Hitstat

17 December 2007

Matius Volume 8 - Minggu 2 Selasa

Menantikan dan Mempercepat Kedatangan Tuhan
2 Petrus 3:11b-12a
Betapa suci dan salehnya kamu harus hidup yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah.

Mungkin banyak orang berkata dengan nada pesimis, “Di manakah janji tentang kedatangan-Nya?” (2 Ptr. 3:4). Dua Petrus 3:10 mengatakan, “Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus oleh nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.” Hari Tuhan terutama dalam arti penghakiman untuk pemerintahan Allah (1 Tes. 5:2). Dalam Perjanjian Baru, hari Tuhan sebagian besar disebutkan berhubungan dengan penghakiman Tuhan (1 Kor. 1:8, 3:13, 5:5; 2 Kor. 1:14; 2 Tim. 4:8). Hari penghakiman Tuhan (1 Tes. 5:3-4) akan datang sebelum Kerajaan Seribu Tahun (Why. 18:1; 19:11; 20:4-6).
“Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup” (2 Ptr. 3:11). Segala sesuatu, baik di langit maupun di bumi, telah dicemarkan oleh pemberontakan Iblis dan kejatuhan manusia. Walaupun segala sesuatu, di bumi atau di langit telah didamaikan kepada Allah melalui Kristus dengan darah-Nya (Kol. 1:20), bahkan hal-hal surgawi telah disucikan dengan darah Kristus (Ibr. 9:23), tetapi dalam penanggulangan pemerintahan Allah mereka masih perlu dibersihkan melalui dibakar dengan api, supaya mereka menjadi baru dalam sifat dan penampilan luaran di dalam alam semesta Allah yang baru (2 Ptr. 3:13).
Jadi, sebagai anak-anak Allah yang kudus, kita harus berperilaku agar memiliki hidup yang kudus dan ibadah. Kita harus menempuh hidup yang sesuai dengan sifat kudus Allah dan ibadah demi mengekspresikan Dia, supaya kita cukup syarat berpadanan dengan pemerintahan-Nya yang kudus. Ketika kita menempuh kehidupan yang diubah dalam cara yang kudus dan ibadah, kita sedang mengharapkan, menantikan, dan mempercepat kedatangan hari Allah.

Mat. 24:15-26; 2 Ptr. 3:9-13; 1 Ptr. 4:17-18; 1 Tes. 5:3

Mengetahui bahwa Allah begitu kudus dalam melenyapkan segala hal, kita harus memiliki cara hidup yang kudus dan ibadah ketika kita menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Kita bukan hanya mengharapkan hari Allah - kita akan mempercepatnya (2 Ptr. 3:12). Dalam 2 Petrus 3:14, dikatakan, “Sebab itu, Saudara-saudaraku yang terkasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu didapati-Nya tidak bercacat dan tidak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.” Didapatinya kita di hadapan Tuhan dalam perdamaian berarti kita menempuh kehidupan yang benar, betul, tidak bermasalah di mata-Nya, baik dengan Allah maupun dengan manusia, pada kedatangan-Nya. Damai adalah buah kebenaran (Ibr. 12:11; Yes. 32:17). Kaum beriman harus berjalan di jalan kebenaran (2 Ptr. 2:21), menuntut hidup dalam perdamaian (Ibr. 12:14), dan mempersiapkan diri bagi kedatangan Tuhan dengan penghakiman-Nya. Hanya dengan demikian kita dapat disebut tanpa cacat dan tanpa noda, sebagaimana Tuhan, Sang Anak Domba yang tak bercacat dan tak bernoda (1 Ptr. 1:19).
Dalam 2 Petrus 3:9 dikatakan bahwa Tuhan sabar terhadap kita. Hati Tuhan bukan tertuju pada waktu penggenapan janji-Nya melainkan pada umat-Nya, yang Dia miliki secara khusus sebagai harta pusaka (1 Ptr. 2:9; Tit. 2:14). Ia menginginkan tidak ada seorang pun dari kita, orang-orang tebusan-Nya yang berharga, yang akan dihukum oleh penghakiman pemerintahan Allah, sebaliknya ada sejangka waktu yang panjang bagi kita untuk bertobat, agar kita bisa terhindar dari hukuman-Nya, terhindar dari hukuman pendisiplinan pemerintahan Allah terhadap orang-orang beriman (1 Ptr. 4:17-18; 1 Tes. 5:3, 8).
Oleh karena itu, semua kaum beriman perlu bertobat, bukan hanya atas dosa dan kelemahan, tetapi terlebih bertobat karena tidak berjaga-jaga untuk hari kedatangan Tuhan dan tidak menempuh hidup yang kudus dan ibadah. Kita harus tekun mempersiapkan diri sendiri untuk bertemu dengan Dia. Kita juga harus melayankan hayat kepada orang lain sehingga mereka dapat bertumbuh dan dipersiapkan. Inilah satu-satunya jalan untuk mempercepat kedatangan Tuhan kembali.

Doa:
Tuhan Yesus, aku bukan hanya menjadi orang yang menantikan kedatangan-Mu, namun terlebih menjadi orang yang mempercepatnya. Tuhan, jagalah kehidupanku agar senantiasa berjaga-jaga, memperhatikan bagaimana aku hidup secara kudus dan saleh, tidak sembarangan ataupun kendur.

No comments: