Hitstat

13 August 2005

Wahyu Volume 2 - Minggu 1 Sabtu

Lakukanlah Lagi Apa Yang Semula Engkau Lakukan
Wahyu 2:5a
"Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan."

Sangatlah mudah untuk bekerja dengan sibuk dan berjerih lelah dengan tekun, tetapi pertobatan adalah hal yang paling sulit untuk dimiliki. Tetapi pertobatan berarti melucuti kemuliaan kita. Kita senang melayani Tuhan jika hal itu tidak mengorbankan pencapaian yang kita banggakan. Namun, kita perlu bertobat!
"Lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan." Meskipun pekerjaan kita mungkin tepat sama dengan yang sebelumnya, namun ada perbedaan dalam motivasi batiniah. Suatu pekerjaan yang dihasilkan dari hati yang dipenuhi dengan kegairahan terhadap kasih sangat berharga di mata Tuhan. Jika kita tidak segera bertobat, maka pada takhta penghakiman, kita akan terkejut dengan jumlah kayu, rumput kering, dan jerami yang kita miliki.
"Tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, — yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota — menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih" (Ef. 4:15-16). Pekerjaan yang dianggap berharga oleh Tuhan bukanlah pekerjaan yang besar di luaran atau yang penting, tetapi yang sebenarnya membangun Tubuh Kristus dalam kasih. Karena kasih, semua pekerjaan menjadi pembangunan gereja, dan akan ada penyusunan dan pengikatan dalam keserasian, dan tidak ada perbedaan opini yang dibawa masuk.

Latar Belakang Gereja Di Efesus
Ef. 1-2

Ketika Paulus menulis surat kiriman kepada Efesus, dia membicarakan visi yang tinggi. Ia menunjukkan bagaimana pada mulanya mereka berjalan menurut jalan dunia ini, menuruti operasi Satan, telah mati dalam pelanggaran dan dosa-dosa, dan telah dihidupkan bersama dengan Kristus, dibangkitkan bersama dengan Kristus, dan didudukkan bersama dengan Dia di surga untuk menerima segala berkat rohani di dalam surga. Semua kaum beriman sebagai individu telah menerima kasih karunia sedemikian di hadapan Allah.
Selanjutnya melalui Roh Kudus, Dia telah menyatukan kita dengan Kristus untuk menjadi Tubuh-Nya. Surat Kiriman Efesus menunjukkan kepada kita kebenaran mengenai gereja dan posisi gereja. Pada akhirnya, ia membawa kita kepada kisah Adam dan Hawa sebagai satu ilustrasi untuk menceritakan misteri dari kesatuan antara Kristus dan gereja. Efesus 5:25-27 mengatakan, "Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela." Betapa mulianya doktrin sedemikian! Jika gereja pada hari itu tidak memiliki kuasa Roh Kudus dalam kehidupan, pekerjaan, dan kesaksian mereka, ia tidak akan memiliki persyaratan untuk menerima berita yang sedemikian terhormat. Kondisi rohani dari orang-orang beriman di Korintus, Galatia, dan Ibrani pada waktu itu membuat Paulus tidak bisa menyingkapkan pengajaran sedemikian kepada mereka (1 Kor. 3:1-2; Gal. 3:1-3; Ibr. 5:11-14). Tetapi orang Efesus mampu menerima pengajaran ini.
Tetapi, sejangka waktu kemudian, tanda-tanda keruntuhan mulai nampak! Sungguh sulit dipahami jika gereja serohani seperti Efesus dapat merosot ke kondisi yang sedemikian. Itulah sebabnya ketika dalam kitab Wahyu, Tuhan menulis surat lagi kepada gereja di Efesus, Dia menegor dengan sangat keras. Saudara saudari kita jangan puas diri dengan apa yang kita capai. Kita harus hati-hati agar jangan mengulangi kejatuhan gereja di Efesus.

Penerapan:
Apakah kita menjadi lebih mudah marah karena tingkat kesibukan yang luar biasa? Apakah kita bersungut-sungut saat saudara saudari meminta bantuan dan merepotkan? Jika demikian, berarti kita tidak berada di dalam kasih dan apa yang kita lakukan bukanlah bagi pembangunan gereja-Nya.

Pokok Doa:
Berdoalah, "Tuhan Yesus, aku ingin memiliki lebih banyak kasih daripada pekerjaan. Ampuni aku Tuhan karena semua yang kulakukan lebih banyak adalah untuk ketenaranku atau karena kebiasaan saja. Tuhan, kuduskanlah dan berkatilah semua yang kulakukan, agar berguna untuk pembangunan gereja-Mu"

No comments: