Hitstat

16 May 2006

Kejadian Volume 2 - Minggu 1 Selasa

Berkat Allah Dan Kerja Sama Manusia
Kejadian 2:5
“Belum ada semak apapun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu.”

Bila hujan turun ke bumi, air hujan akan diserap masuk ke dalam tanah dan bercampur menjadi satu dengan tanah untuk menghasilkan kehidupan (hayat). Dalam Yoel 2:23, 28-29, kita melihat bahwa Roh Allah dikiaskan sebagai hujan. Allah belum menurunkan hujan ke bumi, artinya adalah Allah belum menurunkan hujan berkat surgawi-Nya, yakni Roh-Nya ke atas bumi. Roh Allah dari surga belum berbaur dengan makhluk milik debu untuk menghasilkan hayat.
“Dan belum ada orang mengusahakan tanah itu.” Artinya belum ada manusia yang bekerja sama dengan Tuhan, belum ada koordinasi antara pekerjaan insani dengan ilahi (Bd. Yoh. 5:17; 1 Kor. 3:9). Banyak orang mengatakan, “Kita tidak perlu melakukan apa-apa. Rohlah yang mengerjakan segala sesuatu.” Ini salah. Jika kita tidak melakukan apa-apa, Allah juga tidak dapat berbuat apa-apa, karena Ia memerlukan pekerjaan manusia untuk bekerja sama dengan pekerjaan ilahi-Nya. Apa gunanya hujan diturunkan bila tidak ada orang yang mengusahakan tanah itu? Begitu ada orang di bumi yang mulai mengusahakan tanah, Tuhan akan menurunkan hujan. Allah memerlukan manusia yang berkoordinasi dengan-Nya, sehingga ada kerja sama antara pekerjaan insani dan ilahi.
Saudara saudari, prinsip ini sangat penting, bahwa Allah sepenuhnya ingin mencurahkan berkat-Nya, tapi Dia harus sabar menunggu sampai di muka bumi ada orang yang mau bekerja sama dengan-Nya. Asal ada orang yang mau bekerja sama, maka Allah langsung bekerja. Kita sudah terlalu lama menghambat berkat Tuhan. Mari kita menjadi rekan sekerja Allah bagi perampungan pekerjaan-Nya (1 Kor. 3:9).

Mengharapkan Berkat Allah
Kej. 2:6-7; Mzm. 133

Allah memerlukan manusia untuk mencapai tujuan-Nya. Tetapi, manusia tidak dapat melakukan apa pun tanpa berkat Allah. Sering kali kita setia, tetapi tidak peduli seberapa besar kesetiaan kita, jika tidak ada berkat, tidak ada buahnya. Sering kali kita rajin, tetapi tidak peduli seberapa besar kerajinan kita, jika tidak ada berkat, tidak ada buahnya. Sering kali kita beriman, kita sungguh percaya Allah dapat melakukan sesuatu, kita juga berdoa agar Dia mau bekerja, tetapi jika Allah tidak memberkati, segala sesuatu berada dalam kesia-siaan. Cepat atau lambat, orang-orang yang melayani Allah harus dibawa ke satu tahap, yaitu mengharapkan berkat Allah. Tanpa berkat Allah, kesetiaan, kerajinan, iman, dan doa-doa kita tidak bermanfaat. Akan tetapi, jika kita memiliki berkat Allah, meskipun kelihatannya salah, masih ada buahnya; meskipun kelihatannya tidak ada harapan, tetapi ada buahnya. Karena itu, semua perkara bergantung pada berkat Allah.
Mazmur 133 mengatakan, “Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! … Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.” Asal kita hidup rukun, sehati, tidak ada perselisihan dengan saudara saudari yang lain, Tuhan pasti memberkati. Masalahnya bukan siapa salah dan siapa benar, tetapi apakah kita sehati, bersama-sama berdiri di satu pijakan. Sebab itu kita semua harus tahu bahwa perselisihan di antara saudara adalah perkara yang sangat serius. Ditinjau dari berbagai alasan, mungkin kita sepenuhnya benar, tetapi jika ada perselisihan, berkat telah berhenti! Kita harus sepenuhnya sadar, jangan berbicara sembarangan. Jangan mengira asal benar, itu sudah cukup. Kalau Tuhan membelaskasihani, kita akan berhati-hati berbicara, baik membicarakan saudara tertentu, atau mengkritik saudara tertentu. Meskipun hal itu benar sekali, juga tidak ada gunanya. Meskipun benar, kalau Allah tidak memberkati, apa gunanya? Pekerjaan tidak dibangun di atas kekuatan kita, tidak dibangun di atas karunia kita, tidak dibangun di atas kesetiaan kita, juga tidak dibangun di atas kerajinan kita. Kalau kita melepaskan berkat Allah, semuanya akan habis.
Saudara saudari, kita harus belajar senantiasa hidup dalam berkat Allah. Kita harus mohon agar Allah menjaga kita selalu berada dalam berkat-Nya. Kalau masalah ini tidak dibereskan, kita akan menderita kerugian yang besar.

Catatan: Untuk pembahasan lebih dalam, bacalah buku “Mengharapkan Berkat Allah” yang ditulis oleh sdr. Watchman Nee

Penerapan:
Menunggu Allah bekerja dulu baru kita bekerja, itu adalah prinsip yang salah! Allah justru terus menunggu kapan Dia bisa menurunkan hujan, tapi masalahnya justru tidak ada orang yang mau mulai bekerja. Saudara saudari, marilah kita mulai menggarap tanah yang ada di seputar kita, antara lain: keluarga kita, tetangga kita, teman kita, dan lain-lain, agar Allah dapat menurunkan hujan berkat ke lingkungan kita.

Pokok Doa:
Tuhan aku mau bekerja sama dengan Diri-Mu. Jadikanlah aku saluran berkat-Mu. Tuhan, bimbinglah aku terus agar aku tidak menjadi penghalang berkat-Mu. Oh Tuhan Yesus, pakailah aku, utuslah aku.

No comments: