Hitstat

05 August 2005

Wahyu Volume 1 - Minggu 4 Jumat

Jangan Takut
Wahyu 1:17b
"...Tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir"

Tangan kanan Tuhan yang berotoritas dan perkataan-Nya berjalan seiring (Dan. 8:17-18; 10:9-10, 18). Meskipun Dia ada dalam kemuliaan, Ia tetap penuh kasih! Kasih-Nya dapat diekspresikan dalam frasa ini, "Jangan takut!" Perkataan ini sungguh mengekspresikan sifat Tuhan!
Kitab ini membicarakan "hari TUHAN yang besar dan menakutkan." Pada hari itu, Allah akan membalas manusia menurut perbuatan mereka. Semua akan dihakimi. Namun, ada sekelompok orang yang mengenal bahwa Tuhan Yesus mengasihi mereka, bahwa Dia mencucurkan darah-Nya bagi mereka, dan bahwa Dia menjadikan mereka imam dan raja. Keadaan rohani mereka akan sama dengan Yohanes, dan mereka tidak perlu takut.
Ketika Tuhan menampakkan diri dalam kemuliaan-Nya, kita akan menyadari kelemahan kita sendiri, tetapi lebih dari ini, kita akan melihat kebesaran persona-Nya. Karena itu, Dia berkata, "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir." Kristus adalah Yang Awal, juga Yang Akhir. Hal itu menjamin kita bahwa begitu hidup gereja dimulai, Ia pasti menggenapkannya. Ia tidak akan meninggalkan pekerjaan-Nya terbengkalai. Semua gereja lokal harus percaya bahwa Tuhan Yesus adalah permulaan dan akhir. Ia akan menggenapkan apa yang telah dimulai-Nya dalam pemulihan-Nya. Kiranya hal ini menjamah dan mempengaruhi kita sehingga kita menyerahkan masa depan kita ke tangan-Nya.

Yesus adalah Yang Hidup
Why. 1:18

Dalam ayat 18, Tuhan melanjutkan, "Dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut." Walaupun Kristus adalah hakim yang menyatakan keagungan-Nya, dan walaupun orang-orang kudus memikul tanggung jawab yang serius di hadapan-Nya, Yohanes mendengar ada yang berkata, "Jangan takut." Mengapa? Karena Tuhan Yesus adalah Yang Hidup, yang telah menjadi manusia, mati, dan bangkit. Dia telah mengalahkan Iblis, dan mematikan sengat maut dan kuasa kerajaan maut. Sekarang Dia memegang kunci kerajaan maut. Karena Dia telah mati dan bangkit, kita seharusnya tidak takut.
Hanya kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus yang dapat memberi kita keberanian untuk berdiri di hadapan tahkta penghakiman. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, kita dilepaskan dari penghukuman telaga api kekal. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, kita diselamatkan dari rasa malu di hadapan tahkta penghakiman. Kita harus bertanya pada diri sendiri, apakah kemegahan kita adalah kematian dan kebangkitan Tuhan? Orang yang rohani dan yang selalu siap sedia adalah orang yang demikian, bukan karena mereka lebih maju daripada orang lain, tetapi karena mereka bersatu dalam kematian dan kebangkitan Tuhan (Rm. 6:5).
Saudara saudari, kita bukan menantikan maut (1 Kor. 15:26). Kita sedang menantikan saatnya Tuhan datang kembali. Pada zaman ini, Tuhan bukan sedang memulihkan ciptaan-Nya yang semula dari cengkeraman maut dan kerajaan maut. Sebaliknya, Dia sedang membuka pintu alam maut dan kerajaan maut dan memimpin kita ke tempat berkat yang lebih besar. "Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut." Karena Tuhan Yesus memegang kunci maut dan kerajaan maut, Dia dapat membangkitkan mereka untuk menerima penghakiman di hadapan-Nya. Terima kasih kepada Tuhan karena "Genaplah firman Tuhan yang tertulis: Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" (1 Kor. 15:54-55).

Penerapan:
Ketika kita mengalami perasaan maut seperti lemah, kosong, cemas, gelisah, sumpek, kering, gelap, nyeri dalam kehidupan kristiani kita, janganlah takut! Segeralah memproklamirkan ayat ini. Roma 8:2 mengatakan, "Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. "

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, aku bersyukur memiliki Engkau sebagai Yang Awal dan Yang Akhir. Kiranya Engkau genapkan rencana-Mu atas hidupku. Mulai hari ini, aku mau hidup hanya bagi-Mu, masa depanku biarlah bagi kemuliaan-Mu semata.

No comments: