Hitstat

09 May 2005

1 Yohanes Volume 1 - Minggu 4 Senin

Menuruti Perintah-Perintah-Nya
1 Yohanes 2:3-4
"Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran."

Dalam bahasa Yunani kata "mengenal" (tahu) di dalam ayat 3 adalah ginosko. Kata ini juga dapat diterjemahkan "merasa" atau mengenal melalui pengalaman, yaitu pengalaman memelihara perintah-perintah Tuhan. Kata "mengenal Dia" juga menyatakan bahwa kita telah mulai mengenal Dia dan masih harus terus mengenal Dia dalam hidup sehari-hari.
Orang-orang dari aliran Gnostis mengklaim bahwa mereka mengenal Allah. Kata gnostis sendiri berarti "orang yang tahu". Tetapi bagaimanakah seseorang bisa yakin bahwa ia benar-benar mengenal Allah? Satu Yohanes 2:3 ini dengan tegas mengatakan bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya.
Kita bisa yakin bahwa kita berada dalam persekutuan hayat (persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya Yesus Kristus; hidup di dalam terang) bila hidup kita bercirikan kedambaan untuk menuruti perintah-perintah-Nya. Jika kita mengatakan bahwa kita telah mengenal Tuhan, tetapi tidak menuruti perintah-perintah-Nya, kebenaran (realitas) tidaklah di dalam kita, dan kita menjadi seorang pendusta. Perintah-perintah di sini terutama mengacu pada iman kepada Yesus dan saling mengasihi di antara saudara saudari seiman (1 Yoh. 3:23, Yoh. 6:28-29). Orang-orang dari golongan yang sesat itu menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus, mereka juga tidak mengasihi saudara saudari seiman.

Mengasihi Tuhan
Mat. 22:36-38; Yoh. 21:15-17

Yohanes 14:15, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku." Kasih inilah yang menjadi dorongan bagi kita untuk menuruti perintah-perintah-Nya.
Alkitab menunjukkan bahwa mengasihi Tuhan adalah perkara besar. Seorang ahli Taurat bertanya kepada Tuhan, "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama (Mat. 22:36-38).
Saudara saudari, kalau mengasihi Tuhan, adalah hukum yang paling besar, lalu bagaimanakah dengan orang yang tidak mengasihi Tuhan? Dosa apakah yang telah ia perbuat? Orang itu telah melakukan dosa yang paling besar! Sering kali, kita tidak merasa bahwa Tuhan yang di dalam kita begitu segar dan manis. Bagi kita, pekerjaan, kuliah, pelesiran atau keluarga lebih menarik daripada Tuhan. Bahkan hal-hal kecil seperti sebuah baju, motor, mobil, atau handphone lebih kita perhatikan daripada Tuhan. Semua itu membuktikan betapa dalamnya kejatuhan kita.
Allah mempunyai satu permintaan, yaitu supaya kita mengasihi Dia. Ketika Tuhan masih di bumi, dan ketika orang-orang datang kepada-Nya, la hanya melakukan satu hal, yaitu membawa orang untuk mengasihi-Nya. Setelah kebangkitan Tuhan, Petrus memimpin murid­murid lainnya kembali menjala ikan. Tuhan khusus datang kepada mereka. Tuhan tidak mencela Petrus, Dia hanya bertanya, "Simon, . . . apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini? (Yoh. 21:15). Perkataan Tuhan sangat bermakna. Frase "mereka ini" bisa ditujukan kepada ikan-ikan yang ada di depan Petrus, atau kepada lautan yang di depan Petrus, atau kepada perahu-perahu yang ada di depan Petrus. Tuhan seolah berkata, "Di depanmu ada seratus lima puluh tiga ekor ikan, ada jala, ada perahu, ada lautan; di depanmu ada banyak barang. Aku menaruh diriKu di hadapan semua barang ini, bandingkanlah, apakah engkau mengasihi Aku atau mengasihi mereka ini?"
Jika pertanyaan ini diajukan kepada kita. Apa jawaban kita?

No comments: