Hitstat

13 July 2010

Kisah Para Rasul Volume 9 - Minggu 2 Rabu

Membuka Mata untuk Berbalik kepada Allah
Kisah Para Rasul 26:18
Untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan.

Ayat Bacaan: Yoh. 1:4-5,9; Kis. 8:30,35; Luk. 24:32, 45

Yohanes 9 menyinggung tentang Tuhan Yesus bertemu dengan seorang yang sejak lahirnya sudah buta. Orang yang buta sejak lahir adalah orang yang tidak pernah melihat terang, bagi dia semuanya gelap. Semua orang di dunia ini, tidak peduli seseorang itu pandai, memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi dan bermoral baik, sejak lahir adalah orang-orang yang buta, tidak mengenal Allah dan tidak bisa memahami perkara-perkara Allah. Karena itu, agar dapat mengenal Allah, setiap orang memiliki satu ke-perluan khusus, yaitu, mata batiniahnya perlu dicelikkan. Dalam perkara rohani, tidak ada satu hal yang lebih penting daripada terceliknya mata rohani.
Bagaimana mata yang buta bisa tercelik? Buta setara dengan gelap. Hanya terang yang bisa mengalahkan gelap dan Tuhan Yesus adalah terang yang sejati itu (Yoh. 1:4), yang masuk ke dalam manusia dan menerangi batin manusia, terang ini “bercahaya dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak dapat menguasainya” (Yoh. 1:5). Itulah sebabnya, Iblis, ilah dunia ini, terus membutakan manusia supaya ia tidak percaya Injil, tetap tinggal dalam kebutaan dan kegelapan (2 Kor. 4:4). Allah telah memberikan satu amanat kepada Paulus untuk membuka mata setiap orang dan memalingkan mereka dari kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah (Kis. 26:18).
Firman Injil adalah terang, dan Roh Kudus bekerja berdasarkan firman yang adalah terang itu. Dalam mengabarkan Injil, kita harus berjerih lelah dalam firman Tuhan, berdoa dengan tuntas, dan tidak dapat hanya bersandar perkara yang di luar. Kalau kita hanya mementingkan menggerakkan emosi orang namun tanpa firman injil yang kuat, pemberitaan injil kita tidak akan menjadi terang yang bersinar. George Whitefield pernah membicarakan api neraka, memberitakan begitu rupa, sampai pendengarnya ada yang memeluk tiang, sambil berkata, “Aku takut masuk ke dalam lautan api.” Kalau kita mengatakan ada Allah, kita harus bisa menanamkan pengenalan kita dan kesan ada Allah ini ke dalam orang. Kalau kita membicarakan hakiki dosa, kita harus dapat menyatakan perasaan dosa, supaya mata mereka terbuka, mengenal dosa, menyesali diri dan berpaling kepada Allah (Kis. 8:30, 35; Luk. 24:32, 45).

Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal. (1 Yoh. 1:2)

No comments: