Hitstat

28 May 2005

1 Yohanes Volume 2 - Minggu 2 Sabtu

Tujuan Pengurapan (1)
Matius 3:17
"Lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

Kita mudah sekali mencampur-adukkan pengurapan minyak dan kekuatan. Tidak salah, pengurapan minyak ada bersama kekuatan, karena Allah dengan Roh Kudus dan kekuatan telah mengurapi Yesus orang Nazaret. Tidak salah, Roh Kudus ada bersama kekuatan, karena Roh Kudus juga adalah kekuatan Allah. Tetapi kekuatan Roh Kudus atas seseorang adalah hasil dari pengurapan minyak. Kekuatan Roh Kudus atas seseorang bukanlah maksud Allah yang utama; juga bukan keinginan hati Allah sewaktu Allah mengurapi seseorang. Kita harus tahu, manusia mendapatkan pengurapan bukan untuk mendapatkan kekuatan untuk melakukan perkara-perkara yang aneh. Manusia mendapatkan pengurapan Allah adalah untuk dikuduskan di hadapan Allah, dikhususkan bagi Allah dan kepentingan-Nya.
Ketika Roh Kudus turun ke atas diri Tuhan Yesus, perkara pertama yang terjadi bukan Tuhan pergi bekerja, melainkan adanya pengakuan Allah — "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi." Inilah perkataan Allah (Mat. 3:17). Karena itu, pengurapan minyak menyatakan pelantikan oleh Allah. Di sini ada orang yang dapat diakui Allah sebagai milik-Nya, Allah dapat mengatakan bahwa ia adalah orang yang dapat diutus dan dipakai oleh Allah; dengan demikian, kekuatan akan muncul secara wajar. Hasilnya adalah Injil diberitakan kepada orang-orang miskin, orang buta dapat melihat, yang terikat dibebaskan, orang dapat mendengar tentang tahun rahmat Tuhan.

Tujuan Pengurapan (2)
Kel. 29:7, 21; 40:9-16; 34-35; Im. 8:10-12, 30; 1 Sam. 10:1; 16:12-13; 1 Raj. 1:39; 19:16; 2 Raj. 9:1-6; 11:12

Walaupun istilah "pengurapan" pertama kali disebutkan dalam 1 Yohanes, tetapi masalah pengurapan telah ada dalam Perjanjian Lama ketika bangsa Israel mendirikan tabernakel (kemah pertemuan). Ketika mereka mendirikan tabernakel di padang belantara, Allah memerintahkan bahwa mereka harus mengurapkan minyak urapan yang kudus ke atas tabernakel dan semua peralatan di dalamnya. Semua imam yang melayani dan juga imam besar harus diurapi dengan minyak urapan. Sekali orang-orang dan peralatan itu diurapi, mereka dipisahkan dan dikuduskan kepada Allah (Kel. 29:7, 21; 40:9-16; Im. 8:10-12, 30). Setelah itu, para raja dan nabi juga diurapi Allah untuk pelayanannya. (1 Sam. 10:1; 16:12-13; 1 Raj. 1:39; 19:16; 2 Raj. 9:1-6; 11:12). Jadi, pengurapan telah terjadi sangat awal dalam Alkitab.
Tujuan Allah mengurapi manusia dan benda-benda adalah supaya yang diurapi itu dapat dikuduskan. Apakah artinya dikuduskan? Pada masa lampau kita menyadari bahwa untuk dikuduskan berarti pemisahan orang yang telah diurapi dari yang umum, karenanya menyebabkan dia menjadi milik Allah. Tapi, ini adalah pengertian yang dangkal, karena hanya mengacu kepada posisi saja. Jika kita memiliki pengertian yang lebih dalam, kita akan melihat bahwa untuk dikuduskan tidak hanya merubah posisinya tetapi juga sifat yang diurapi itu. Karena pengurapan menandakan Roh Kudus, itu juga melambangkan Allah Tritunggal. Setiap kali urapan ini dicurahkan, ada diri Allah sendiri. Siapa saja yang menerima urapan minyak ini, di dalamnya komponen Allah akan bertambah. Ketika Musa mengurapi kemah, mezbah, dan imam-imam, kemah itu menjadi kemah Allah, mezbah itu menjadi mezbah Allah, dan imam-imam itu menjadi imam-imam Allah.
Karena pencurahan minyak urapan, Allah sang Pencipta berbaur dan bersatu dengan manusia dan benda-benda, ciptaan. Inilah sebabnya setelah kemah itu didirikan dan diurapi dengan minyak urapan, kemuliaan Allah memenuhi kemah itu (Kel. 40:2, 9, 34-35). Walaupun ada banyak kemah di antara orang Israel, hanya kemah ini yang memiliki kemuliaan dan kehadiran Allah.

No comments: