Hitstat

26 May 2006

Kejadian Volume 2 - Minggu 2 Jumat

Keempat Cabang Sungai Itu (1)
Kejadian 2:11
“Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat emas ada.”

Nama dari cabang pertama ialah Pison, yang berarti “mengalir dengan cuma-cuma” (Yes. 55:1; Why. 22:17). Sungai ini mengalir dengan cuma-cuma, gratis. Ia mengalir ke tanah Hawila yang artinya “menyebabkan bertumbuh”. Cabang sungai ini mengalir dengan cuma-cuma, dan dapat menumbuhkan segala sesuatu yang berhayat (Yeh. 47:9,12).
Nama sungai cabang kedua ialah Gihon, berarti “pergolakan air”. Pergolakan air mengandung arti kepenuhan (Yoh. 4:14; 7:38). Sungai ini menerjang maju bagaikan arus air yang deras dan kuat. Kalau kita hanya mempunyai beberapa tetes air, itu mustahil menghasilkan pergolakan. Agar terjadi pergolakan seperti air terjun Niagara, kita perlu air yang luar biasa banyaknya. Pergolakan sungai menunjukkan kepenuhan-Nya. Sungai ini mengalir ke Kusy. Kusy ialah nama Ibrani kuno untuk Ethiopia, yang artinya “muka hitam”, melambangkan sifat jahat orang berdosa yang tidak dapat berubah (Yer. 13:23; Rm. 7:18). Sebelum diselamatkan, kita adalah seorang Kusy, hitam, berdosa, dan jahat. Sesungguhnya kita semua adalah orang Kusy, hitam, sifat kita jahat, dan sepertinya mustahil bisa diubah. Tetapi puji Tuhan, bahwa pergolakan air kudus akan melahirkan kita kembali dan mengubah kita menjadi orang yang lain. Pengaliran dari sungai kudus begitu kaya dan kuat, sehingga dapat mengubah sifat jahat kita, bahkan menjadikan kita mulia. Sekalipun orang Kusy tidak berdaya mengubah kulitnya, namun kita mempunyai jalan untuk mengubah seluruh kulit hitam kita dan tabiat jahat kita, yaitu melalui pergolakan dahsyat arus hayat ilahi.

Emas, Damar Bedolah, Batu Krisopras
2 Ptr. 1:4; 1 Kor. 3; Rm. 9; Mat. 13:45; Why. 4:3; 2 Kor. 3:18

Pengaliran ini juga membawakan emas yang melambangkan sifat ilahi (2 Ptr. 1:4). Kita harus sangat bersyukur atas hal ini dan mengatakan “Amin”. Saudara saudari, kapan saja hayat Allah mengalir di dalam kita, ia membawakan sifat emas, sifat ilahi. Kita perlu unsur emas ditambahkan kepada kita hingga kita menjadi “manusia emas”.
Dalam 1 Korintus pasal tiga, Paulus memperingatkan agar kita berhati-hati atas garapan pembangunan kita. Kita disarankan menggunakan material yang tepat, pertama-tama adalah emas. Dalam Wahyu pasal satu pun demikian, kita diberi tahu bahwa gereja-gereja adalah kaki dian emas. Kaki dian tidak dibangun dengan tanah liat, tetapi dengan emas. Dalam Roma pasal sembilan, kita adalah debu tanah; dalam Wahyu pasal satu, kita adalah emas. Bagaimana debu tanah dapat menjadi emas? Hayat ilahi harus mengalir di dalam kita untuk membawakan emas ke dalam kita. Emas alami juga demikian, sering didapatkan di pinggir atau di dalam sungai. Sebelum kita mengalami Kristus sebagai pengaliran hayat, kita tidak mempunyai sifat ilahi, tidak mempunyai emas. Sekarang, melalui pengaliran hayat ilahi, kita mempunyai emas di dalam kita. Sesuatu yang mustika dan berharga, sifat ilahi, telah dibawakan ke dalam kita.
Pengaliran sungai itu juga menghasilkan damar bedolah yaitu sejenis mutiara. Mutiara melambangkan manusia baru yang dilahirkan kembali (Mat. 13:45) sebab mutiara bukan benda ciptaan, melainkan suatu benda yang mengalami pengubahan1).
Selanjutnya, aliran sungai ini menghasilkan batu krisopras yang melambangkan orang yang telah mengalami pengubahan sehingga mengekspresikan rupa kemuliaan Allah (Why. 4:3; 2 Kor. 3:18).
Cabang pertama, Pison membuat segala sesuatu bertumbuh dan menghasilkan tiga macam bahan berharga — emas, mutiara, dan batu permata. Jika kita membaca seluruh Alkitab, kita akan melihat bahwa bahan-bahan ini semuanya ditemukan pada bangunan Yerusalem Baru. Bahan-bahan yang dihasilkan dari pengaliran sungai hayat adalah bagi pembangunan tempat kediaman Allah. Bahan-bahan itu hanya dapat dihasilkan oleh pengaliran hayat ilahi. Dengan perkataan lain, hayat ilahi yang mengalir di dalam kita menjadikan kita bahan-bahan untuk bangunan Allah. Inilah arti dan lambang cabang sungai pertama.

Penerapan:
Ingatlah bahwa pengubahan ini membutuhkan waktu yang sangat lama dan tidak ada seorang pun tahu kapan ini akan berakhir.
Marilah kita senantiasa memandang diri Tuhan seperti yang dikatakan 2 Korintus 3:18, “Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.”

Pokok Doa:
Tuhan Yesus masuklah ke dalam diriku dan beroperasilah dari dalam diriku. Aku mau Engkau mengubah seluruh tabiat jahatku yang hitam, dan jadikanlah semulia diri-Mu.

No comments: