Hitstat

17 May 2012

Galatia - Minggu 5 Kamis

Pembacaan Alkitab: Gal. 2:19-20 Galatia 2:20 adalah satu ayat yang terkenal. Dalam ayat ini ada salah satu butir dasar dari ekonomi Perjanjian Baru Allah: Bukan lagi aku, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Menurut ekonomi Allah, kita tidak seharusnya hidup lagi; sebaliknya Kristuslah yang harus hidup, di dalam kita. Inilah aspek dasar dari kebenaran Injil. Namun, kebanyakan orang Kristen tidak memiliki pengertian yang wajar dan memadai tentang apa yang dimaksud bukan lagi aku, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Galatia 2:20 bukanlah membicarakan suatu hayat yang diganti. Di sini Paulus berkata, "Bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku." Kemudian ia meneruskan, "Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dari Anak Allah" (Tl.). Di satu pihak Paulus berkata, "Bukan lagi aku yang hidup," di pihak lain ia berkata, "Aku hidup." Jika Anda merenungkan ayat ini secara keseluruhan, Anda akan nampak tidak ada pemikiran tentang suatu hayat yang diganti. Yang ditampilkan di sini bukanlah suatu penggantian, sebaliknya merupakan suatu rahasia yang dalam dan misteri. Kita sudah menunjukkan bahwa dalam ayat ini, di satu pihak Paulus berkata, "bukan lagi aku", di pihak lain, "Aku hidup". Bagaimana kita dapat menyerasikan kedua frase ini? Sekali lagi saya ingin menunjukkan bahwa ini bukanlah suatu hayat yang diganti. Cara menafsirkan Alkitab dengan tepat haruslah dengan Alkitab itu sendiri. Ini berarti kita perlu membaca ayat-ayat lain bila kita ingin mengerti ayat ini. Roma 6:6 menerangkan bahwa manusia lama kita telah disalibkan bersama Kristus. Ayat ini membantu kita mengetahui bahwa "aku" yang telah disalibkan bersama Kristus ini adalah "aku" lama, manusia lama. Selaku manusia yang telah dilahirkan kembali, kita mempunyai "aku" lama dan "aku" baru. "Aku" lama telah diakhiri, tetapi "aku" baru hidup. Dalam Galatia 2:20 kita melihat adanya "aku" lama dan "aku" baru. "Aku" lama telah disalibkan bersama Kristus, yakni telah diakhiri. Karena itu, Paulus dapat berkata, "Bukan lagi aku." Akan tetapi "aku" baru tetap hidup. Karena alasan ini maka Paulus bisa berkata, "Aku hidup." Sekarang kita harus maju melihat perbedaan antara "aku" lama dan "aku" baru. Karena kita sangat mengenal Galatia 2:20, mungkin kita mengira ayat ini memang semestinya demikian, dan mengira kita telah memahaminya. Namun apa perbedaan antara "aku" lama dan "aku" baru? Menurut pengertian alamiah, mungkin ada sebagian orang berkata bahwa "aku" lama itu buruk dan jahat, sedang "aku" baru itu baik. Konsepsi seperti ini harus ditolak. Di dalam "aku" lama tidak ada sesuatu yang dari Allah, sedangkan "aku" baru telah menerima hayat ilahi. "Aku" lama telah menjadi "aku" baru, sebab Allah sang hayat telah ditambahkan kepadanya. "Aku" yang telah diakhiri adalah "aku" yang tanpa sifat ilahi. "Aku" yang masih hidup adalah "aku" yang ke dalamnya telah ditambahkan Allah. Di sini terdapat suatu perbedaan yang sangat besar. "Aku" lama, "aku" yang tanpa Allah, telah diakhiri, tetapi "aku" baru tetap hidup; "aku" yang muncul ketika "aku" lama dibangkitkan dan ditambahkan dengan Allah ke dalamnya. Di satu aspek Paulus telah diakhiri, tetapi di aspek lain Paulus yang telah dibangkitkan dan bersatu dengan Allah sebagai hayatnya tetap hidup. Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 10