Hitstat

23 May 2006

Kejadian Volume 2 - Minggu 2 Selasa

Menarik Dan Baik Untuk Dimakan
Kejadian 2:9
“Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.”

Dalam Kejadian 2:9 ada dua fakta yang penting mengenai pohon yaitu, pertama adalah “menarik untuk dipandang”. Manusia tidak bisa hidup tanpa makan, namun agar kita memiliki selera makan yang tinggi, maka Allah membuat berbagai pohon di bumi yang menarik. Kita bisa membayangkan alangkah membosankan apabila di seluruh taman hanya ada satu jenis pohon, satu bentuk, dan bahkan hanya memiliki satu warna. Haleluya, Allah kita peduli akan kebutuhan kita.
Dalam pengalaman kita, pertama-tama Allah menarik kita kepada-Nya dengan mewahyukan keindahan-Nya, keelokan-Nya. Selanjutnya, kita rela membuang dunia, karena melihat kemustikaan-Nya, seperti lagu di bawah ini:

(1) Pernahkah rohmu berjumpa Dia, serta hatimu direbut-Nya?
Bila kau kenal Dia yang utama, kau pasti pilih berkat prima.
Koor:
Antara insan, Kau yang utama! Buka mataku, rebut hatiku,
Hancurkan b’rhala, Tuhan ternobat, antara insan, Kau yang utama
(2) Apa yang membuat b’rhala dunia, kehilangan daya tariknya?
Bukan kecewa, bukan anjuran, melainkan kemustikaan-Nya.
(3) Bukanlah dorongan manusia, mampu kesampingkan berhala;
Tetapi keindahan mulia-Nya, serta kelembutan hati-Nya.

Fakta kedua yang penting mengenai pohon adalah “baik untuk dimakan”. Allah sangat memperhatikan masalah pertumbuhan kita, karena itu Ia menyediakan berbagai pohon yang menarik dan baik untuk dimakan buahnya. Dalam hidup sehari-hari, kita juga perlu memperhatikan masalah makan ini, bukan hanya makanan jasmani tetapi juga makanan rohani kita.

Perihal Makan (2)
Kej. 2:8-9; Mat. 26:26;Yoh. 6:51; Why. 2-3; 22:14

Satu garis “makan” ini jelas menyusuri seluruh Alkitab. Mulai Kitab Kejadian pasal dua sampai dengan kitab Wahyu pasal terakhir, perkara ini selalu dikemukakan. Bani Israel makan daging domba Paskah di Mesir, makan manna di padang belantara. Sampai di tanah Kanaan, mereka memakan hasil kekayaan tanah Kanaan. Sewaktu mereka beribadah dan mempersembahkan korban, mereka memakan beraneka jenis korban. Ketika Tuhan Yesus datang, Ia berkata, “Akulah roti hidup, makanlah Aku.” Ketika kita memperingati Tuhan, itu pun bukan ditujukan kepada renungan atau penyembahan. Tuhan berkata, “Inilah TubuhKu, ambillah, makanlah. Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku (Mat. 26:26)”. Peringatan yang sejati ialah demi roh sekali lagi menerima Tuhan ke dalam kita.
Kita jangan hanya aktif dan banyak bekerja, tetapi di dalam roh terlampau sedikit menikmati Kristus. Adalah wajar jika seluruh gereja menikmati Kristus. Sebab itu, Wahyu pasal dua dan tiga, tujuh kali mencatat panggilan untuk pemenang. Di antaranya, tiga kali menyangkut perihal makan. Yang pertama, menyinggung makan dari pohon hayat; kedua, makan manna tersembunyi; ketiga, berpesta. Umat Allah zaman Perjanjian Lama melakukan ketiga-tiganya itu. Wahyu pasal dua dan tiga bermaksud memulihkan hal ini. Kekristenan masa kini telah kehilangan ini. Itulah sebabnya Tuhan menyuruh kita menang, kembali kepada keadaan semula. Asal kita kenyang akan Kristus, dengan sendirinya rasa penasaran lenyap, duniawi tertanggal. kita cukup makan Kristus.
Manusia tidak mungkin lulus dari makan. Perkara makan berulang terus dari hari ke hari. Suami menyusahkan, istri merepotkan, pekerjaan banyak, rumit, semua itu hanya bisa diselesaikan dengan jalan makan Kristus. Semakin makan Kristus, persoalan kita semakin beres.
Pada akhir surat Wahyu dikatakan, “Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon kehidupan (Why. 22:14)”. Berkat bahagia di sini ialah memiliki hak atas pohon kehidupan. Jadi nasib yang Allah sediakan bagi manusia adalah makan buah pohon hayat. Artinya: makan Tuhan, selama-lamanya makan Tuhan.
Setelah makan kenyang, pasti bisa bekerja. Anak yang sudah kenyang dan sehat, pasti lincah, suka bergerak. Kenyangkanlah diri sendiri, dan kenyangkanlah orang lain. Asal semuanya kenyang, gereja niscaya hidup. Persoalannya bukanlah bekerja di luaran, melainkan hidup di dalam. Makan kenyang Kristus, baru ada kekuatan untuk bergerak. Hari ini kita tidak memerlukan anjuran lahiriah, kita memerlukan suplai di dalam.

Penerapan:
Manusia hidup bukan dari roti saja, tapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Roti adalah makanan untuk tubuh kita, sedangkan firman adalah makanan untuk roh kita. Setiap kali kita memakan firman Tuhan dengan membaca dan menjadikannya doa kita, maka firman ini akan menjadi sukacita kita yang sejati.

Pokok Doa:
Ya Tuhan, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau begitu peduli akan kami. Engkau memberi semua yang menarik bagi kami, bahkan Engkau mewahyukan segala keelokkan-Mu pada kami. Tuhan Yesus, buatlah kami hanya tertarik pada-Mu.

No comments: