Hitstat

06 May 2006

Kejadian Volume 1 - Minggu 3 Sabtu

Munculnya Makhluk-makhluk Hidup Di Daratan (1)
Kejadian 1:24
“Berfirmanlah Allah: ‘Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar.’ Dan jadilah demikian.”

Pada hari keenam, hayat yang lebih tinggi dengan kesadaran yang lebih tinggi pun muncul (Kej. 1:24-25). Hayat yang lebih tinggi ini dapat menggenapkan sesuatu di bumi. Kejadian 49:9 menyebutkan singa. Dalam perlambangan, Yehuda disamakan dengan singa yang dapat mengerjakan banyak hal. Satu Samuel 6:7, 12a menyebutkan dua ekor lembu menyusui yang menarik kereta dengan Tabut Perjanjian di atasnya. Dua ayat ini menyatakan bahwa binatang buas dan ternak, keduanya dapat melakukan sesuatu di bumi. Kesadaran mereka lebih tinggi daripada ikan, bahkan lebih tinggi daripada burung, dan mereka dapat mengerjakan sesuatu di bumi. Inilah langkah ketiga pertumbuhan hayat.
Kita mempunyai Kristus sebagai hayat di batin kita. Mulai dari tingkatan rumput, sayur-sayuran, kemudian menjadi pohon. Kemudian, kita akan berada pada tingkatan lain, yaitu tingkatan binatang. Pada tingkatan ini, mula-mula kita menjadi ikan, lambat laun tumbuh menjadi burung, dan akhirnya tumbuh lebih lanjut pula menjadi salah satu ternak dengan hayat yang lebih tinggi, lebih kuat, dan lebih berarti.
Untuk memiliki pertumbuhan seperti ini, kita harus menyadari kebutuhan akan terang. Pada hari pertama, kita mempunyai terang dari Roh dan Firman. Ketika maju terus, kita memerlukan terang hari keempat. Pada hari keempat, terang datang dari Kristus, dari gereja, dan dari kaum saleh yang bercahaya. Karena kita berada di bawah penerangan Kristus, gereja, dan kaum saleh yang bercahaya, kita tidak lagi sekadar memiliki munculnya hayat, tetapi juga memiliki pertumbuhan hayat ke tingkatan yang lebih tinggi.

Munculnya Makhluk-Makhluk Hidup Di Daratan (2)
Yes. 40:31

Mengenai proses pertumbuhan, kita bukan membicarakan sesuatu yang teoritis. Dalam Yesaya 40:31 dikatakan bahwa orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan akan menjadi seumpama rajawali yang naik terbang. Inilah hayat yang lebih tinggi. Banyak yang dapat bersaksi bahwa mereka sering kali terbang ke atas. Kita dapat hidup dalam segala macam situasi. Tetapi dengan adanya pertumbuhan lebih lanjut, kita bukan hanya dapat tetap hidup dalam lingkungan yang buruk, bahkan dapat melampauinya. Kita terbang tinggi sehingga tidak ada suatu apa pun yang dapat menjamah kita.
Sering kali istri kita mempersulit diri kita. Sebelum kita menjadi burung, kita akan berdebat, berperang mulut dengannya. Begitu kita menjadi rajawali, dan istri kita mempersulit kita, maka suami rajawali ini akan terbang tinggi, membubung ke angkasa, dan mengamati terus sampai sang istri berkata, “Puji Tuhan.” Lalu suami rajawali ini akan kembali. Dengan pengalaman, kita dapat membedakan kapan kita menjadi ikan dan kapan kita menjadi rajawali. Rajawali tidak perlu bergumul, begitu ada kesulitan tiba, dia lantas terbang tinggi. Sungguh sulit menangkapnya. Ketika ada kesusahan, penderitaan, kesulitan, rajawali terbang ke angkasa. Tentunya terbang tinggi yang dimaksud disini bukan berarti kita meninggalkan masalah yang sedang dihadapi, melainkan kita tetap menghadapi masalah itu namun dengan bersandar kepada hayat Tuhan yang sanggup terbang tinggi melampaui semua masalah. Itulah kemenangan yang sesungguhnya, kemenangan yang melampaui segalanya.
Dalam 1 Samuel 6, terdapat sebuah kereta dengan Tabut Perjanjian. Kita perlu memikul sebagian dari berat Tabut Perjanjian. Kita perlu mengerjakan sesuatu, mempunyai sedikit aktivitas di bumi. Jangan hanya terbang tinggi. Apa yang disebut “kehidupan surgawi”, bukanlah kehidupan yang tertinggi. Setelah kita menjadi sedemikian surgawi, kita masih perlu kembali ke bumi. Janganlah hanya bertumbuh semakin tinggi saja, tetapi bertumbuhlah agar dapat turun ke bawah.
Tuhan Yesus adalah Allah. Namun untuk memenuhi kehendak Bapa, Dia datang ke bumi menjadi “lembu”. Dia datang untuk menjadi kurban persembahan, Dia datang untuk memikul semua beban kita. Setiap kali ada orang menganiaya Dia, Dia malah menaruh si penganiaya itu ke atas bahu-Nya, dan berkata, “Aku akan memikulmu ke surga.” Haleluya, hayat sedemikian hari ini ada di dalam kita. Bila Tuhan Yesus telah menjadi “lembu”, maka kitapun dapat bertumbuh menjadi “lembu” untuk memikul pekerjaan Tuhan. Amin.

Penerapan:
Banyak orang mendambakan kemenangan rohani namun tidak mau memikul beban yang Tuhan berikan. Kita perlu bertumbuh dalam hayat, bukan hanya untuk menang atas dosa atau temperamen kita, tetapi terlebih untuk memikul pekerjaan Tuhan.

Pokok Doa:
Tuhan, aku mengasihi Engkau juga kesaksian-Mu. Jadikan aku berkat di dalam rumah-Mu, menjadi seorang yang Engkau pakai dalam pekerjaan-Mu. Tuhan, aku mau melayani-Mu sepanjang umurku.

No comments: