Hitstat

04 July 2010

Kisah Para Rasul Volume 9 - Minggu 1 Senin

Fitnah Orang Yahudi
Kisah Para Rasul 25:7
Sesudah Paulus tiba di situ, semua orang Yahudi yang datang dari Yerusalem berdiri mengelilinginya dan mereka mengemukakan banyak tuduhan berat terhadap dia yang tidak dapat mereka buktikan.

Ayat Bacaan: 1 Ptr. 2:1; Why. 2:9; Mat. 12:34; Ef. 4:31; Kol. 3:8

Mengucapkan kata-kata fitnah adalah ekspresi dari kejahatan yang ada di dalam hati kita (1 Ptr. 2:1). Jika dalam hati kita penuh keja-hatan, maka ekspresi yang terakhir yang keluar dari mulut kita adalah fitnah. Mengucapkan fitnah kepada orang lain itu dosa yang sangat serius dan harus dipertanggungjawabkan pada hari penghakiman (Mat. 12:36).
Kita harus nampak, ada perkara, ada dosa yang dengan suatu cara bisa diganti rugi; tetapi juga ada perkara, ada dosa yang tidak bisa diganti rugi. Perkataan yang sia-sia, perkataan yang menyalahi orang, fitnah, tidak bisa Anda hapuskan dengan mengganti rugi. Anda bisa saja telah minta maaf kepadanya, juga telah menarik kembali perkataan Anda itu, tetapi perkataan yang telah keluar itu tidak mungkin bisa terhapus bersih. Barang-barang yang kita curi dari orang lain bisa kita kembalikan, tetapi perkataan sia-sia yang melukai orang lain tidak bisa kita tarik kembali. Dosa ini akan terbentang di hadapan Allah. Karena itu Tuhan berkata, “Menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum” (Mat. 12:37).
Di dalam Matius 12:34, Tuhan berkata, “Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati.” Jika hati kita dipenuhi kejahatan, maka mulut kita akan mengucapkan yang jahat. Hati mengandung apa, mulut cepat atau lambat akan mengucapkan satu atau dua patah kata. Untuk itu, kita harus mulai membereskannya dari hati kita. Kalau hati kita tidak benar, mulut kita selamanya tidak bisa dibereskan. Karena hati kita dipenuhi dengan berbagai hal, maka mulut kita mempunyai sesuatu untuk dikatakan. Sebab itu, janganlah kita berkata, “Aku berkata demikian itu tidak berasal dari hatiku,” atau dengan kata lain, “Mulutku memang berkata begitu, tetapi hatiku tidak.” Dari perkataan Tuhan Yesus kita mengetahui bahwa hal demikian tidaklah mungkin. Kalau ada perkataan jahat berarti ada hati yang jahat; karena hati Anda jahat maka barulah mulut Anda bisa berkata jahat. Jadi, jika kita mau membereskan perkataan kita yang sia-sia, terlebih dulu kita harus membereskan hati kita. Kita harus membuang semua perkara yang jahat dari hati kita sehingga kita dapat mengucapkan perkataan baik yang membangun (Ef. 4:29, 31; Kol. 3:8).

Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. (Kol. 3:8)

No comments: