Hitstat

20 May 2005

1 Yohanes Volume 2 - Minggu 1 Jumat

Dunia Sedang Lenyap
1 Yohanes 2:17
"Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya."

Dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya. Ketika suatu bank sedang menuju kebangkrutan, siapa pun tidak akan mau menaruh deposito di dalamnya. Memusatkan perhatian pada dunia ini adalah seperti menyusun ulang kursi-kursi geladak di kapal Titanic yang sedang tenggelam. Orang yang bijaksana tidak hidup bagi dunia yang sedang lenyap.
Tetapi dia yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-selamanya. Dunia berlawanan dengan Allah Bapa, maka hal-hal di dalam dunia (ay 15), yang adalah hawa nafsunya, berlawanan dengan kehendak Allah. Pada pihak positifnya, kita memiliki Bapa dan kehendak-Nya. Pada pihak negatifnya, kita memiliki dunia dan segala hal yang di dalam dunia. Dunia berlawanan dengan Bapa, dan hal-hal di dalam dunia berlawanan dengan kehendak Bapa.
Melakukan kehendak Allah adalah melakukannya secara kebiasaan dan berkesinambungan, tidak hanya kadang-kadang. Dunia, hawa nafsunya, dan mereka yang mengasihi dunia sedang hilang lenyap. Tetapi Allah, kehendak-Nya, dan mereka yang melakukan kehendak-Nya akan tinggal selamanya.
Setelah menjadi orang Kristen, kita harus belajar menerima kehendak Allah, membiarkan kehendak Allah mengatur segala kita. Jika seseorang dapat melunakkan diri dan tunduk di bawah kehendak Allah, niscaya ia tidak akan banyak menempuh jalan yang sia-sia. Banyak orang yang mengalami kegagalan, banyak pula orang yang hayat rohaninya tidak bertumbuh, justru karena mereka selalu bertindak menurut kemauan diri sendiri.

Hidup Selama-lamanya
1 Yoh. 2:17

Orang-orang Kristen, tidak seharusnya mengasihi dunia, sebaliknya mereka harus mengasihi Allah dan melakukan kehendak-Nya. Sebagaimana kasih Allah memenuhi mereka dan kehendak Allah memotivasi mereka, mereka tidak boleh memfokuskan dirinya untuk dunia.
Allah adalah kekal dan segala sesuatu yang kekal pasti tidak terbatas. Saudara saudari yang terkasih, apakah kita benar-benar mengerti apa yang dimaksud dengan "kekal" itu? Karena di seluruh alam semesta ini, selain Allah, tidak ada sesuatu pun yang kekal. Bahkan matahari juga menjadi tua. Walaupun matahari masih mampu untuk memanasi bumi sampai bermilyar-milyar tahun lagi, tetapi tetap saja ia akan menjadi tua. Bumi pun telah menjadi tua.
Kata kekal benar-benar di luar jangkauan pikiran kita untuk mengerti karena kita memang tidak pernah melihat apa pun yang tidak akan pudar. Rumah baru menjadi tua, orang muda menjadi tua, dan segala yang kita beli, yang tadinya begitu segar dan indah, dengan cepat menjadi tua. Kita semua tentu saja tidak mau menjadi barang antik, kita selalu ingin tetap muda dan segar. Tetapi kita hidup di dalam sesuatu yang dapat menjadi tua dan usang, kita sendiri menjadi tua dan segala sesuatu yang kita sentuh juga menjadi tua. Tetapi haleluya, kita memiliki Allah. Allah kita adalah kekal. Dia tidak berubah, dulu, sekarang, bahkan sampai kekal, karena itu Dia selalu segar. Jika kita melakukan kehendak-Nya, kita juga akan menikmati Dia, Sang kekal yang selalu segar, baru bagi kita.
Lagu di bawah ini menceritakan kesegaran Allah:

Bapa, Dikaulah Sang Segar, tanpa Kau usanglah;
Zaman boleh saja tua, ada Kau segarlah.
Pada kami, s’mua berkat-Mu, barulah melulu,
Janji baru, jalan baru, selamanya baru.
Kami ciptaan baru-Mu, orang, hati dan roh;
Hari-hari kian baru, penuh ragam baru.
Koor: Bapa Kau Allah Sang Segar, tiada kenal usang!
Laksaan tahun berselang, Kau segar tak ubah!

No comments: