Hitstat

04 February 2007

Kejadian Volume 11 - Minggu 3 Senin

Yakub Ditimpa Bencana Kelaparan
Kejadian 42:2
“Lagi katanya: ‘Telah kudengar, bahwa ada gandum di Mesir; pergilah ke sana dan belilah gandum di sana untuk kita, supaya kita tetap hidup dan jangan mati.’”

Bencana kelaparan ternyata juga menimpa negeri di mana Yakub dan anak-anaknya tinggal, yaitu tanah Kanaan (Kej. 42:5). Kita percaya bahwa Allah melalui tangan kedaulatan-Nya mengijinkan bencana kelaparan menimpa demi menanggulangi Yakub dan demi meninggikan Yusuf. Sejak 20 tahun terjualnya Yusuf ke Mesir sampai bencana kelaparan ini menimpa, Alkitab tidak mencatat kalau Yakub mengerjakan sesuatu. Kemungkinan ia merasa hidupnya telah lewat, dan kini menunggu saatnya untuk dikumpulkan kepada kaum leluhurnya, yaitu mati. Ia tidak mengira sama sekali bahwa ia akan pergi ke Mesir untuk memulai suatu permulaan yang baru. Yakub bahkan tidak pernah mengira bahwa Yusuf tengah menantinya di sana.
Dalam keadaan demikian, tangan Allah tiba-tiba datang ke atas Yakub, sehingga ia dilanda bencana kelaparan yang hebat. Sebelum bencana kelaparan ini, ia hidup dalam suasana yang teduh dan tenang; ia tidak kekurangan sesuatu. Tetapi sekonyong-konyong tidak ada makanan di sana. Allah mau memakai keadaan ini untuk mematangkan Yakub. Di sisi yang lain, Allah memakai pula bencana kelaparan ini untuk mengangkat tinggi Yusuf. Bala kelaparan ini menjadi kemuliaan Yusuf. Allah menggunakan keadaan ini untuk memahkotainya. Kita bisa melihat sebuah prinsip rohani di sini bahwa penanggulangan Allah menghasilkan kematangan dalam hayat, dan kematangan dalam hayat menghasilkan mahkota, yaitu memerintah dalam kerajaan. Apabila hari ini Allah masih mau menanggulangi kita, kita patut bersyukur, karena Ia masih menaruh pengharapan kepada kita untuk memerintah bersama-Nya dalam kerajaan-Nya yang akan datang.

Yakub Mengutus Anak-anaknya ke Mesir
Kej. 42:2, 24-25, 35-36, 38

Disebabkan malapetaka kelaparan ini, Yakub terpaksa mengutus kesepuluh putranya pergi ke Mesir untuk membeli gandum. Yakub berkata, Lagi katanya: “Telah kudengar, bahwa ada gandum di Mesir; pergilah ke sana dan belilah gandum di sana untuk kita, supaya kita tetap hidup dan jangan mati” (Kej. 42:2). Ia telah kehilangan Yusuf, dan sekarang ia harus mengutus kesepuluh putranya di antara kesebelas putranya yang masih ada. Pada zaman itu, perjalanan dari Hebron ke Mesir cukup jauh; paling tidak memakan waktu kurang lebih sepuluh hari.
Setelah kesepuluh putranya pergi menuju ke Mesir, tinggallah Benyamin putra bungsunya yang baru berusia 20 tahun, mendampingi Yakub. Kesepuluh orang-orang ini harus meninggalkan Yakub selama kurang lebih sebulan lamanya. Jangka waktu yang sepanjang ini merupakan ujian yang cukup berat bagi Yakub. Yakub pasti berpikir, “Sekarang kesepuluh orang putraku telah pergi. Aku ingin tahu apa yang akan terjadi dengan diri mereka? Apakah mereka akan kembali dengan selamat? Sanggupkah mereka membeli makanan serta membawanya kembali ke rumah?” Hal ini sungguh merupakan ujian yang berat bagi Yakub, sebuah pemberesan untuk mematangkan Yakub. Allah memanfaatkan keadaan ini untuk menggarapkan diri-Nya lebih banyak ke dalam Yakub.
Ketika putra-putra Yakub pulang dari Mesir dengan membawa gandum, Yakub mendengar bahwa Simeon ditawan di Mesir (Kej. 42:24, 36). Tidak hanya itu, karena Yusuf tidak mau menerima uang pembayaran, maka uang saudara-saudaranya itu dikembalikan ke dalam karung-karung gandum mereka (Kej. 42:25). Begitu mereka kembali ke rumah dan menemukan, “uang masing-masing dalam karungnya”, maka mereka semua, termasuk Yakub, merasa takut (Kej. 42:35). Yakub mendengar pula berita buruk bahwa Benyamin harus diikutsertakan ke Mesir, bila mereka hendak membeli gandum lagi. Mendengar ini, Yakub berkata, “Kamu membuat aku kehilangan anak-anakku: Yusuf tidak ada lagi, dan Simeon tidak ada lagi, sekarang Benyamin pun hendak kamu bawa juga. Aku inilah yang menanggung segala-galanya itu” (Kej. 42:36). Meski Ruben berjanji memulangkan Benyamin kepada Yakub, tetapi Yakub sudah tidak mau mendengar usul mereka itu. Ia bahkan menegaskan, “Anakku itu tidak akan pergi ke sana bersama-sama dengan kamu, sebab kakaknya telah mati dan hanya dialah yang tinggal” (Kej. 42:38). Peristiwa ini adalah penderitaan dan ujian yang berat bagi Yakub. Di sini kita bisa melihat bahwa Allah mengambil satu per satu harta milik Yakub, sampai ia mengakui bahwa hanya Allah-lah harta miliknya yang sejati.

Penerapan:
Hari ini seluruh dunia dalam keadaan kekeringan rohani, kekurangan firman Allah, kekurangan kebenaran Allah. Kalau hanya bersandar penginjil untuk berkhotbah, untuk menyuplai, sangat terbatas. Hari ini yang kita perlukan adalah semua orang saleh mengucapkan firman Allah. Kalau kita semua berbicara dengan demikian, akhirnya firman Allah pasti bertumbuh, berkembang biak, dan kuat.

Pokok Doa:
Ya Allah, Engkaulah bagian kekalku, warisanku yang sejati. Tidak ada yang dapat dibandingkan dengan diri-Mu. Bapa, berilah aku satu kedambaan: hanya rindu diri-Mu dan hadir-Mu. Di dunia ini aku tidak ada harapan yang lain, Engkaulah harapanku selama-lamanya.

No comments: