Hitstat

19 February 2008

Markus Volume 1 - Minggu 1 Rabu

Menyerahkan Nyawa-Nya ke Dalam Maut
Yesaya 53:12b
... Karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.

Ayat Bacaan: Yes. 53:12b; Luk. 23:34; Yoh. 12:27; Mat. 26:38; 2 Kor. 5:14-15

Tuhan mencurahkan nyawa-Nya ketika ia mati di atas salib. Ia disalibkan di antara kedua penyamun dan karenanya terhitung bersama para pemberontak. Fakta bahwa la menanggung dosa banyak orang dan berdoa syafaat bagi para pemberontak digenapi oleh doa Tuhan di salib, “Ya Bapa, ampunilah mereka; sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Lukas 23:34a).
Sungguh, tak seorang pun dapat memahami betapa berat penderitaan jiwa-Nya di atas salib. Kita sering mengingat akan kesengsaraan tubuh-Nya, tetapi melupakan perasaan jiwa-Nya. Satu minggu menjelang hari Paskah, Ia sudah berkata, “Sekarang jiwa-Ku cemas” (Yoh. 12:27; TL.). Perkataan ini ditujukan kepada salib. Tatkala Ia berada di taman Getsemani, Ia berkata, “Jiwa-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya” (Mat. 26:38; TL.). Tanpa kedua perkataan-Nya tersebut, hampir tak terpikir oleh kita akan kesengsaraan dalam jiwa-Nya. Yesaya 53:10-12 tiga kali mengatakan Ia menyerahkan jiwa-Nya dan mencurahkannya hingga mati. Karena Ia demikian menanggung laknat dan aib salib, maka setiap orang yang percaya dan bersandar kepada-Nya, tidak lagi terkutuk dan terhina.
Kiranya mata rohani kita dapat melihat dengan jelas Tuhan Yesus yang tersalib. Oh, kematian-Nya adalah kematian yang paling menderita di dunia ini! Tidak ada orang yang mati seperti mati-Nya. Penuh dengan hati kasih mau menyelamatkan orang dunia. Demikianlah Dia mati bagi orang dunia.
Ketika kita melihat kasih Tuhan yang demikian besar, dan penderitaan-Nya di atas kayu salib, bagaimanakah reaksi kita? Rasul Paulus adalah seorang yang dikuasai oleh kasih Tuhan yang demikian mendesaknya, sehingga membuatnya tidak lagi hidup bagi dirinya, melainkan mempersembahkan diri untuk hidup bagi-Nya (2 Kor. 5:14-15).
Marilah kita mempersembahkan dan mencurahkan seumur hidup kita bagi-Nya, mengasihi dan melayani Dia. Kiranya Tuhan membuka mata rohani kita terhadap apa yang telah Tuhan rampungkan bagi kita di atas kayu salib dan dengan sukacita mempersembahkan diri kita kepada-Nya.

No comments: