Hitstat

04 August 2005

Wahyu Volume 1 - Minggu 4 Kamis

Tersungkur Di Depan Kaki-Nya (1)
Wahyu 1:17
"Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir"

Tuhan Yesus yang mulia ini hanya membutuhkan sekejap mata untuk menghasilkan pengaruh yang sedemikian. Kemuliaan ini luar biasa. Mata siapakah yang dapat tahan terhadap pemandangan ini? Yohanes pernah bersandar di pangkuan Yesus, tetapi oleh karena kemuliaan, kemegahan, kuasa, dan kekudusan ini, ia tersungkur di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati. Ketika Kristus datang untuk menghakimi gereja dan dunia, siapakah yang dapat tahan terhadap pemandangan sedemikian? Jika Yohanes bereaksi demikian, bagaimana dengan orang lain? Orang-orang beriman yang tidak setia itu? Musuh Tuhan? Semua orang kudus dan orang berdosa akan menyadari keagungan penghakiman yang segera datang ini!
Kebanyakan kita menganggap diri sendiri memiliki sesuatu yang baik. Jika kita melihat Kristus, kita akan menyadari ketidak-layakan kita. Sebelum Yesaya melihat Tuhan, ia sedang memberitakan firman Allah. Dalam pasal 5 disebutkan "Celakalah mereka" sebanyak enam kali, tetapi setelah melihat Tuhan, ia berkata, "Celakalah aku." Pasal 6:1 berbunyi, "Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci." Kemudian ayat 5, "Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam."

Tersungkur Di Depan Kaki-Nya (2)
Why. 1:17b

Ketika Ayub diuji, ia mempertahankan kebenarannya sendiri kepada ketiga temannya dan menganggap dirinya sempurna.
Lalu ia melihat Tuhan, dan ia berkata, "Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu" (Ayub 42:5-6).
Daniel adalah orang yang disebut Alkitab sebagai orang yang saleh, tetapi setelah ia bertemu Tuhan, ia berkata, "Demikianlah aku tinggal seorang diri. Ketika aku melihat penglihatan yang besar itu, hilanglah kekuatanku; aku menjadi pucat sama sekali, dan tidak ada lagi kekuatan padaku. Lalu kudengar suara ucapannya, dan ketika aku mendengar suara ucapannya itu, jatuh pingsanlah aku tertelungkup dengan mukaku ke tanah" (Dan. 10:8-9). Nabi Habakuk berkata, "Ketika aku mendengarnya, gemetarlah hatiku, mendengar bunyinya, menggigillah bibirku; tulang-tulangku seakan-akan kemasukan sengal, dan aku gemetar di tempat aku berdiri; namun dengan tenang akan kunantikan hari kesusahan, yang akan mendatangi bangsa yang bergerombolan menyerang kami" (Hab. 3:16).
Jika kita benar-benar telah melihat kemuliaan Tuhan, kekudusan Tuhan, bahkan diri Tuhan sendiri, kita akan sangat membenci diri kita dan akan menganggap diri kita musuh yang paling besar dan menjijikan.
Sebenarnya kita sama sekali tidak mengenal diri kita. Instropeksi diri sama sekali tidak bermanfaat, itu bukan panduan yang sempurna. Jika kita tidak berada di bawah terang Tuhan, bagaimana kita dapat melihat dengan terang kita sendiri? Hanya ketika kita datang ke hadapan Tuhan untuk memeriksa diri kita barulah kita dapat melihat diri kita yang sesungguhnya.
Tuhan mengatur dan menggerakkan segala sesuatu dalam kehidupan kita untuk membantu kita melihat kegagalan kita sendiri secara total. Betapa sulitnya kita mempelajari pelajaran ini! Ketika kita dipenuhi anugerah Allah dan berhasil dalam pekerjaan kita, kita sulit mengenali diri kita bahwa kita tidak berguna. Betapa indahnya jika kita dapat melihat Tuhan Yesus sepanjang waktu dan tidak hentinya tersungkur di depan kaki-Nya.

Penerapan:
Jika mata hati kita tercelik, sehingga kita bisa melihat visi Anak Manusia – Kristus yang luar biasa ini, maka dari cara pembicaraan kita, sikap, pakaian, potongan rambut, bahkan sampai pergaulan kita akan mengalami perubahan. Kita pasti akan tersungkur dan akan menyadari keadaan kita yang sebenarnya, dan tahu sedang di manakah kita saat ini.

Pokok Doa:
Berdoalah agar Kristus menyingkapkan diri-Nya pada Anda. Pada tingkat tertentu, Anda masih belum mengenal Kristus yang sedemikian. Pada tingkat tertentu, Anda juga masih belum mengenal siapa diri Anda sesungguhnya. Mintalah Tuhan mencelikkan mata Anda hingga melihat bahwa diri Anda sendirilah musuh yang paling besar dan menjijikan.

No comments: