Hitstat

30 January 2010

Kisah Para Rasul Volume 3 - Minggu 3 Minggu

Allah Mahamulia Menampakkan Diri kepada Abraham
Kisah Para Rasul 7:2
Jawab Stefanus: “Hai saudara-saudara dan bapa-bapa, dengarkanlah! Allah yang Mahamulia telah menampakkan diri-Nya kepada bapa leluhur kita Abraham, ketika ia masih di Mesopotamia, sebelum ia menetap di Haran."

Ayat Bacaan: Kis. 7:2-3; Yos. 24:3; Kel. 29:43; Kej. 12:1-4; Flp. 3:20; Gal. 3:7-9; Rm. 4:6-17; 2 Ptr. 1:3

Setelah manusia sepenuhnya jatuh di bawah hasutan Satan, seluruh umat manusia berada dalam pemberontakan melawan Allah. Ini berarti Allah telah disingkirkan keluar dari bumi. Tetapi setelah Satan melakukan yang terhebat untuk merusak manusia yang diciptakan Allah, Allah yang tujuan-Nya tidak berubah, datang untuk mendapat permulaan yang baru! Allah yang mulia menampakkan diri kepada Abraham di Ur-Kasdim dan memanggilnya keluar dari negeri berhala.
Awalnya, Abraham enggan untuk menaati panggilan Allah, untuk keluar dari negerinya dan keluarganya dan masuk ke dalam tanah permai. Ia perlu dikuatkan dengan penampakan Allah untuk menaati panggilan Allah, untuk keluar dari negeri berhala. Walaupun secara umum Abraham diterima sebagai bapa iman, namun ia lemah seperti kita, ia masih memerlukan kekuatan yang hanya dapat diberikan oleh penampakan Allah. Allah memanggil Abraham dengan menampakkan diri-Nya sebagai Allah yang Maha mulia (Kis. 7:2-3). Allah memanggilnya bukan hanya dengan kata-kata. Dia memanggilnya dengan kemuliaan-Nya, sehingga Abraham melihat dan tertarik oleh kemuliaan Allah.
Pengalaman kita juga demikian. Dalam makna tertentu, kita juga telah melihat kemuliaan Allah. Ketika kita mendengarkan Injil dan Injil itu masuk ke dalam kita, kita melihat kemuliaan Allah. Apakah Anda tidak melihat kemuliaan Allah pada saat Anda beroleh selamat? Awalnya kita tidak berniat menerima Allah, namun ketika Injil masuk ke dalam kita, tidak tertahan lagi kita berkata, “Ya Allah, hamba mau Engkau!” Tak dapat kita sangkal bahwa kemuliaan Allah telah tertampak oleh kita. Pengalaman yang demikian tidak dapat diutarakan. Tak seorang pun yang mampu menjelaskannya dengan jelas. Ketika Injil masuk ke dalam kita, kita hanya dapat berkata bahwa Allah yang Maha mulia telah menampakkan diri kepada kita, menarik kita, serta memanggil kita. Seperti Abraham, kita juga dipanggil oleh Allah yang Maha mulia.Tak peduli betapa lemahnya kita, kita harus cepat-cepat menjawab panggilan Allah dan meninggalkan segala sesuatu yang bukan Allah. Makin cepat kita maju, makin baik. Bergegaslah, keluarlah dari segala sesuatu yang bukan Allah.

No comments: