Hitstat

02 May 2012

Galatia - Minggu 3 Rabu

Pembacaan Alkitab: Gal. 1:15-24 Dalam ayat 17 Paulus berkata bahwa Ia "berangkat ke tanah Arab." Sukar ditelusuri, kota mana yang dituju Paulus di tanah Arab dan beberapa lama ia tinggal di sana setelah pertobatannya. Namun, tempat yang dikunjunginya pasti jauh dari orang Kristen lain, dan masa tinggalnya di sana pasti cukup lama. Tujuan Paulus menyinggung menetapnya dia di tanah Arab adalah untuk mempersaksikan bahwa ia tidak menerima Injil dari manusia. Di tanah Arab ia pasti telah menerima wahyu mengenai Injil secara langsung dari Tuhan. Melalui pergi ke tanah Arab, Paulus pergi ke sebuah tempat yang terpisah dari kebudayaan Yahudi maupun dari pengaruh-pengaruh kekristenan. Menurut pengertian yang tradisional, Paulus tinggal di tanah Arab selama tiga tahun. Sebenarnya kita tidak tahu berapa lama ia tinggal di sana. Kita hanya mengetahui ia dalam kurun waktu tertentu telah memisahkan diri dari agama Yahudi dan pengaruh kekristenan. Selama ia tinggal di tanah Arab, mungkin ia membandingkan pengalamannya dengan Perjanjian Lama, yang ia ketahui dengan baik melalui pengajaran Gamaliel. Saya percaya, di tanah Arab, ia memiliki waktu yang tenang dan jernih untuk memeriksa pengalamannya dengan kitab-kitab Perjanjian Lama. Sudah tentu, ia juga menggunakan banyak waktu untuk berdoa. Di sini kita nampak prinsip lain yang patut kita ikuti. Setelah kita memiliki sejumlah pengalaman yang langsung terhadap Tuhan, kita perlu memisahkan diri dari setiap jenis pengaruh agama untuk memeriksa pengalaman-pengalaman kita dengan Alkitab dalam keadaan tenang dan jernih. Hal ini sangat membantu kita. Saya percaya ketika Paulus membanding-bandingkan pengalamannya dengan Alkitab, banyak terang dan wahyu yang diperolehnya. Walaupun Paulus tidak berunding dengan daging dan darah, pada waktu tertentu ia pergi ke Yerusalem. Berunding dengan darah dan daging memang salah. Akan tetapi, mengisolir diri kita dari anggota-anggota Tubuh Kristus lainnya juga keliru. Setelah menerima wahyu, pada waktu yang tepat kita perlu berkontak dengan anggota-anggota Tubuh Tuhan yang mengenal Tuhan lebih awal daripada kita. Persekutuan semacam ini sangat kita perlukan. Dalam ayat 21 Paulus melanjutkan, "Kemudian aku pergi ke daerah-daerah Siria dan Kilikia." Tanah Arab, Siria, dan Kilikia semuanya adalah daerah orang kafir. Dengan menyebutkan pengalamannya ke semua tempat itu, Paulus bersaksi bahwa wahyu yang ia terima mengenai Injil bukan berasal dari manusia mana pun atau orang Kristen mana pun, yang pada saat itu kebanyakan terdapat di Yudea (ayat 22). Saya percaya bahwa di daerah-daerah Siria dan Kilikia itu Paulus telah menggunakan lebih banyak waktu untuk berdoa dan merenungkan kitab suci. Boleh jadi di sana ia juga menerima wahyu lebih lanjut. Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 5