Hitstat

18 August 2005

Wahyu Volume 2 - Minggu 2 Kamis

Gereja-Gereja
Wahyu 2:7a
"Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."

Dalam ketujuh surat yang tercatat pada pasal dua dan tiga, setiap surat diawali oleh pembicaraan Tuhan (2:1, 8, 12, 18; 3:1, 7, 14), tetapi pada akhir setiap surat, Roh itulah yang berbicara kepada gereja-gereja (2:7, 11, 17, 29; 3:6, 13, 22). Sekali lagi ini membuktikan bahwa Kristus yang berbicara adalah Roh itu. Apa saja yang Kristus katakan, itu adalah pembicaraan Roh itu. Tak seorang pun dapat menyangkal hal ini.
Tuhan menggunakan perkataan yang sama kepada ketujuh gereja, ini membuktikan bukan gereja di Efesus saja yang wajib mendengarkan, tetapi semua gereja pun wajib mendengarkan. Karena hari ini Roh itu sudah berbicara kepada gereja-gereja, maka kita harus berada di dalam gereja, berdiri pada posisi yang tepat untuk mendengarkan Roh itu berbicara. Kalau tidak, bagaimana kita bisa mendengar?
Roh itu berbicara kepada gereja-gereja, bukan hanya berbicara kepada satu gereja lokal saja. Hal ini menyatakan bahwa tidak ada satu gereja lokal-pun yang boleh menganggap dirinya adalah satu-satunya saluran pembicaraan Allah.
Selain itu, kalimat di atas menunjukkan kepada kita pentingnya kita tinggal dalam persekutuan dalam gereja lokal. Di luar gereja lokal, kita tidak mungkin dapat mendengar perkataan Roh itu. Apapun kondisi gereja, Roh masih akan menggunakannya sebagai saluran perkataan-Nya. Jangan anggap diri sendiri lebih baik dari gereja dan jangan mencari perkataan Tuhan di luar gereja.

Mendengar dan Taat
Why. 2:7; 1 Sam. 15:22-23

Semua kata-kata Tuhan dibicarakan kepada mereka yang memiliki telinga untuk mendengar, karena hanya mereka yang bertelinga, yang dapat mendengar. Ini menunjukkan bahwa mereka yang telah mendengar perkataan Tuhan memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Mengapa?
Pada umumnya, kita akan mengakui bahwa mereka yang memiliki jabatan tertentu memiliki tanggung jawab tertentu. Adalah benar bahwa seorang kaum beriman yang mengasihi Tuhan tidak dapat mengubah lingkungannya, tidak peduli seberapa rohaninya dia. Kita tidak akan pernah dapat mengubah situasi yang umum. Kemerosotan gereja bukanlah sesuatu yang bisa kita hentikan dengan tangan kita. Tetapi, ini bukan mengecilkan tanggung jawab kita. Kondisi dari rekan kita sebenarnya adalah cermin dari kondisi rohani kita sendiri.
Begitu mendengar, kita perlu segera taat. Tidak taat berarti memberontak. Satu Samuel 15:22-23 mengatakan, "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim."
‘Pemberontakan’ ialah kata yang sangat menakutkan! Seringkali kita berharap Allah memakai istilah yang lebih ringan untuk menggambarkan dosa kita! Ketika memberontak, kita memiliki banyak alasan. Bahkan dalam pemberontakan, kita masih ingat mempersembahkan harta! Ketika hal-hal berjalan sesuai dengan maksud kita, kita dapat mematuhi Tuhan, karena tidak memerlukan banyak harga. Ketaatan sejati melibatkan penyangkalan opini, hikmat, dan kasih kita, serta mempraktekkan ketulusan hati terhadap perintah Allah dalam Kitab Suci. Bahkan jika diremehkan oleh kerabat dan teman-teman serta ditolak oleh rekan-rekan kita, kita seharusnya terus berjalan bagi kepentingan Allah. Marilah kita menunggu sampai kekekalan ketika yang lain akan iri dan bertepuk tangan dengan sorak sorai atas tindakan kita sekarang ini. Saat ini, senyuman dari takhta sudahlah cukup.

Penerapan:
Jangan menjadi Kristen sendirian, diam di rumah. Kita perlu datang ke persekutuan gereja, berbaur dengan saudara saudari, menempuh hidup gereja yang riil. Demikianlah kita akan dapat mendengarkan perkataan Tuhan.

Pokok Doa:
Tuhan, Engkau berbicara kepada gereja-gereja. Letakkan aku dalam gereja-Mu hingga aku dapat mendengarkan setiap pembicaraan-Mu. Berilah aku bukan hanya telinga yang mendengar tetapi juga hati yang taat, tidak memberontak, dengan segenap hati dan dengan kesungguhan melaksanakan firman-Mu.

No comments: