Hitstat

05 July 2010

Kisah Para Rasul Volume 9 - Minggu 1 Selasa

Paulus Membela Diri
Kisah Para Rasul 25:8
Sebaliknya Paulus membela diri, katanya, “Aku sedikit pun tidak bersalah, baik terhadap hukum Taurat orang Yahudi maupun tehadap Bait Allah atau terhadap Kaisar.”

Ayat Bacaan: Kis. 20:24; 21:13; 25:6-8; 26:1-29; 27:1-28:31; Flp. 3:6-8

Dalam empat pasal yang terakhir dari kitab Kisah Para Rasul (Kis. 25-28), Paulus membela diri dua kali. Pertama, ia membela diri di hadapan Festus (Kis. 25:6-8), dan kemudian di hadapan Agripa (Kis. 26:1-29). Kemudian setelah pembelaannya di hadapan Agripa, Paulus me-ngadakan perjalanan yang keempat (Kis. 27:1-28:31). Jika kita melihat sikap Paulus yang demikian, mungkin di dalam benak kita akan bertanya, “Mengapa seorang rasul seperti Paulus harus membela diri? Mengapa sikapnya berkebalikan dengan sikap Tuhan Yesus ketika diadili?” Untuk memahami sikap Paulus yang demikian, kita perlu mengenal siapakah Paulus.
Paulus yang dahulu bernama Saulus adalah seorang Ibrani asli, dari suku Benyamin. Dia adalah seorang Farisi yang sangat kuat dalam pemeliharaan Hukum Taurat. Sebelum mengenal Tuhan, dia adalah seorang penganiaya jemaat (Flp. 3:6). Namun ketika ia dalam perjalanan ke Damsyik, dia bertemu dengan Tuhan. Sejak saat itu, dia yang dahulu adalah penganiaya jemaat berubah menjadi seorang pengikut Kristus yang setia. Sejak saat itu dia me-nganggap semua yang dahulu merupakan keuntungan baginya, sekarang dia anggap rugi karena pengenal akan Kristus Yesus. Bahkan dia menganggap semuanya adalah sampah supaya dia bisa memperoleh Kristus (Flp. 3:7-8).
Paulus bahkan rela dan siap mengorbankan nyawanya bagi Tuhan (Kis. 20:24; 21:13). Lalu mengapa ia harus membela diri? Alasan utamanya adalah supaya ia bisa menyelamatkan nyawanya dari para penganiayanya, dan supaya ia dapat merampungkan perjalanan ministrinya. Paulus membela diri bukan karena ia takut menderita. Juga bukan karena dia mengasihani dirinya sendiri. Paulus membela diri, karena dia peduli terhadap pekerjaan Tuhan. Saudara saudari, apakah kita memiliki sikap seperti Paulus? Ataukah kita sering membela diri karena kita merasa dirugikan, bukan karena gereja dirugikan? Marilah kita belajar meneladani rasul Paulus. Marilah kita persembahkan waktu pribadi, kesenangan, hobi, tenaga, dan harta kita hanya untuk gereja. Setiap minggu, marilah kita meluangkan sedikitnya dua jam untuk keluar merawat kaum beriman yang lemah, ataupun untuk keluar memberitakan Injil.

Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku... (Kis. 20:24)

No comments: