Hitstat

14 May 2005

1 Yohanes Volume 1 - Minggu 4 Sabtu

Terang Menyingkirkan Gelap
1 Yohanes 2:9
"Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang."

Terang adalah penampilan dari esensi Allah dan sumber kebenaran. Kasih berhubungan dengan terang. Kasih berlawanan dengan kebencian yang berhubungan dengan kegelapan. Membenci saudara seiman adalah satu tanda dari orang yang berada dalam kegelapan (ay. 11). Demikian juga, mengasihi saudara seiman adalah tanda bahwa kita tinggal di dalam terang (ay. 10). Di dalam ayat 10 Yohanes berkata, "Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan."
Iblis tidak perlu menyuruh kita bertengkar, asal saja kita menebar kasih alamiah—hal-hal yang tidak berkaitan dengan hayat Allah, itu cukup membuat kita tercerai-berai. Perhatikanlah orang yang membuat campuran beton, jika di dalamnya ada sedikit saja tanah, beton itu tidak akan kokoh. Untuk merusak kesatuan, Iblis cukup menebarkan sedikit "tanah" — perkara yang tidak bisa berbaur dengan hayat Allah — ke dalam kita, maka datanglah kegelapan, hasilnya pasti tidak harmonis. Kita mungkin tetap bersama-sama dalam gereja, tetapi kasih persaudaraan itu telah lenyap.
Tinggal di dalam Tuhan berarti tinggal di dalam terang, yang menghasilkan kasih dan persekutuan dengan saudara saudara seiman. Tinggal di dalam terang juga membuat kita diselamatkan dari kegelapan maut yang membutakan. Kita perlu segera mengakui dosa-dosa kita di depan Tuhan, sehingga kita mengalami pengampunan serta pembersihan Allah, dan segera berada dalam terang.

Menghindari Perpecahan - Mengasihi Saudara
Kol. 3:4; 2 Kor. 5:17; Ef. 4:22-24; Gal. 2:20

Orang yang nampak Tubuh Kristus, yang mempunyai perasaan Tubuh, pasti tidak akan membenarkan adanya perpecahan di antara anak-anak Allah, karena ia mengasihi semua orang milik Allah.
Di dalam Tubuh, perasaan kasih timbul dengan sendirinya; di dalam Tubuh, perpecahan itu tidaklah wajar.
Kita mempunyai dua tangan. Apabila tangan kanan mempunyai alasan untuk mencela tangan kiri, ia tidak akan dapat memisahkannya dari tubuh; pemisahan itu adalah hal yang tidak mungkin. Demikian juga, Tubuh Kristus akan menyelamatkan kita dari segala perpecahan, juga akan menyelamatkan kita dari sikap individualistis.
Banyak orang yang hidupnya berdasarkan diri sendiri, tidak berdasarkan Tubuh. Misalnya, dalam hal berdoa. Ada orang yang tidak dapat berdoa bersama saudara lainnya. Orangnya berlutut bersama, tetapi hatinya tetap sendiri saja. Suara doanya dapat didengar oleh yang lain, tetapi doa orang lain tidak didengarnya. Hal ini disebabkan perasaannya tidak dapat dipadukan dengan perasaan orang lain. Inilah yang dimaksud dengan sikap individualistis, karena ia tidak nampak Tubuh.
Di dalam gereja, kita bisa menemukan beberapa orang yang suka berkumpul di dalam satu kelompok kecil. Hanya dengan orang-orang dalam kelompok kecil itu saja mereka dapat bergaul dan saling mengasihi, tetapi dengan orang lain mereka tidak dapat bergaul. Ini menunjukkan bahwa mereka belum nampak Tubuh Kristus.
Jika seseorang nampak Tubuh Kristus, niscaya ia tidak berani membentuk "golongan" macam apa pun, dan perasaannya akan menyalahkan segala perlakuan tersebut. Hayat ilahi di dalam kita menuntut penghidupan bersama (korporat) dan saling mengasihi. Jika kita mematuhi perasaan hayat ini untuk memelihara kasih persaudaraan dalam Tuhan, maka perpecahan atau golong-golongan yang akan merusak Tubuh Kristus dapat dihindari. Janganlah kita seperti orang-orang di Korintus, mereka mengatakan, "Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus" (1 Kor. 1:12).

No comments: