Hitstat

23 August 2005

Wahyu Volume 2 - Minggu 3 Selasa

Yang Awal Dan Yang Akhir
Wahyu 2:8
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali."

Smirna secara mendasar menunjukkan kepada kita satu hal — penganiayaan. Apakah kita mengasihi Tuhan? Apakah kita memberi-Nya keutamaan dalam segala hal? Kalau ya, kita harus bersiap untuk mengalami penganiayaan.
Istilah Smirna berasal dari “myrrh” yang berarti pahit. Maka gereja di Smirna mewakili gereja yang menderita kesengsaraan (dari akhir abad pertama hingga awal abad keempat).
Tuhan memberi tahu gereja yang menderita bahwa Ia adalah Yang Awal dan Yang Akhir. Betapa penuh penghiburan nama-Nya bagi mereka yang menderita dan tertekan!
Seringkali ketika pengharapan kita hilang, iman yang terguncang akan bertanya di manakah Allah. Kita berpikir bahwa kita sendirian di dunia ini, berperang sendiri dengan musuh yang kejam. Namun ini bukanlah faktanya. Apa pun yang terjadi, Tuhan kita selalu adalah “Yang Awal”, menjanjikan kita janji-janji yang berharga. Pada waktu yang bersamaan, Dia juga adalah “Yang Akhir”, penuh kekuasaan dan kuasa untuk melaksanakan apa yang sudah Dia janjikan dan tidak akan gagal bahkan satu iota atau satu titik pun. Ia adalah yang ada untuk selama-lamanya dan yang tidak berubah selamanya. Bagaimanapun situasi penganiayaan itu, Ia tetap sama; tidak ada sesuatu yang bisa berada di depan-Nya, juga tidak ada sesuatu yang bisa berada di belakang-Nya. Segala sesuatu berada di dalam batas pengendalian-Nya.
Haleluya! Kalau segala sesuatu dalam pengendalian-Nya, apa yang perlu kita takutkan lagi?

Yang Telah Mati dan Hidup Kembali
Why. 2:8

Gereja di Smirna berada dalam penganiayaan, karena itu Tuhan mewahyukan diri-Nya sebagai yang telah mati dan hidup kembali. Hal ini untuk menyiapkan mereka untuk martir.
Banyak orang hanya nampak “hidup” tidak nampak “hidup sampai selama-lamanya” (Why. 1:18), juga tidak nampak betapa besar makna “hidup kembali” itu. Pada hari Pentakosta, rasul berkata demikian, “Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu” (Kis. 2:24). Maut tidak dapat menawan Dia. Semua orang, begitu masuk ke dalam maut, ia tidak akan keluar lagi. Namun, Tuhan Yesus tidak dapat ditawan oleh maut, maut tak berdaya menangkap-Nya, karena Dia adalah kebangkitan (Yoh. 11:25). Inilah Dia yang menulis surat kepada gereja di Smirna.
Gereja yang menderita juga perlu mengenal bahwa Dia adalah Sang kebangkitan, sehingga gereja bisa bertahan terhadap berbagai macam penderitaan. Betapa pun beratnya aniaya, gereja akan tetap hidup, karena hayat kebangkitan Kristus yang ada di dalamnya tahan terhadap maut. Yang terberat yang dapat dilakukan penderitaan atau penganiayaan hanya membunuh kita. Tetapi setelah kematian karena aniaya, ada kebangkitan. Seolah-olah Tuhan berkata kepada gereja yang menderita, “Kamu harus tahu, Aku adalah yang dianiaya sampai mati. Tetapi kematian bukanlah yang terakhir, kematian adalah pintu gerbang untuk masuk ke dalam kebangkitan. Ketika Aku masuk ke dalam kematian, aku ada di ambang pintu kebangkitan. Jangan takut terhadap aniaya, atau ngeri terhadap bahaya dibunuh. Sambutlah kematian dan bergembiralah, karena begitu kamu masuk ke dalam kematian, kamu akan memasuki gerbang kebangkitan. Ingatlah, Akulah yang telah mati dan hidup kembali.”
Jadi, hakiki gereja ialah kebangkitan. Bila gereja telah kehilangan kekuatan kemenangannya terhadap kesengsaraan, maka ia sudah tidak berguna lagi. Banyak orang begitu menjumpai perkara yang tidak lancar, ia segera lenyap, seolah-olah jumpa dengan maut. Namun kebangkitan tidak takut kepada maut. Saudara saudari jangan takut penderitaan,sebab kita memiliki Sang Kebangkitan!

Penerapan:
Dia adalah Yang Awal dan Yang Akhir. Karenanya, Dia dapat memimpin umat-Nya dari permulaan sampai akhir. Semua persoalan kita diambil alih oleh-Nya. Lalu apa yang kita takutkan? Kapan saja kita mengalami penganiayaan, kita harus bangkit dan mendeklarasikan, "Haleluya, aku sedang menuju pengakhiran. Aku segera mencapai pintu gerbang kebangkitan."

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih karena Gereja sanggup melampaui segala penderitaan dan mencapai garis akhir; karena Engkau, Sang hayat dan Kepala gereja, adalah Yang Awal dan Yang Akhir. Tuhan Yesus, buatlah kami mengalami hal ini hingga kami dapat menang atas penganiayaan, termasuk kesusahan, kemiskinan, pencobaan, pemenjaraan dan fitnahan dari ajaran Iblis yang menyimpang/rusak (Why. 2:9-10a).

No comments: