha memperbaiki penampilan lahiriah mereka. Agama berkaitan dengan penampilan lahiriah, tetapi anugerah Allah dalam kepenuhan Roh Kudus masuk ke dalam kita dan mengubah kita dari dalam. Cara Allah dalam mengubah kita bukan dengan perbaikan lahiriah, melainkan melalui kita minum dari Roh dan membiarkan Roh menjenuhi apa adanya kita. Hasilnya, penampilan kita akan berubah dari dalam.
Sebagai gadis di aspek hayat, kita perlu diperbarui dari batin; sebagai hamba dalam aspek pelayanan, kita perlu sangat aktif secara lahiriah. Adakalanya kita mungkin begitu aktif melayani secara lahiriah sehingga kita mengabaikan pembaruan batiniah. Tetapi pada saat lain, kita mungkin sangat memperhatikan hayat batiniah sehingga kita tidak melayani dengan sepatutnya. Kedua aspek ini perlu kita perhatikan secara seimbang.
Jika kita sepanjang hari tidak berdoa, kita pasti bisa merasakan bahwa di dalam diri kita tidak membara, juga tidak ada terang, juga tidak ada pembaruan. Tetapi jika kita berdoa, lima menit kemudian, kita akan merasa, bahwa di dalam kita ada sesuatu yang kembali membara, itulah manusia baru kita. Melalui doa beberapa menit manusia baru kita bisa kembali dibarakan, tetapi itu masih belum bisa membuat pelita kita kembali dipenuhi. Agar pelita kita kembali dipenuhi, kita perlu hidup bersama Tuhan sedikitnya setengah jam. Setelah demikian dipenuhi dengan Roh, maka dengan sendirinya kita memiliki kekuatan untuk melayani, mengobarkan karunia yang telah Tuhan berikan kepada kita.

Doa:
Tuhan Yesus, di mata-Mu aku bukan hanya gadis yang mengasihi-Mu, namun juga adalah hamba yang melayani-Mu. Terima kasih karena Engkau mempercayakan harta-Mu kepadaku. Tuhan, aku mau menjadi hamba yang setia melayani dengan apa yang telah Engkau berikan. Jagalah hatiku ya Tuhan.

No comments: