Hitstat

18 May 2005

1 Yohanes Volume 2 - Minggu 1 Rabu

Dihimpit Semak Duri
Matius 13:22
"Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah."

Semak duri melambangkan dua hal: kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan. Kekuatiran dunia ini ditujukan kepada sesuatu yang wajar, legal, dan yang kita butuhkan untuk hidup. Hal-hal yang wajar dapat menjadi semak duri ketika hal-hal itu menduduki kita. Itulah sebabnya mengapa Tuhan memberitahu kita untuk tidak kuatir terhadap perkara-perkara seperti makanan dan pakaian (Mat. 6:31). Tuhan mengetahui kebutuhan kita dan memperhatikan kita.
Setelah hal-hal yang wajar terpenuhi, akan ada tuntutan lagi, yaitu tipu daya kekayaan. Setiap orang ingin meningkatkan kualitas hidupnya, namun orang yang ingin kaya, jatuh ke dalam berbagai pencobaan (1 Tim. 6:9). Setelah kita memiliki sesuatu yang kita butuhkan, kita sering menginginkan sesuatu yang lebih baik, untuk meningkatkan prestise kita. Kita tidak sadar bahwa dibaliknya ada jebakan tipu daya kekayaan. Begitu kita terjebak, maka firman di dalam kita tidak dapat bertumbuh. Mereka seperti semak duri yang akan menghimpit pertumbuhan kita.
Kita harus belajar hidup di hadapan Tuhan, "Saya memiliki Kristus, karena itu meskipun saya bekerja untuk kebutuhan hidup saya, namun saya bekerja dengan Kristus, dan saya menikmati penyertaan Tuhan. Ke mana pun saya pergi, dan apa pun yang saya miliki, saya sepenuhnya puas." Berlatih hidup sedemikian di hadapan Tuhan akan menanggulangi segala semak duri. Hal ini akan menyebabkan kita memiliki hati yang baik, yang akan berbuah berkali-kali lipat.

Ingin Bertumbuh Normal
Mat. 13:3-23; 6:31

Semak duri mengacu kepada kutukan, karena muncul setelah Allah mengutuk tanah (Kej. 3:17-18).
Jadi hati yang penuh semak duri adalah hati yang diduduki dengan kutukan. Ini berarti bahwa segala sesuatu yang kita suka, dan segala sesuatu yang kita kejar, sesungguhnya dapat menjadi sebuah kutukan bagi kita.
Apakah yang menentukan sesuatu itu kutukan atau bukan? Sangat bergantung pada apakah kita diduduki olehnya atau tidak. Apakah hal itu mendatangkan damai sejahtera atau kekuatiran. Semua pemberian Tuhan pasti tidak mengandung kekuatiran. Sebuah pekerjaan, contohnya, bukanlah sebuah kutukan. Tuhan dapat memberi kita pekerjaan sebagai berkat. Tetapi ketika pekerjaan itu mulai menduduki kita, maka ia berubah menjadi kutuk. Apa saja yang menduduki kita menjadi kutuk bagi kita.
Dalam kehidupan, kita memang memerlukan keluarga, rumah, kendaraan, pekerjaan, tabungan, dan lain-lain. Bagi manusia, semuanya ini normal. Kita memang boleh memiliki dan menikmatinya. Tetapi apabila hati kita diduduki olehnya, mereka menjadi kutuk. Hal ini membuat kita tidak dapat bertumbuh normal di hadapan Tuhan.
Kita perlu menyadari bahwa hidup orang Kristen adalah hidup yang bersatu dengan Kristus. "Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia" (1 Kor. 6:17). Hidup kita adalah sebuah kehidupan di dalam roh. Tuhan memimpin kita, menguatkan kita, menghibur kita, dan berdiri bersama kita di dalam roh kita. Di dalam roh, ada perhentian, ada damai sejahtera, dan ada sukacita. Kita tidak seharusnya diduduki oleh apa pun. Ketika kita memiliki perhentian di dalam Tuhan, maka semak duri tidak akan bertumbuh, karena kita tidak diduduki oleh apa pun.
Semak duri kelihatannya tidak berbahaya. Tetapi ketika bertumbuh, ia dengan cepat menusuk apa pun yang ada di dekatnya. Segala sesuatu yang seharusnya bertumbuh tidak dapat bertumbuh karena ada semak duri. Segala sesuatu yang dapat menduduki kita, tidak peduli apakah hal itu kelihatannya normal, akan menusuk proses pertumbuhan hayat Tuhan di dalam kita.

No comments: