Hitstat

16 May 2012

Galatia - Minggu 5 Rabu

Pembacaan Alkitab: Rm. 7:6 Dalam 2:19 Paulus berkata, "Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk (terhadap) hukum Taurat, supaya aku hidup untuk (terhadap) Allah." Hukum Taurat menuntut kita, orang dosa, untuk mati, dan menurut tuntutan tersebut Kristus mati bagi kita dan mati bersama kita. Melalui hukum Taurat kita telah mati dalam Kristus dan bersama Kristus. Karena itu, kewajiban di bawah hukum Taurat, yaitu hubungan dengan hukum Taurat, telah berakhir. Hidup terhadap Allah berarti bertanggung jawab kepada Allah dalam hayat ilahi. Dalam kematian Kristus kita telah putus hubungan dengan hukum Taurat, dan dalam kebangkitan-Nya kita bertanggung jawab kepada Allah dalam hayat kebangkitan. Kita telah mati terhadap hukum Taurat sehingga kita dapat hidup terhadap Allah. Selama kita masih berpegang kepada hukum Taurat jenis apa pun, entah itu hukum Taurat Musa atau hukum buatan kita sendiri, kita tidak dapat hidup terhadap Allah. Namun, ketika kita dikerat dari hukum Taurat melalui kesatuan yang organik dengan Kristus, dengan spontan kita hidup terhadap Allah. Mati terhadap hukum Taurat berarti kita telah dibebaskan dari hukum Taurat yang mengekang kita. Roma 7:6 mengatakan, "Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita." Setelah dibebaskan dari kewajiban hukum Taurat, kita sekarang hidup dalam kebaruan hayat (Rm. 6:4). Akan tetapi, hidup di dalam kebaruan hayat tergantung pada pemotongan yang kita alami dalam kesatuan yang organik dengan Kristus. Semakin sering kita mengalami pemotongan, kita akan semakin hidup terhadap Allah dan hidup dalam kebaruan hayat. Karena kita telah mati terhadap hukum Taurat, kita tidak lagi berkewajiban memelihara hukum Taurat melalui berusaha keras di dalam daging (3:3). Bila kita mempunyai satu hukum buatan kita sendiri, kita selalu akan berusaha keras untuk memeliharanya dengan kekuatan daging, tidak dengan Roh. Hidup terhadap Allah berarti berkewajiban terhadap Allah dalam hayat ilahi, bertanggung jawab terhadap Allah dalam hayat kebangkitan. Dalam kesatuan yang organik dengan Kristus, kita mengalami hayat kebangkitan. Dalam hayat kebangkitan ini kita dengan spontan terkait oleh Allah dan berkewajiban kepada-Nya. Hal ini juga tergantung pada kesatuan yang organik itu. Karena kita telah disalibkan bersama Kristus, yang hidup bukan lagi kita, melainkan Kristus hidup di dalam kita. Kita tidak lagi hidup di dalam manusia lama, manusia alamiah. Sebaliknya, Kristuslah yang hidup di dalam kita. Kemudian dalam kebangkitan, kita akan hidup dalam iman Anak Allah. Hidup di dalam iman Anak Allah berarti hidup di dalam kesatuan yang organik dengan Anak Allah yang datang melalui kepercayaan kita terhadap-Nya. Kita hidup terhadap Allah bersama Kristus (Rm.6:8, 10) dari melalui Roh itu (Gal.5:16, 25). Inilah kenikmatan atas Allah Tritunggal yang telah melalui proses dalam pengalaman kita. Pengalaman ini tergantung pada apresiasi kita terhadap kemanisan dan kemustikaan Tuhan Yesus. Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 9