Hitstat

12 May 2005

1 Yohanes Volume 1 - Minggu 4 Kamis

Kasih Yang Alamiah
Yohanes 21:16
"Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau."

Petrus mengasihi Tuhan, tetapi dengan kekuatan alamiahnya. Hal ini membuat Tuhan menanggulanginya, mengatur situasi sehingga Petrus jatuh dan menyangkal Tuhan. Setelah peristiwa itu dan sebelum kenaikan-Nya, Tuhan Yesus menjumpai Petrus dan berkata, "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi (agape – kasih ilahi) Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi (phileo - kasih insani) Engkau" (Yoh. 21:15).
Tuhan menyebutnya "Simon", karena nama ini menggambarkan manusia alamiahnya. Tuhan meminta Petrus mengasihi Dia dengan kasih Allah (agape), namun Petrus mengasihi Tuhan dengan kasih insaninya (phileo). Petrus tak berdaya menjawab Tuhan dengan tegas. Ia tidak bisa mengatakan, "Tuhan, aku mengasihi-Mu dengan kasih ilahi." Ia juga tidak bisa mengatakan, "Tuhan, aku tidak mengasihi-Mu." Bila Anda menjadi Petrus, bagaimana Anda menjawab Tuhan? Dapatkah Anda mengatakan, "Aku mengasihi-Mu lebih daripada mereka ini?" Atau dapatkah Anda mengatakan, "Tuhan, maaf, aku tidak mengasihi-Mu, sebab kasihku begitu alamiah?"
Sampai tiga kali Tuhan harus bertanya kepada Petrus agar dia dapat menjawab bahwa dia mengasihi Tuhan dengan kasih ilahi, bukan kasih insani. Perlu berapa kali Tuhan harus bertanya kepada Anda sampai Anda dapat menjawab, "Tuhan, aku mengasihi (agapao) Engkau?"

Kasih Yang Ilahi
Yoh. 14:15, 21, 23; 15:9, 12

Bagaimana kasih kita terhadap Tuhan dan saudara saudari dapat disebut sebagai kasih yang ilahi (agape)? Inilah kasih Allah yang menjadi kasih kita melalui pengalaman dan kenikmatan kita atas Dia.
Ada perbedaan antara kasih insani (phileo) dengan kasih Allah (agape), yaitu bahwa kasih insani sangat mudah tersinggung.
Banyak kasus yang sering terjadi, yaitu orang-orang yang kita kasihi secara alamiah akhirnya menjadi musuh-musuh kita. Inilah akibat dari kasih alamiah. Itulah sebabnya orang yang bijaksana selalu lamban dan berhati-hati dalam hal mengasihi orang lain. Mereka menyadari bahwa jika kita mengasihi orang lain secara membabi buta, cepat atau lambat kasih itu akan menyebabkan masalah. Banyak perceraian dan perpisahan adalah akibat dari kasih alamiah yang bodoh, yang dengan mudah saling menyakiti dan memimpin kepada permusuhan. Contohnya, seorang laki-laki dan wanita dapat saling mengenal hanya dalam waktu singkat. Pada mulanya mereka saling mengasihi dan berencana segera menikah. Tetapi tidak lama setelah menikah, mereka menjadi musuh dan memutuskan segera bercerai. Kalau toh tidak bercerai, mereka akan menempuh hidup yang menderita. Inilah akibat dari kasih alamiah.
Kasih alamiah kita harus diletakkan di atas salib. Kita perlu mengasihi orang lain dengan kasih Allah (agape) yang telah kita alami dan nikmati. Jika kita mengalami kasih Allah, kita akan mengasihi Allah dengan kasih ini. Kita juga akan mengasihi saudara-saudara dengan kasih yang sama ini. Kasih semacam ini tidak menyebabkan masalah. Satu Korintus 13:4-8 mengatakan, "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan."

No comments: