Hitstat

13 February 2007

Kejadian Volume 11 - Minggu 4 Rabu

Yakub Memberkati Efraim dan Manasye
Kejadian 48:9
“Jawab Yusuf kepada ayahnya: ‘Inilah anak-anakku yang telah diberikan Allah kepadaku di sini.’ Maka kata Yakub: ‘Dekatkanlah mereka kepadaku, supaya kuberkati mereka.’”

Berkat adalah luapan dari kelimpahan hayat, luapan dari hayat Allah melalui seseorang yang telah matang. Kalau ingin memberkati orang lain, kita haruslah terisi hayat ilahi hingga penuh, barulah berkat bisa meluap kepada mereka. Karena Yakub memiliki luapan hayat ini, maka ia dapat memberkati Firaun dan kedua putra Yusuf (Kej. 48:8-20). Abraham meninggal tanpa memberkati anak-anaknya. Ishak memberkati dalam kebutaan, tidak mengenal siapa yang ia berkati. Tetapi ketika Yakub memberkati kedua cucu-cucunya, Efraim dan Manasye, ia sangat jelas, tegas, dan terang.
Meskipun mata jasmani Yakub kurang terang, namun rohnya jelas dan tegas (Kej. 48:10). Yusuf membawa kedua putranya kepada Yakub, dan ditempatkannya Manasye, putra sulungnya di sebelah tangan kanan Yakub, sedang Efraim di sebelah tangan kiri Yakub. Yusuf menyangka Yakub akan menumpangkan tangan kanannya ke atas kepala Manasye dan tangan kirinya ke atas kepala Efraim. Tetapi sebagai orang yang amat terang di batin akan apa yang bakal diperbuatnya, Yakub menyilangkan tangannya yang kanan ke atas kepala Efraim. Yusuf merasa kurang senang dengan keadaan ini, lalu katanya, “Janganlah demikian, ayahku, sebab inilah yang sulung, letakkanlah tangan kananmu ke atas kepalanya” (Kej. 48:18). Yakub menolak sambil membalas, “Aku tahu, anakku, aku tahu.” Yakub telah mengarahkan tangannya dengan sengaja dan penuh kesadaran. Lain dengan Ishak ayahnya; Yakub tidak mengerjakan sesuatu secara membuta. Yakub matang dan bersatu dengan Allah dalam hayat, sehingga ia mempunyai roh yang cerah. Dalam rohnya, Yakub menyadari betul bahwa Allah menghendaki Efraim berada di atas Manasye.

Pengalaman Subyektif Yakub terhadap Allah
Kej. 48:15-16

Kejadian 48:15-16 mengatakan, “Sesudah itu diberkatinyalah Yusuf, katanya: “Nenekku dan ayahku, Abraham dan Ishak, telah hidup di hadapan Allah; Allah itu, sebagai Allah yang telah menjadi gembalaku selama hidupku sampai sekarang, dan sebagai Malaikat yang telah melepaskan aku dari segala bahaya, Dialah kiranya yang memberkati orang-orang muda ini, sehingga namaku serta nama nenek dan bapaku, Abraham dan Ishak, termasyhur oleh karena mereka dan sehingga mereka bertambah-tambah menjadi jumlah yang besar di bumi.” Yakub benar-benar puas dan penuh perhentian di depan Allah. Dari pengalamannya yang bertahun-tahun, ia telah mengenal bahwa nasibnya terletak di tangan Allah, bukan tergantung jerih lelahnya. Sewaktu Yakub hendak memberkati kedua putra Yusuf, ia mengatakan bahwa Allah itulah yang menggembalakan sepanjang hidupnya (Kej. 48:15-16).
Kata-kata Yakub dalam Kejadian 48:15-16 merupakan referensi tentang Allah Tritunggal. Di sini kita nampak Allah Trintunggal di dalam pengalaman Yakub, bukan di dalam doktrin. Dalam ayat-ayat ini Yakub berkata, “Nenekku dan ayahku, Abraham dan Ishak, telah hidup di hadapan Allah; Allah itu, sebagai Allah yang telah menjadi gembalaku selama hidupku sampai sekarang, dan sebagai Malaikat yang telah melepaskan aku dari segala bahaya, Dialah kiranya yang memberkati orang-orang muda ini.” Di sini kita melihat tiga kali sebutan Allah: Allah yang di hadirat-Nya Abraham dan Ishak menempuh hidupnya, Allah yang menggembalakan Yakub seumur hidupnya dan Malaikat yang telah menebusnya dari segala bahaya dan kejahatan. Allah yang di hadirat-Nya Abraham dan Ishak berjalan itu mengacu kepada Allah Bapa; Allah yang menggembalakan Yakub sepanjang hidupnya itu mengacu kepada Allah Roh; dan Malaikat yang menebusnya dari segala bahaya dan kejahatan itu mengacu kepada Allah Putra. Inilah Allah Tritunggal dalam pengalaman Yakub.
Pengalaman Yakub yang subyektif akan rawatan dan penggembalaan Allah atas dirinya, digambarkan dengan syair kidung berikut:

1. Allah itu Gembalaku, Dia merawat, Dia beri berkat;
Dia milikku, ku milik-Nya; ada Dia tak kekurangan!
2. Dia bawa ke padang rumput, agar ku kenyang selalu;
Di tepi air yang sejuk, mesra, nikmat bersekutu.
3. Dalam gelap, penuh kuatir, bagaimana ku ‘kan maju?
Tongkat-Mulah yang memimpin, dan sertaku s’panjang jalan.
4. Kasih ajaib, manis sungguh, penuhi seumur hidupku.
Karena kasih-Mu tak ubah, biarlah pujianku bertambah.

Penerapan:
Kita bisa memberkati orang lain dengan berkat Injil. Memberitakan Injil membuat manusia berbalik dari kuasa gelap kepada terang, dari Iblis kepada Allah, dan menerima berkat Roh itu (Gal. 3:14), serta berkat hidup yang kekal (Yoh. 5:24). Marilah kita belajar memberkati orang dosa dengan mengabarkan Injil kepada mereka.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, Engkaulah gembala yang baik, gembala yang selalu menyediakan semua keperluanku. Tuntunlah aku ke jalan yang benar, tinggal bersama dalam satu kawanan domba, menikmati suplai-Mu yang kaya di dalam gereja.

No comments: