Hitstat

01 May 2012

Galatia - Minggu 3 Selasa

Pembacaan Alkitab: Gal. 1:15-24 Dalam 1:15-16 Paulus berkata bahwa Allah berkenan mewahyukan Anak-Nya (Putra-Nya) di dalam dirinya. Putra Allah telah diungkapkan kepada Paulus dan diperlihatkan kepadanya. Ini berarti ia telah menerima suatu visi dari Persona hidup Putra Allah itu. Karena Paulus merupakan suatu contoh bagi semua orang beriman dan Putra Allah telah diwahyukan di dalam dirinya, kita pun seharusnya memiliki Kristus terwahyu di dalam kita. Bila Putra Allah terwahyu di dalam kita, maka ada sesuatu yang ilahi bertambah di dalam kita. Panggilan dan pemilihan tidak membuat sesuatu bertambah di dalam kita, tetapi pewahyuan Putra Allah di dalam kita itulah yang membuat sifat ilahi tertambah ke dalam sifat insani kita. Allah itu sendiri ditambahkan ke dalam diri kita untuk menjadi hayat kita. Siapa saja yang memiliki Putra memiliki hayat (1 Yoh. 5:12). Jadi, memiliki Putra Allah yang diwahyukan di dalam kita berarti memiliki Allah yang ditambahkan di dalam kita sebagai hayat kita. Setelah Putra Allah diwahyukan dalam Paulus, ia "tidak berunding dengan daging dan darah" (ayat 16 Tl.). Ini berarti ia tidak berunding dengan manusia yang tersusun dari darah dan daging. Ini menguatkan fakta bahwa Paulus bukan menerima Injil dari manusia (1:12). Setelah kita percaya Tuhan Yesus, banyak di antara kita yang segera berunding dengan orang lain. Jika kita mengenang pengalaman kita, kita akan menyadari bahwa hal tersebut banyak yang tidak berguna. Begitu saya beroleh selamat, saya segera berpaling kepada banyak orang untuk minta bantuan. Namun, orang-orang itu hanya membuat saya kecewa dan dingin. Mungkin ada beberapa di antara kalian yang pernah bercakap-cakap dengan pengkhotbah atau pendeta tertentu, namun kalian dikecewakan melalui mengontak mereka. Paulus mengawali ayat 17 dengan kata-kata yang demikian: "Juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku." Kita semua telah melakukan kekeliruan dalam hal ini. Kita pergi ke suatu tempat yang kita anggap Yerusalem hari ini untuk berunding dengan pemimpin tertentu. Pergi ke "Yerusalem" menemui mereka yang telah menjadi rasul sebelum kita adalah perkara yang berasal dari tradisi dan agama. Hal ini sebenarnya berarti berunding dengan daging dan darah. Mungkin ada beberapa pemimpin akan merasa prihatin kalau-kalau perkataan ini akan menyebabkan kaum saleh tidak mencari persekutuan yang wajar. Selain itu, mungkin mereka mengira hal ini bisa merusak kepemimpinan. Tetapi jika semua orang saleh terlatih untuk tidak berunding dengan daging dan darah, bukankah hal itu sangat indah? Alangkah baiknya jika kita semua membawa diri kita serta kebutuhan kita dan masalah kita langsung kepada Tuhan! Jika kita ingin menjadi rasul-rasul hari ini, haruslah kita mengikuti teladan Paulus; yakni tidak pergi ke Yerusalem untuk berunding dengan orang lain. Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 5