Hitstat

01 August 2005

Wahyu Volume 1 - Minggu 4 Senin

Seorang Serupa Anak Manusia
Wahyu 1:13
"Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas."

Haleluya! Tuhan Yesus ada di tengah-tengah kaki dian. Ini menggenapkan janji dalam Matius 28:20. Sungguh mustika! Kita perlu menyadari bahwa Ia selalu beserta kita. Dialah Sang Imanuel. Tetapi untuk itu, kita perlu berpaling seperti yang dilakukan Yohanes (ay. 12)."Seorang serupa Anak Manusia." Seorang ini adalah Tuhan Yesus Kristus kita. Yehezkiel berkata bahwa Dia "kelihatan seperti rupa manusia" (Yeh. 1:26). Daniel juga berkata bahwa Dia "seperti anak manusia" (Dan. 7:13). Mengapa di kitab Wahyu dikatakan lagi bahwa Dia serupa Anak Manusia? Ini memperlihatkan Tuhan Yesus bukan hanya Anak Allah, Dia juga adalah Anak manusia.
Ketika Kristus datang berurusan dengan kita di dalam gereja-gereja, Ia melakukannya bukan hanya di dalam keilahian-Nya, tetapi juga di dalam keinsanian-Nya.
Seringkali untuk menutupi kegagalan, kita mungkin memaafkan diri dengan alasan bahwa kita adalah manusia yang penuh kelemahan. Kalau Tuhan dapat melakukan semua hal karena Ia adalah Anak Allah, tetapi, di sini Tuhan datang kepada kita sebagai Anak Manusia bukan sebagai Anak Allah. Dialah pelopor dan teladan kita.
Karena itu tidak ada alasan bagi kelemahan kita. Saat ini, keperluan kita adalah menyadari hal ini dan mulai belajar hidup oleh-Nya. Asal saja hari demi hari kita hidup oleh-Nya (Kol. 3:4; Yoh. 6:57), kita akan diserupakan dengan Dia, sehingga kita akan diagungkan sama seperti Dia.

Sebagai Imam Besar
Why. 1:13

Ayat 13 mengatakan bahwa Kristus "berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki." Jubah di sini adalah jubah imam (Kel. 28:33-35). Meskipun istilah "imam" tidak disebut di sini, namun melalui kata "jubah", kita mengetahui bahwa di sini Kristus dilukiskan sebagai Imam Besar. "Dada-Nya berlilitkan ikat pinggang dari emas." Pernahkah Anda melihat orang yang dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas? Imam-imam dalam Perjanjian Lama, berlilitkan ikat pinggang pada pinggangnya ketika mereka bertugas (Kel. 28:4). Dalam Daniel 10:5, Kristus pun berikat pinggang emas. Tetapi di sini, sebagai Imam Besar kita, Kristus memakai ikat pinggang di dadanya. Dada melambangkan kasih. Jadi, dada berlilitkan ikat pinggang emas melambangkan perawatan dalam kasih ilahi.
Hari ini, Anak Manusia, Yesus Kristus, yang sedang berjalan di tengah-tengah gereja, adalah seorang Imam. Imam ini sangat manis dan menarik, karena Ia merawat orang banyak. Di satu aspek, sebagai Imam Besar, Kristus berdoa syafaat di atas surga untuk gereja-gereja (Ibr. 9:24; 7:25-26; Rm. 8:34), di aspek lain, Dia juga berjalan di antara gereja-gereja, merawat gereja-gereja. Karena itu, untuk berbagian dalam pergerakan-Nya dan menikmati perawatan-Nya, kita harus berada di dalam gereja.
Akan tetapi, kita juga perlu melihat dari sudut pandang yang lain. Alkitab memberitahukan bahwa Dia sebagai Anak Manusia akan segera menghakimi dunia. Sebelum Dia menghakimi dunia, Dia akan menghakimi gereja-Nya karena penghakiman harus dimulai pertama-tama pada rumah Allah (1 Ptr. 4:17).
Dia menghakimi berdasarkan kebenaran Allah. Ikat pinggang emas melambangkan kebenaran Allah, ketika Dia datang untuk menghakimi, "Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang" (Yes. 11:5). Puji Tuhan, ikat pinggang emas ada pada dada-Nya, kita dihakimi menurut kebenaran Allah, tetapi di dalam kasih ilahi-Nya. Karena itu, marilah kita bekerja sama dengan-Nya, menyingkirkan apa yang Tuhan tidak kehendaki di dalam kita dan membiarkan Tuhan menyusun diri-Nya ke atas diri kita.

Penerapan:
Kita sering menutupi kelemahan dan kekurangan kita. Ketika Tuhan mengeksposnya, kita menjadi malu dan ingin mengundurkan diri. Ketahuilah, Tuhan ingin memakai kita sebagai ciptaan baru-Nya untuk mempermalukan dan mengalahkan Iblis. Pengeksposan-Nya adalah awal pekerjaan-Nya untuk memperbarui kita.

Pokok Doa:
Terima kasih Tuhan atas penghakiman-Mu. Kadang aku merasa tidak tahan. Tetapi, justru itulah bukti kasih-Mu padaku. Amin.

No comments: