Hitstat

12 August 2005

Wahyu Volume 2 - Minggu 1 Jumat

Pekerjaan Vs Kasih (1)
Wahyu 2:4
"Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula."

Kita harus selalu waspada terhadap kemungkinan hilangnya kasih semula kita kepada Tuhan. Boleh jadi kita telah bekerja dan berjerih lelah bagi Tuhan, kita juga berpegang pada ajaran yang murni dan sesuai dengan Alkitab, tetapi bisakah seseorang yang lapar akan kasih dipuaskan dengan pekerjaan baik dan kerajinan? Kita mungkin tetap dapat bekerja seperti sebelumnya, tetapi sebenarnya kita telah kehilangan kuasa semula yang mendorong kita untuk bekerja. Gereja dapat bergairah dan aktif di luaran, memiliki iman yang murni, dan penghakiman yang tepat, tetapi bisakah mempelai laki-laki puas jika mempelai perempuannya setia melakukan semua kewajibannya tetapi dingin dalam kasih? Bisakah kasih Kristus dipuaskan dengan aktifitas yang dingin dan pekerjaan yang kering, yang hampa akan kasih yang membara? Tuhan cemburu akan kasih kita! Kasih menuntut kasih, dan hal itu tidak dapat digantikan dengan kerajinan di luaran.
Dalam kehidupan rohani, tidak ada satu pun yang dapat mengantikan hati yang membara bagi Tuhan. Jika hati ini hilang, dengan apakah kita dapat menyenangkan Tuhan? Bisakah suara gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing (1 Kor. 13:1) melayani Tuhan? Kita mungkin rajin bekerja karena pekerjaan itu telah menjadi suatu kebiasaan atau karena pekerjaan itu telah memelihara nama baik kita; namun, penampilan di luaran yang sia-sia itu tidak dapat menipu Tuhan. Setiap pekerjaan yang akan kita lakukan haruslah berasal dari kasih kita kepada Tuhan. Jika bukan karena mengasihi Tuhan, janganlah kita melakukan sesuatu.

Pekerjaan Vs Kasih (2)
Why. 2:2-4

Orang-orang Kristen yang mengenal kasih salib seharusnya menjaga diri mereka di hadapan Tuhan dan membiarkan salib menyegarkan dan memikat hati mereka.
Hal yang mengejutkan kita ialah bahwa ketika orang-orang Efesus meninggalkan kasih semula, mereka masih dapat memiliki banyak kegiatan, begitu penuh gairah, rajin, dan bahkan tekun dalam penderitaan. Tetapi, meskipun ada banyak buah di pohon, mereka tidak selezat sebelumnya.
Jika suatu kegagalan tidak diakui di hadapan Tuhan dan dibasuh oleh darah, kita mungkin membuat suatu kemajuan luaran, tetapi tahun-tahun kita akan dilalui dalam kesia-siaan. Kehidupan kita setelah kejatuhan ialah suatu perjalanan penuh kesia-siaan dan tidak dianggap oleh Allah kecuali kita berbalik ke titik kejatuhan dan memulai perjalanan kita dari sana.
Bahaya yang kita hadapi ialah kita tidak mengubah kebiasaan di luar, tetapi kehilangan kasih semula yang di dalam. Setiap pekerjaan yang akan kita lakukan haruslah berasal dari kasih kita kepada Tuhan. Kasih adalah motivasi setiap hal yang kita lakukan bagi Tuhan. Jika bukan karena mengasihi Tuhan, janganlah kita melakukan sesuatu karena kita tidak akan terpelihara dalam penyertaan-Nya. Adalah hal yang kasihan jika kita bekerja karena kebiasaan atau dengan tujuan menjaga nama kita untuk ketenaran, dari pada terdorong karena kasih Tuhan! Hal ini membuat kita tidak perlu lagi berada dalam terang Tuhan. Kita menganggap bahwa segala sesuatu sama seperti sebelumnya dan tidak merasa ada bahaya besar karena terpisah dari Tuhan dalam kehidupan rohani kita. Kita tidak sadar bahwa kita telah kehilangan persekutuan dari kasih yang kuat dengan Tuhan. Meninggalkan kasih yang semula adalah sumber dari segala kemerosotan gereja.
Kedudukan kita di hadapan Tuhan tidak bergantung pada seberapa banyak kita berjerih lelah tetapi seberapa banyak kita mengasihi. Tentu saja, ketika kita memiliki kasih, kita akan memiliki jerih lelah juga. Tidak peduli seberapa banyak kita bekerja, jika kita telah kehilangan kasih kepada Tuhan, kita adalah orang yang jatuh. Adam telah jatuh. Israel juga jatuh. Gereja di Efesus juga telah jatuh. Marilah kita bertobat dari kejatuhan kita.

Penerapan:
Jangan tertipu dan mengira bahwa karena kita telah begitu aktif bekerja dan berjerih lelah bagi Tuhan, itu berarti kita sudah mengasihi Tuhan! Jangan biarkan pekerjaan kita merampas waktu dan hati kita.
Apa yang Dia selidiki ialah seberapa banyak yang kita lakukan berasal dari kasih kita kepada-Nya. Hanya pekerjaan yang didorong oleh kasih yang adalah emas, perak dan batu berharga.

Pokok Doa:
Lebih baik kehilangan sebagian pekerjaan kita daripada gagal mempertahankan kasih kita kepada Tuhan. Kita semua harus mengatakan, "Tuhan, aku mengasihi Engkau. Aku tidak mengasihi pekerjaan-pekerjaan yang kulakukan bagi-Mu. Aku juga tidak memustikakan jerih lelahku bagi-Mu. Tuhan, aku mengasihi-Mu! Bila jerih lelahku mengurangi kasihku kepada-Mu, aku akan berhenti berjerih lelah."

No comments: