Hitstat

15 July 2010

Kisah Para Rasul Volume 9 - Minggu 2 Jumat

Taat kepada Penglihatan dari Sorga
Kisah Para Rasul 26:19
Sebab itu, ya Raja Agripa, kepada penglihatan yang dari surga itu tidak pernah aku tidak taat.

Ayat Bacaan: Kis. 26:19; Ef. 3:3-5; 1:17-18; Gal. 5:16

Pemakaian kata “penglihatan” oleh Paulus dalam Kisah Para Rasul 26:19 menunjukkan bahwa Paulus bukan taat kepada doktrin, teori, tata cara agama, atau teologi apa pun. Tetapi Paulus taat kepada visi surgawi, yaitu penglihatan tentang bagaimana perkara-perkara ilahi Allah Tritunggal disalurkan ke dalam orang yang telah dipilih, ditebus, dan diubah oleh-Nya. Wahyu adalah penyingkiran selubung, penyingkapan hal-hal yang tersembunyi; penglihatan adalah pemandangan, suasana yang terlihat setelah penyingkapan selubung. Banyak hal tentang ekonomi dan administrasi Allah dalam alam semesta yang tersembunyi. Di pihak Tuhan, Tuhan mewahyukan, menyingkapkan hal-hal tersembunyi ini kepada rasul; di pihak rasul, ia menerima penglihatan-penglihatan akan hal-hal tersembunyi ini. Semua pemberitaan Paulus dalam Kisah Para Rasul dan tulisan dalam keempat belas surat-surat kirimannya adalah penjelasan rinci dari visi surgawi yang dilihatnya.
Hari ini, kita memang tidak pernah menerima visi surgawi tentang Kristus dan gereja secara langsung seperti yang dialami oleh Paulus, tetapi kita dapat menerima visi surgawi secara tidak langsung di dalam roh kita melalui membaca dan mendoakan perkataan ministri Paulus (Ef. 3:3-5; 1:17-18). Setelah itu yang diperlukan adalah ketaatan dan kesetiaan kepada visi yang surgawi yang telah kita lihat. Hanya ketaatan ini yang dapat dihargai di mata Allah.
Untuk taat kepada visi surgawi ini, kita harus menyangkal diri sendiri, tidak hidup berdasarkan diri sendiri. Hanya hidup di dalam roh, baru ada kemungkinan taat. “Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging” (Gal. 5:16). Kita harus memulai dengan menaati perasaan yang paling lembut, begitu ada perasaan, wajiblah menaatinya. Ada seorang saudari yang pesat sekali kemajuannya dalam memahami kehendak Allah, mengatakan dengan sangat sederhana namun tegas, “Perhatikan larangan dalam batin.” Allah bisa membuat kita merasakan suara Roh Kudus yang lembut sehingga di dalam batin kita ada suatu daya tekan yang mantap namun lembut. Kita perlu berdoa mohon belas kasih Tuhan untuk menjaga kita taat dengan mutlak pada visi surgawi ini sampai pada akhirnya.

Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.” (Kis. 5:29)

No comments: