Hitstat

21 February 2007

Kejadian Volume 12 - Minggu 1 Kamis

Perkataan Yakub tentang Simeon dan Lewi
Kejadian 49:5-6
“Simeon dan Lewi bersaudara; senjata mereka ialah alat kekerasan. Janganlah kiranya jiwaku turut dalam permupakatan mereka, janganlah kiranya rohku bersatu dengan perkumpulan mereka,...”

Simeon dan Lewi tidak menerima pemberkatan Yakub karena kekejaman mereka (Kej. 34:25-30). Kekejaman mereka dalam membunuh dan merampas kota Sikhem begitu menakutkan Yakub, sehingga ia tak dapat memberi mereka pemberkatan apapun. Pelampiasan amarah Simeon dan Lewi telah membuat mereka kehilangan berkat. Tidak hanya demikian, Yakub pun tidak menghendaki mereka tinggal bersama. Sebaliknya, Yakub menghakimi mereka dengan menyerakkan mereka di antara umat Israel agar mereka tidak bisa lagi berbuat kejam menurut amarah mereka yang mengerikan (Kej. 49:7).
Dalam kitab Ulangan, nama Simeon dihapuskan dari pemberkatan Musa. Menurut hukum Allah yang adil, Simeon tidak memiliki kedudukan untuk diberkati. Dihapuskan dari rekaman Allah bukanlah perkara yang sepele atau tak berarti. Simeon terlampau alamiah, tidak pernah mau mengekang amarahnya. Walaupun kita memiliki temperamen, tetapi kita tidak boleh melampiaskannya dengan sembarangan. Simeon kehilangan berkat karena pelampiasan amarahnya yang tidak terkendali. Akibatnya, keturunannya kemudian diserakkan di tengah-tengah bani Yehuda (Yos. 19:1, 9).
Setelah beroleh anugerah, perbuatan dan sikap seseorang seharusnya mengalami perubahan yang sangat besar. Di dalamnya termasuk amarahnya atau mudah marahnya, harus berubah juga. Ada orang sudah percaya Tuhan Yesus, bahkan sudah percaya beberapa tahun, tetapi sifat mudah marahnya masih tetap seperti sebelum ia percaya Tuhan Yesus. Ini sangat disayangkan dan sangat tidak memuliakan Tuhan. Kita harus segera membereskan sifat mudah marah kita. Kalau tidak, sulit sekali bagi Allah untuk memberkati kita.

Ekspresi Kehidupan Orang Kristen
Yoh. 15:12; Mat. 5:5; 21:5; 11:29; Luk. 9:23; 1 Kor. 13:7;1 Tes. 5:16; Flp. 4:7

Kehidupan orang Kristen memiliki beberapa ekspresi yang khas. Mereka yang telah percaya Tuhan Yesus seharusnya mempunyai beberapa ekspresi yang khas berikut ini. Dalam Yohanes 15:12 Tuhan berpesan kepada murid-murid-Nya, “Supaya kamu saling mengasihi.” Ekspresi kehidupan orang Kristen adalah kasih. Kita harus mengasihi orang. Kita harus mengasihi saudara, juga mengasihi semua orang. Di samping itu, ada ayat Alkitab yang juga diucapkan oleh Tuhan sendiri, “Berbahagialah orang yang lemah lembut” (Mat. 5:5) Sikap orang Kristen adalah lemah lembut, bukan keras. Kita harus belajar bersikap lemah lembut. “Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai betina, dan seekor keledai beban yang muda” (Mat. 21:5). Sikap Tuhan adalah lemah lembut, Dia dengan lemah lembut mengendarai seekor keledai.
Lukas 9:23 mengatakan, “Setiap orang yang mau mengikut Aku harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” Kehidupan orang Kristen adalah menyangkal diri sendiri, tidak berbicara bagi diri sendiri, tidak merebut untuk diri sendiri, tidak membangun dirinya sendiri, melainkan menyangkal atau mengorbankan diri sendiri. Surat 1 Korintus 13:7 mengatakan, “Sabar menanggung segala sesuatu.” Kehidupan orang Kristen tidak seharusnya suka gusar melainkan sabar menanggung segala sesuatu. Surat 1 Tesalonika 5:16 mengatakan, “Bersukacitalah senantiasa.” Kehidupan orang Kristen seharusnya bersukacita senantiasa, tidak seharusnya membiarkan perkara apa pun mengganggu sukacitanya atau memadamkan sukacitanya.
Filipi 4:7 mengatakan, “Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” Orang Kristen tidak seharusnya membiarkan perkara apa saja mengganggu damai sejahteranya, sehingga ia kehilangan damai sejahtera. Anak-anak Allah harus mempertahankan damai sejahtera mereka. Matius 11:29 juga sangat penting. Itulah firman Tuhan sendiri. Kata-Nya, “Aku lemah lembut dan rendah hati.” Orang Kristen seharusnya rendah hati. Sikap orang Kristen bukan berada di tempat yang tinggi, melainkan sering menaruh diri di tempat yang rendah, sering merendahkan diri.
Kasih, lemah lembut, menyangkal diri, sabar, sukacita, damai sejahtera, rendah hati, dan lain sebagainya yang dibicarakan di atas, semuanya adalah ekspresi normal dari kehidupan orang Kristen. Mudah meluapkan amarah tidaklah sesuai dengan ekspresi-ekspresi ini. Di mana ada kasih, di sana tidak ada amarah. Di tempat kasih berada, tidak ada amarah. Sebab itu, setiap anak Allah harus belajar tidak marah, tidak sembarangan meluapkan amarah.

Penerapan:
Walaupun kita memilki banyak alasan untuk marah, namun marah dapat membuat kita jatuh dalam dosa. Agar kita tidak cepat marah, marilah kita membiarkan damai sejahtera Allah memelihara dan menjaga hati dan pikiran kita. Untuk itu kita perlu menjaga persekutuan kita dengan Allah lewat doa, sebagai penyelaras dan peredam emosi kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, tambahkanlah diri-Mu ke dalam diriku sebagi damai sejahtera dan kesabaranku. Biarlah segala perkara dan peristiwa yang terjadi pada diriku tidak membuat aku kehilangan damai sejahtera dan kesabaranku. Tuhan Yesus, aku perlu diri-Mu.

No comments: